Mood Matters: Bagaimana Psikologi Emosional Memengaruhi Belanja Online Anda?

Riska Yogi Utami
Mahasiswi, program studi Bisnis Digital, Universitas AMIKOM Purwokerto
Konten dari Pengguna
7 Januari 2024 9:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Riska Yogi Utami tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto: https://www.pexels.com/photo/yellow-cube-on-brown-pavement-208147/
zoom-in-whitePerbesar
Foto: https://www.pexels.com/photo/yellow-cube-on-brown-pavement-208147/
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tentunya sekarang Anda sudah paham berbelanja online telah menjadi kebiasaan dan sudah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat modern saat ini. Keputusan belanja online sering kali dianggap sebagai proses yang rasional dan praktis. Namun, sebenarnya hal tersebut cenderung lebih kompleks daripada yang Anda lihat. Terdapat peran penting aspek psikologis yang kuat dalam membentuk keputusan pembelian yang selama ini terjadi di balik layar komputer atau layar ponsel Anda.
ADVERTISEMENT
Salah satu dari banyaknya aspek psikologis yang berperan dalam keputusan belanja online adalah mood atau suasana hati Anda. Mood bukan hanya sekedar respons emosional terhadap situasi tertentu, tetapi juga faktor yang dapat memengaruhi bagaimana Anda berfikir dan bertindak. Dalam konteks belanja online, mood dapat berdampak signifikan pada preferensi, keputusan, dan persepsi Anda terhadap suatu produk yang ditawarkan.

Mood Positif dan Impulsif

Foto: https://www.pexels.com/photo/photo-of-a-woman-laughing-wearing-black-top-2219118/
Anda cenderung lebih untuk membuat keputusan yang implusif saat Anda berada dalam suasana hati yang senang, bahagia, atau gembira. Hal tersebut dapat dilihat dalam bentuk pembelian spontan atau penambahan produk ke dalam keranjang belanja Anda. Platform e-commerce yang jeli dapat memanfaatkan ini dengan menawarkan diskon secara mendadak, penawaran eksklusif, atau peningkatan layanan yang memancing Anda yang sedang dalam keadaan mood postif untuk melakukan pembelian produk yang ditawarkan.
ADVERTISEMENT

Mood Negatif dan Pengaruhnya

Foto: https://www.pexels.com/photo/photo-of-a-woman-laughing-wearing-black-top-2219118/
Dan sebaliknya, mood negatif seperti stress, frustasi, atau kelelahan dapat memicu perilaku berbelanja yang berbeda. Beberapa orang mungkin saja mencari hiburan melalui belanja untuk mencari solusi guna mengatasi mood buruk mereka. Dan hal tersebut dapat dimanfaatkan untuk menarik minat beli mereka dengan menggunakan strategi pemasaran yang menargetkan konsumen yang sedang mengalami mood negatif dengan menawarkan produk atau penawaran yang diarahkan pada pemulihan emosional.

Pengaruh Warna dan Desain

Foto: https://www.pexels.com/photo/woman-at-shoe-store-318236/
Warna dan desain produk yang menarik juga dapat memainkan peran penting dalam membentuk mood Anda. Warna-warna dan desain yang sesuai dengan selera Anda dapat meningkatkan minat beli Anda terhadap produk yang ditawarkan. Hal ini harus diperhatikan dalam menawarkan produk kepada konsumen, apakah sesuai dengan selera konsumen atau sebaliknya.
ADVERTISEMENT

Testimoni dan Ulasan

Foto: https://www.pexels.com/photo/two-women-holding-paper-bags-1778412/
Pengaruh sosial juga memainkan peran penting dalam psikologi emosional belanja online Anda. Testimoni dan ulasan dari konsumen lain dapat memengaruhi mood Anda dalam berbelanja. Ulasan positif dapat meningkatkan kepercayaan diri Anda untuk membuat keputusan pembelian, sementara ulasan negatif dapat menciptakan ketidakpastian dan memengaruhi mood secara negatif.

Personalisasi Pengalaman

Foto: https://www.pexels.com/photo/woman-sitting-on-sofa-while-looking-at-phone-with-laptop-on-lap-920382/
Personalisasi pengalaman belanja online berdasarkan preferensi dan riwayat pembelian dapat menciptakan mood yang positif. Rekomendasi produk yang relevan, penawaran khusus, dan pesan personal dapat meningkatkan mood Anda dan mendorong Anda untuk melanjutkan proses pembelian produk yang ditawarkan.
Foto: https://www.pexels.com/photo/happy-woman-shopping-online-at-home-3769747/
Dengan Anda memahami bagaimana psikologi emosional memainkan peran dalam keputusan belanja online. Jika Anda sebagai pelaku industri e-commerce, Anda dapat mengoptimalkan strategi pemasaran untuk menciptakan pengalaman yang lebih memuaskan dan meningkatkan tingkat kepuasan konsumen Anda. Dengan demikian, berbelanja online tidak hanya menjadi suatu transaksi, tetapi juga sebagai perjalanan emosional yang dapat meningkatkan kesejahteraan psikologi konsumen Anda.
ADVERTISEMENT
Rizkia Yogi Utami, mahasiswi Bisnis Digital, Universitas AMIKOM Purwokerto.