Konten dari Pengguna

Menghadapi Tantangan Transportasi: Perlukah Adanya KRL di Surabaya?

Riska Lathifah
Mahasiswa Program studi S1 Teknologi Sains Data Fakultas Teknologi Maju dan Multidisiplin Universitas Airlangga
9 Mei 2023 17:16 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Riska Lathifah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi KRL. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi KRL. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
Surabaya sebagai salah satu kota terbesar di Indonesia, telah menghadapi tantangan dalam hal transportasi perkotaan. Kemacetan lalu lintas yang parah dan mobilitas yang semakin tinggi menuntut solusi yang efektif. Salah satu opsi yang telah diperdebatkan adalah pembangunan Kereta Rel Listrik (KRL) di Surabaya.
ADVERTISEMENT

Pertumbuhan Penduduk dan Mobilitas yang Tinggi

Surabaya terus mengalami pertumbuhan penduduk yang signifikan, yang berdampak pada peningkatan mobilitas penduduk. Kepadatan penduduk yang tinggi dan perjalanan jarak jauh antarwilayah memerlukan sistem transportasi yang andal dan efisien.
Dalam hal ini, KRL dapat menjadi solusi yang dapat mengurangi tekanan pada jalan raya dan menghubungkan berbagai bagian kota secara efektif.

Mengurangi Kemacetan dan Emisi Gas Rumah Kaca

Kemacetan lalu lintas di Surabaya menjadi salah satu masalah utama yang dihadapi penduduk setiap hari. Dengan membangun KRL, penduduk dapat beralih dari penggunaan kendaraan pribadi ke transportasi publik yang lebih efisien.
Hal ini akan membantu mengurangi kemacetan, mengurangi waktu perjalanan, serta mengurangi emisi gas rumah kaca yang berkontribusi pada perubahan iklim.
ADVERTISEMENT

Meningkatkan Keterjangkauan Transportasi Publik

Ilustrasi KRL. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
Transportasi publik yang terjangkau dan efisien sangat penting dalam memastikan aksesibilitas bagi semua lapisan masyarakat. Dengan KRL yang mencakup rute-rute penting di Surabaya akan memberikan pilihan transportasi yang lebih luas bagi penduduk.
Seperti misalnya rute kawasan perkantoran, pusat perbelanjaan, dan pusat pendidikan. Ini akan memperkuat konektivitas dan meningkatkan aksesibilitas ke berbagai pusat kegiatan ekonomi dan sosial.

Mendorong Pembangunan Berkelanjutan

Pembangunan KRL di Surabaya juga dapat menjadi langkah dalam mendukung pembangunan berkelanjutan. Dengan memprioritaskan transportasi publik yang ramah lingkungan, Surabaya dapat menjadi contoh bagi kota-kota lain dalam mengurangi penggunaan kendaraan pribadi dan mengurangi dampak lingkungan negatif.
Selain itu, pemerintah dapat melibatkan energi terbarukan dalam operasional KRL, sehingga mengurangi ketergantungan pada sumber energi fosil.
ADVERTISEMENT

Tantangan Finansial dan Infrastruktur

Kereta commuter line Foto: ANTARA FOTO/Reno Esnir
Namun, pembangunan KRL di Surabaya juga menghadapi tantangan finansial dan infrastruktur. Proyek ini memerlukan investasi besar dalam pembangunan jalur rel, stasiun-stasiun yang memadai membutuhkan investasi yang signifikan.
Selain itu, pemeliharaan dan operasional KRL juga memerlukan dana yang berkelanjutan. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis keuangan yang cermat untuk memastikan ketersediaan sumber daya yang memadai untuk membangun, mengoperasikan, dan memelihara KRL secara efisien.

Evaluasi Kebutuhan dan Manfaat Jangka Panjang

Sebelum memutuskan untuk membangun KRL di Surabaya, perlu dilakukan evaluasi yang komprehensif terkait kebutuhan dan manfaat jangka panjang. Analisis ini harus melibatkan studi kelayakan yang mencakup aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan.
Pertanyaan seperti apakah peningkatan kapasitas transportasi yang akan dihasilkan oleh KRL dapat mengimbangi investasi yang diperlukan, serta apakah terdapat alternatif lain yang lebih efektif dan efisien, harus dijawab dengan teliti.
ADVERTISEMENT

Pengembangan Sistem Transportasi Terintegrasi

Selain mempertimbangkan pembangunan KRL, penting untuk mengembangkan sistem transportasi terintegrasi yang mencakup jaringan bus, angkutan kota, sepeda, dan pejalan kaki.
Pembangunan KRL harus melibatkan perencanaan yang matang untuk integrasi dengan moda transportasi lain, termasuk aksesibilitas stasiun dan terminal, serta pengaturan transfer yang efisien antar-moda. Dengan demikian, keseluruhan sistem transportasi dapat beroperasi secara sinergis untuk memenuhi kebutuhan mobilitas penduduk.

Partisipasi Publik dan Keterlibatan Pemangku Kepentingan

Sejumlah penumpang KRL Commuter line turun dari kereta saat tiba di peron Stasiun Tanjung Priok, Jakarta, Senin (14/3/2022). Foto: M Risyal Hidayat/ANTARA FOTO
Keputusan pembangunan KRL di Surabaya harus melibatkan partisipasi publik yang luas dan keterlibatan pemangku kepentingan. Pendapat dan masukan dari masyarakat umum, komunitas lokal, organisasi lingkungan, dan kelompok pemuda harus didengar dan dipertimbangkan secara serius.
Diskusi terbuka, forum konsultasi, dan analisis dampak sosial juga harus dilakukan untuk memastikan keputusan yang akuntabel dan menghasilkan keputusan yang sejalan dengan kepentingan publik.
ADVERTISEMENT
Pembangunan KRL di Surabaya bisa jadi adalah keputusan yang perlu dipertimbangkan secara matang. Meskipun KRL dapat memberikan solusi potensial untuk mengatasi masalah transportasi, evaluasi yang komprehensif dan partisipasi publik yang memadai harus menjadi prioritas utama.
Dalam menghadapi tantangan transportasi perkotaan yang kompleks, perlu ditemukan keseimbangan yang tepat antara manfaat jangka panjang, keterjangkauan, efisiensi, dan dampak lingkungan. Dengan pendekatan yang cermat, Surabaya dapat membangun sistem transportasi yang berkelanjutan dan memberikan keuntungan bagi seluruh komunitasnya.