Konten dari Pengguna

Kisah Cinta yang Memberikan Luka

Riska isnaeni
mahasiswi dari Universitas Amikom Purwokerto program studi Ilmu Komunikasi
7 Januari 2025 11:59 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Riska isnaeni tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Antara Sakit atau Lebih Sakit

Hati. Foto: Freepict.com
zoom-in-whitePerbesar
Hati. Foto: Freepict.com
ADVERTISEMENT
Kisah Inara dan Afan telah bersama selama delapan tahun. Kisah mereka dimulai dari bangku menengah pertama, saat keduanya masih sama-sama polos. Mereka saling melengkapi, berbagi mimpi, dan menghadapi dunia bersama. Semua orang iri pada kisah cinta mereka, yang tampak seperti dongeng yang tak akan pernah berakhir.
ADVERTISEMENT
Namun, waktu berlalu. Inara merasa ada yang berubah, bukan hanya dalam dirinya, tetapi juga dalam hubungan mereka. Percakapan mereka mulai terasa hambar. Kencan yang dulu penuh tawa kini hanya dihiasi keheningan yang canggung. Mereka masih saling menyayangi, tapi cinta itu tidak lagi seperti api yang berkobar, lebih seperti bara yang hampir padam.
Di tempat kerjanya, Inara bertemu dengan seorang pria baru, Adi. Awalnya, ia hanya menganggap Adi sebagai rekan kerja biasa. Namun, ada sesuatu dalam cara Adi berbicara dan memperhatikannya yang membuat hatinya berdebar, perasaan yang sudah lama tidak ia rasakan.
Inara berusaha mengabaikan perasaannya. Delapan tahun bersama Afan bukan waktu yang singkat. Mereka telah melalui banyak hal bersama, dan meninggalkan semua itu demi seseorang yang baru masuk ke hidupnya terasa seperti pengkhianatan.
ADVERTISEMENT
Ia mulai mempertanyakan segalanya, apakah ia tetap bersama Afan karena cinta, atau hanya karena kebiasaan dan rasa takut melukai hati seseorang yang telah begitu baik padanya?
Sore hari sepulang bekerja, Inara dan Afan diperjalanan pulang menuju rumah. Inara akhirnya mengumpulkan keberanian untuk berbicara.
“Afan, aku ingin kita bicara jujur,” katanya dengan suara bergetar.
Afan menatapnya, mencoba membaca ekspresi di wajah Inara. “Ada apa, na?”
“Aku... aku merasa hubungan kita tidak lagi seperti dulu,” katanya dengan mata berkaca-kaca. “Aku masih sayang kamu, tapi aku tidak yakin kalau ini cinta yang sama.”
Afan terdiam sejenak. Dalam hatinya, ia tahu Inara benar. Ia pun merasa ada jarak yang tak lagi bisa mereka jembatani.
ADVERTISEMENT
“Mungkin karena kesalahan aku yang sudah menyakiti kamu, akhirnya kamu seperti ini, aku akan memperbaiki itu semua.”
Namun sore itu, mereka memutuskan untuk mengakhiri hubungan mereka. Bukan karena kebencian, tetapi karena cinta yang mereka miliki satu sama lain terlalu besar untuk terus memaksakan sesuatu yang tak lagi sama.
Beberapa bulan kemudian, Inara dan Adi mulai membangun cerita baru bersama. Bukan berarti delapan tahun dengan Afan terlupakan, tetapi Inara akhirnya memilih kebahagiaan yang ia yakini lebih nyata saat ini.
Sementara itu, Afan pun menemukan kedamaian. Ia menyadari bahwa terkadang cinta sejati bukan tentang bertahan selamanya, melainkan tentang tahu kapan harus melepaskan.