Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Pendidikan Karakter Bagi Siswa Sekolah Dasar
12 November 2020 6:15 WIB
Tulisan dari Rischa Oktariana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pendidikan karakter adalah suatu sistem penamaan nilai-nilai karakter yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan yang Maha Esa, diri sendiri, sesama lingkungan, maupun kebangsaan. Pengembangan karakter bangsa dapat dilakukan melalui perkembangan karakter bangsa dapat dilakukan melalui perkembangan karakter individu seseorang. Akan tetapi, karena manusia hidup dalam lingkungan sosial dan budaya tertentu, maka perkembangan karakter individu seseorang hanya dapat dilakukan dalam lingkungan sosial dan budaya yang bersangkutan. Artinya, perkembangan budaya dan karakter dapat dilakukan dalam suatu proses pendidikan yang tidak melepaskan peserta didik dari lingkungan sosial, budaya masyarakat, dan budaya bangsa. Lingkungan sosial dan budaya bangsa adalah pancasila, jadi pendidikan budaya dan karakter adalah mengembangkan nilai-nilai pancasila pada diri peserta didik melalui pendidikan hati, otak, dan fisik.
ADVERTISEMENT
Pendidikan Karakter merupakan aspek penting dalam mengembangkan ranah afektif, khususnya bagi anak usia Sekolah Dasar. Muatan pendidikan karakter diterapkan dalam pembelajaran di Sekolah Dasar berdasarkan materi dari standar isi kurikulum. Pendidikan Karakter penting untuk ditanamkan pada anak usia Sekolah Dasar karena untuk membentuk pribadi siswa agar memiliki nilai-nilai luhur bangsa dan dapat menjadi warga negara yang baik. Pendidikan karakter memiliki misi penting dalam menciptakan siswa yang tidak hanya pandai secara kognitif, namun juga berbudi pekerti yang luhur. Guru dapat mengembangkan materi berbasis kearifan lokal dengan berbagai kegiatan pembelajaran yang menarik yang diharapkan dapat mengembangkan karakter siswa seperti karakter kerja sama, toleransi, dan sikap peduli. Siswa sepatutnya memiliki sikap yang arif dan bijak dalam memandang kearifan.
ADVERTISEMENT
Pendidikan karakter pada dasarnya adalah suatu proses pendidikan yang bertujuan untuk membangun karakter dari anak didik. Seperti yang kita ketahui bahwa pendidikan dilakukan tidak hanya untuk memberikan anak ilmu pengetahuan tetapi juga untuk menanamkan dan mensosialisasikan nilai-nilai dan norma-norma yang ada dalam masyarakat agar ia bisa tumbuh dengan memahami nilai dan norma tersebut. Ini bisa membaur dalam kehidupan bermasyarakat di kemudian hari maka dari itu perlu adanya sesuatu yang membuat anak tidak sekedar memahami nilai dan norma secara tekstual tetapi juga dalam praktek di kehidupannya ia dapat mengamalkan apa yang ia peroleh dari pendidikan tersebut dan untuk itu pendidikan karakter dibutuhkan untuk membangun citra diri pada anak. 2 Karakter manusia telah melekat pada kepribadian seseorang dan ditunjukkan dalam perilaku kehidupannya sehari-hari. Sejak lahir, manusia telah memiliki potensi karakter yang ditunjukkan oleh kemampuan kognitif dan sifat-sifat bawaannya. Karakter bawaan akan berkembang jika mendapat sentuhan pengalaman belajar dari lingkungannya. Keluarga merupakan lingkungan belajar pertama yang diperoleh anak dan akan menjadi fondasi yang kuat untuk membentuk karakter setelah dewasa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sekitar 50% variabilitas kecerdasan orang dewasa sudah terjadi ketika anak berusia empat tahun.
ADVERTISEMENT
Peningkatan 30% berikutnya terjadi pada usia delapan tahun, dan 20% sisanya pada pertengahan atau akhir dasawarsa kedua Perkembangan kecerdasan diiringi oleh perkembangan mental kepribadian lainnya sampai usia remaja. Setelah dewasa, kecerdasan maupun perilaku kepribadian sudah relatif stabil, oleh sebab itu jika ingin membentuk kecerdasan dan karakter, waktu yang paling tepat adalah pada saat usia anak-anak sampai dengan remaja Pendidikan karakter telah lama menjadi perhatian pemerintah. Dalam Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 1 (satu) antara lain disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Selain di dalam Undang-undang, karakter positif juga banyak ditulis dalam visi dan misi lembaga pendidikan. Pada umumnya, lembaga pendidikan menyusun visi yang tidak hanya bermuatan untuk menjadikan lulusannya cerdas tetapi juga berakhlak mulia. Pendidikan karakter menjadi isu strategis dalam konteks pendidikan di Indonesia, hal ini berkaitan dengan krisis moral yang terjadi belakangan ini. Di mana, hampir semua kasus yang terjadi berkaitan dengan dekadensi moral ditengarai akibat kegagalan pendidikan karakter yang diberikan oleh lembaga-lembaga pendidikan. Kasus-kasus yang beskala nasional misalnya banyak dipicu oleh kurang dalamnya proses internalisasi pendidikan akhlak yang diberikan di sekolah dan di lingkungan keluarga. Bagaimana pendidikan karakter dalam perspektif Islam khususnya untuk siswa SD? Pembentukan karakter siswa SD harus dilakukan secara bersama-sama oleh semua pihak. Pembentukan karakter dapat dilakukan dengan menggunakan keteladanan. Keteladanan berawal dari suatu peniruan antar manusia. Keteladanan dalam dunia pendidikan sering melekat pada seorang guru sebagai pendidik. Akhir-akhir ini, salah satu isu penting pendidikan yang sering dikaji dari berbagai sudut pandang adalah pembentukan karakter pada anak. Karakter merupakan wadah dari berbagai karakteristik psikologis yang membimbing anak untuk dapat menyesuaikan diri dengan variasi lingkungan yang dihadapi. Dengan kata lain karakter akan "memimpin" diri untuk mengerjakan sesuatu yang benar dan tidak mengerjakan sesuatu yang tidak benar Karakter inilah menjadi penentu apakah anak mampu atau tidak menyesuaikan diri dengan keanekaragaman situasi yang dihadapinya. Hal ini terlihat dalam cara berperilaku anak yang merupakan akumulasi dari berbagai pembentukan aspek diri yang baik. Bila dilihat dari sudut pandang Psikologi Perkembangan, tentu saja karakter yang terbentuk bukanlah sesuatu yang tiba-tiba ada. Namun merupakan hasil dari proses perjalanan hidup anak yang terbentuk dari kematangan biologis maupun perkembangan psikologisnya. Kematangan mengacu pada perubahan-perubahan yang terjadi secara alamiah dan spontan, sementara itu, perubahan yang terkait perkembangan psikologis terkait dengan pengalaman belajar yang didapatkan dari lingkungan sekitarnya.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, satu hal yang perlu diperhatikan adalah bagaimana proses pendidikan dan pengasuhan yang didapatkan anak, sehingga membentuk pengalaman belajar yang bermakna bagi dirinya. 4. Karakter siswa SD bisa dibangun melalui berbagai macam cara dalam pembelajaran matematika yaitu dengan melatih siswa konsisten dalam berpikir, konsisten dalam memakai istilah, konsisten dalam perhitungan, konsisten dalam mengetrapkan kesepakatan-kesepakatan. Cara lain juga dapat dilakukan dengan melatih siswa disiplin dalam menggunakan waktu, toleransi dengan menghormati pendapat orang lain dalam pembelajaran. Peristiwa-peristiwa tersebut dapat terjadi dalam interaksi siswa dengan siswa maupun siswa dengan guru baik secara diskusi kelas, maupun diskusi kelompok. Hal ini juga sesuai dengan karakter matematika yang. melatih siswa untuk berpikir kritis dan logis.
ADVERTISEMENT