Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Mengenal Seragam Softgun Militer Indonesia yang Sukses Mendunia
1 April 2017 12:27 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
Tulisan dari Riska Yu tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ini nih seragam militer buatan indonesia yang sukses dan mendunia- Dalam hal militer, sepertinya Indonesia sudah mendunia. Tak hanya dari kekuatan militernya saja, dunia juga mengakui seragam militer yang dibuat oleh orang Indonesia, yaitu seragam militer buatan indonesia yang sukses dan mendunia buatan Arie Setya Yudha.
Arie Setya Yudha mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Gadjah Mada (UGM) ini awalnya suka bermain air softgun. Namun, modal besar untuk menekuni permainan taktis militer ini membuat Arie harus putar otak. Darisinilah seragam militer buatan indonesia yang sukses dan mendunia. Dia mendapat ide untuk membuat seragam militer. Berbekal modal uang Rp280 ribu, Arie berbelanja bahan baku dan membayar penjahit untuk merealisasikan desainnya.
ADVERTISEMENT
Arie memasarkan produk seragamnya di bawah bendera PT. Molay Satrya Indonesia. Perusahaan ini dia dirikan ketika menempuh studi di semester tiga. Mengusung merek Molay, Arie menangani order pengadaan, desain dan pembuatan perlengkapan taktis terutama seragam taktis.
Di dalam negeri, salah satu klien Arie adalah Kepolisian Republik Indonesia (Polri). Salah satu detasemen Gegana Brimob Polri memakai desain seragam taktis buatan Arie. Selain Gegana, anggota batalyon Intai Amfibi Marinir TNI AL juga mengenakan Molay.
Bermula dari usaha minimalis yang dijalani sendirian, bisnis Arie kini beromset sekira Rp180 juta per bulan. Saat ini, Arie sudah memiliki 10 staf dan tujuh karyawan bagian produksi. Variasi produknya pun beragam, yakni seragam, rompi, topi dan tas. Hebatnya lagi, Molay diakui di mancanegara seperti Amerika Serikat (AS), Kanada, Austria, Vietnam, Jerman, Italia dan Arab. Arie menyebut, mereka baru bisa memproduksi sekira 200 stel seragam setiap bulan. Namun, pesanan yang masuk jauh lebih banyak, yaitu lebih dari 500 stel.
ADVERTISEMENT
Dalam menjalankan bisnisnya, Arie sangat terbantu dengan ilmu komunikasi yang dia pelajari. Arie juga memanfaatkan internet untuk mencari bahan hingga promosi. Mahasiswa angkatan 2008 ini berencana akan mengembangkan Molay jika sudah lulus. Dia pun telah memiliki berbagai target inovasi. Kualitas dan harga yang sangat diperhatikan oleh Arie untuk bersaing dengan produk luar.
Sumber : mamikos.com