Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Kerapuhan Manusia adalah Kekuatan melawan Tirani dalam Kisah Odysseus
31 Oktober 2024 6:21 WIB
·
waktu baca 6 menitTulisan dari Risang Tunggul Manik tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Bagaimanakah Homer dalam karyanya mempersiapkan seorang manusia bernama Odysseus untuk menghadapi tirani para dewa Yunani yang menghalanginya pulang ke negerinya?
ADVERTISEMENT
Siapakah Homer? Karyanya berjudul The Illiad dan The Odyssey dianggap tonggak kesusateraan Barat. Beberapa menyebutkan bahwa Homer berusia panjang, hidup dalam kemiskinan dan mengembara dari satu negeri ke negeri yang lain. Ia bisa bertahan hidup dengan membacakan puisi-puisinya di setiap daerah yang ia singgahi. Setelah kematiannya, Homer mendapat penghargaan yang luar biasa dari dunia. Lima puluh kota mengklaim bahwa mereka merupakan kota kelahirannya, namun beberapa kalangan menganggap pulau Chi’os sebagai negeri kelahiran Homer.
Illiad dan Odyssey telah menjadi kisah yang digemari selama berabad-abad dan diterjemahkan dalam puluhan bahasa di dunia. Diperkirakan Homer menggubahnya kira-kira tahun 700 SM. Kisah tentang ekspedisi bangsa Yunani ke Timur dan nasib malang sebagian besar pemimpin ekspedisi itu telah menyebar di Yunani dari generasi ke generasi dalam bentuk sajak selama ratusan tahun sebelum Homer menggubahnya menjadi sebuah tulisan seperti novel yang sekarang kita baca. Homer ternyata tidak hanya sekedar menggabungkan sajak-sajak tersebut, namun ia memilih, mengatur dan menambahkan dan menyempurnakannya. Di situlah letak kejeniusan beliau sehingga menjadi karya yang penuh inspirasi hingga sekarang.
ADVERTISEMENT
Artikel kali ini akan berfokus pada karya The Odyssey, tokohnya adalah Odysseus yang berjuang pulang bersama pasukannya usai memenangkan Perang Troya. Tokoh-tokoh pahlawan Yunani seperti Agamemnon dan Nestor tiba dengan selamat ke negerinya tanpa halangan berarti, sementara Menelaus tersasar ke Mesir. Dibanding yang lain, Odysseus yang paling berat cobaan dan rintangannya. Apa penyebabnya? Saat penaklukan kota Troy, mereka secara brutal merusak kuil-kuil dewa hingga membumihanguskan kota. Kemarahan itulah diwujudkan para dewa dengan mempersulit kepulangan para tokoh tersebut ke negerinya.
Dalam mitologi Yunani, dewa dewi Yunani digambarkan memiliki fisik layaknya manusia namun lebih indah, gagah, cantik, tampan dan memiliki kekuatan adi kodrati yaitu kekuatan yang paling tinggi dibanding makhluk lainnya. Pusat kekuasaan para dewa di Gunung Olimpus dengan pemimpinnya yaitu Dewa Zeus. Ada banyak para dewa Yunani, mereka layaknya manusia juga menikah, punya anak, berselingkuh, cemburu atau jahat, berkeadilan dan bijaksana.
ADVERTISEMENT
Di kalangan rakyat Yunani, sering dikisahkan para dewa melakukan tindakan tirani kepada manusia dengan semena-mena jika dewa tersebut marah. Layaknya orang yang bersalah, bahkan hukuman para dewa dapat diberikan seketika itu juga. Posisi inilah yang menyebabkan manusia sangat rapuh dari segi kekuatan jika dibandingkan dengan dewa pada mitologi Yunani. Selain para dewa, sering mitologi Yunani mengisahkan cerita manusia setengah dewa. Mereka seperti Hercules, Perseus, Theseus, Achilles yang memiliki kekuatan layaknya dewa namun mereka hidup di tengah-tengah manusia, bedanya mereka mengalami kematian dan tidak abadi layaknya dewa.
Lalu apa keunggulan Odysseus yang hanya seorang manusia belaka dibandingkan para dewa atau manusia setengah dewa? Keunikan inilah yang menempatkan kisah kepulangan Odysseus ke negerinya menjadi sangat menarik untuk disimak.
ADVERTISEMENT
Rintangan dan cobaan menandai perbedaan keunggulan manusia yang satu dengan yang lain. Homer mengisahkan karakter Odysseus bisa jadi sebagai manusia yang paling ideal dan menjadi dambaan orang Yunani di masa itu. Kita yang membaca kisahnya pasti langsung bersimpati terhadap perjuangannya. Berikut karakter yang diatributkan oleh Homer kepada Odysseus untuk menghadapi kehendak dewa yang memusuhinya yaitu:
1. Memiliki kecerdasan melebihi para dewa
Dikisahkan Athena sebagai dewi kecerdasan sangat kagum dengannya saat bertemu di Ithaca, negeri kampung halaman Odysseus yang berhasil melalui banyak rintangan. Athena berujar,”Kau memang manusia cerdas! Bahkan seorang dewa pun tidak dapat menandingimu…. kita berdua sama-sama cerdas. Kau suri tauladan bagi manusia dalam hal menyusun rencana dan mendongeng, dan aku (Athena) diakui oleh para dewa karena kecerdasanku”.
ADVERTISEMENT
Kecerdasan Odysseus diantaranya dialah yang mengusulkan pembuatan kuda Troya saat perang dengan berpura-pura mengirim hadiah sehingga mampu masuk ke benteng kota Troya dan meraih kemenangan.
Kecerdasan berikutnya adalah saat ia lolos bersama prajuritnya dari raksasa bermata satu yaitu Cyclop. Cyclop ditipu oleh Odysseus dengan memberinya anggur hingga mabuk, saat itulah mereka berhasil membutakan mata Cyclop. Akhirnya saat pagi berhasil keluar dari gua karena selain Cyclop buta. Domba yang keluar dari gua berjumlah banyak dan belaian Cyclop hanya di bulu bagian atas domba. Sedangkan Odysseus bersama prajuritnya bersembunyi di bagian bawah yaitu di bagian perut domba.
2. Memiliki pembawaan yang membuat semua orang kagum
Pembawaannya baik fisik maupun sikapnya dikagumi banyak orang baik dewa maupun manusia. Beberapa kali Odysseus digambarkan fisiknya seperti dewa. Salah satunya ucapan Nausicaa yaitu seorang putri dari Bangsa Phaiachian yang menolong Odysseus saat itu. Dia bilang kepada pelayannya saat melihat Odysseus, “dengarkanlah aku, para dewa yang mendiami Olimpus mengirim orang asing ini ke negeri kita. Ketika pertama melihatnya, kupikir ia adalah makhluk yang jelek, namun sekarang ia seperti dewa yang menguasai alam semesta. Semoga aku mendapat suami sepertinya. Semoga ia mau menetap di negeri ini”.
ADVERTISEMENT
Sikap Odysseus juga dipuji oleh temannya Menelaus saat bercerita kepada anak Odysseus yaitu Telemachos, ia berucap, “aku belum pernah melihat orang yang punya kesabaran dan keberanian seperti Odysseus”.
3. Memiliki kesetiaan yang tinggi dan keteguhan hati
Tidak hanya manusia, Odysseus juga dikagumi oleh para dewi yaitu bernama Calypso, seorang putri cantik dari dewa Atlas. Bahkan dewi tersebut mencintainya dan memohon kepada Odysseus untuk menjadi suaminya. Dikisahkan Odysseus terperangkap di pulau Ogygia bersama Calypso selama 7 tahun, namun ia tetap menolak menikahi dewi tersebut. Hal ini menjadi bukti kesetiaannya kepada keluarganya yaitu istrinya Penelopeia dan putranya Telemachos.
Selain itu keteguhan hati Odysseus begitu luar biasa, saat semua prajuritnya memakan ternak Helios yaitu dewa matahari yang seharusnya dilarang karena mengundang kemarahan dewa. Odysseus benar-benar teguh untuk tidak melanggar aturan tersebut. Oleh sebab itulah, saat hukuman badai dan petir dari Zeus menyerang kapal dan menenggelamkannya, hanya Odysseuslah yang selamat dan berhasil kembali ke Ithaca bertemu istri dan anaknya.
ADVERTISEMENT
Kesimpulan
Odysseus menunjukkan bahwa manusia pasti rapuh jika berhadapan dengan para dewa. Namun dalam karyanya, Homer menunjukkan bahwa kerapuhan manusia itulah yang menjadi kekuatan melawan tirani para dewa. Kekuatan yang bagaimanakah? Yaitu kekuatan yang tidak berhadapan langsung dengan dewa dari segi pertarungan secara fisik.
Odysseus melawan tirani tersebut dengan pendekatan yang lain. Dalam dirinya, ia melatih kecerdasan dan kepemimpinan yang pada akhirnya bisa melebihi kecerdasan dan kepemimpinan dewa. Odysseus juga dikenal sebagai orang yang taat kepada dewa Zeus dan Athena sehingga ia mendapat perlindungan dari dewa tersebut. Sedangkan Poseidon adalah dewa yang membenci Odysseus karena anaknya Cyclop dibutakan oleh Odysseus, selain itu ada juga dewa Helios karena memakan hewan ternaknya walaupun Odysseus sendiri tidak memakannya.
ADVERTISEMENT
Odysseus juga memiliki penampilan yang baik dari segi fisik maupun karakter. Petualangannya di berbagai negeri membuat banyak orang kagum dan membantunya dari segala kesulitan.
Akhirnya kekaguman kita tujukan kepada Homer yang mampu merangkai berbagai sajak cerita rakyat Yunani menjadi sebuah novel penuh nilai-nilai bagi penerus selanjutnya. Kiranya Homer tidak mendokumentasikan kisah mitologi The Odyssey dalam bentuk buku. Apakah kita bisa menikmati kisah yang luar biasa ini hingga sekarang? Hingga karya ini mampu bertahan hampir 3000 tahun lalu dari sekarang. Sungguh luar biasa.
SUMBER RUJUKAN
Homer (penerjemah oleh Rahmatullah dari sumber berbahasa Inggris). 2007. The Odyssey of Homer. Jakarta: Oncor Semesta Ilmu