Etika dan Komunikasi Bisnis Dalam Pandangan Islam

Riska Yuniar
"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatannya)......... (QS. Al-Baqaarah: 286)
Konten dari Pengguna
7 November 2020 12:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Riska Yuniar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Artikel Diajukan Guna Memenuhi Tugas Ulangan Tengah Semester Mata kuliah Etika dan Komunikasi Bisnis Islam Kelas R-008.
ADVERTISEMENT
Oleh : Riska Yuniar dan Iin Dwi Novita Sari
https://images.app.goo.gl/sAJus1KpzyV4bEPH8
Dunia bisnis terus mengalami perkembangan yang semakin pesat apalagi didukung oleh berbagai sistem teknologi informasi yang berkembang pesat. Kata etika berasal dari kata ethos yang dalam bahasa Yunani berarti kebiasaan. Dalam kamus Webster etika adalah the distinguishing character, sentiment, moral nature, or guiding beliefs of a person, group, or institution (karakter istimewa, sentimen, tabiat moral, atau keyakinan yang membimbing seseorang, kelompok atau institusi) (Saifullah, 2011). Di dalam era bisnis modern seperti pada saat ini, untuk menghadapi berbagai persaingan bisnis serta untuk mewujudkan persaingan yang sehat dalam bisnis, maka dikenal dengan istilah etika bisnis. Etika bisnis digunakan sebagai pengendali perilaku persaingan bisnis agar sesuai dengan norma yang ada. Suatu persaingan bisnis dapat dinilai baik, apabila memenuhi seluruh norma yang ada. Etika bisnis juga dapat dipergunakan oleh para pelaku bisnis sebagai sumber paradigma dalam menjalankan suatu bisnis yang baik (Rosyadi, 2012). Umumnya bisnis diartikan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh keuntungan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup dengan cara mengelola sumber daya ekonomi secara efektif dan efisien (Muhammad, 2009). Tentunya dengan adanya prinsip etika bisnis Islam maka suatu bisnis dapat berjalan sesuai dengan prinsip-prinsip Islam.
ADVERTISEMENT
Definisi Etika dan Komunikasi Bisnis Islam
Makna atau pengertian Etika Bisnis Islami merupakan suatu proses dan upaya untuk mengetahui hal-hal yang benar dan salah yang selanjutnya tentu melakukan hal yang benar berkenaan dengan produk, pelayanan perusahaan dengan pihak yang berkepentingan dengan tuntutan perusahaan. Bisnis dalam islam memposisikan pengertian bisnis yang pada hakikatnya merupakan usaha manusia untuk mencari keridhaan Allah swt. Bisnis tidak bertujuan jangka pendek, individual dan semata-mata keuntungan yang berdasarkan kalkulasi matematika, tetapi bertujuan jangka pendek sekaligus jangka panjang, yaitu tanggung jawab pribadi dan sosial dihadap masyarakat, Negara dan Allah swt.
Dalam bahasa Arab, komunikasi sering menggunakan istilah tawashul dan ittisal. Sebagai contoh, Dr. Halah Abdul ‘Ala al-Jamal ketika menulis tentang seni kominikasi dalam Islam beliau memberikan judul bukunya dengan Fann al-tawashul fi al-Islam (Seni Komunikasi Dalam Islam). Begitu juga Prof. Dr. Abdul Karim Bakkar ketika menulis komunikasi keluarga beliau memberikan nama buku dengan al-Tawashul al-Usari (Komunikasi Keluarga). Komunikasi Bisnis (iqtishadiyah) adalah pertukaran pendapat atau gagasan dan informasi yang memiliki tujuan tertentu yang disajikan secara personal atau inpersonal. Komunikasi Bisnis adalah suatu proses pertukaran pesan atau berita buat mencapai efektivitas dan efisiensi produk kerja pada pada struktur & sistem organisasi. Dalam kegiatan komunikasi usaha, pesan hendaknya nir hanya sekedar informatif tetapi juga haruslah Persuasif, agar pihak lain bersedia mendapat suatu paham atau keyakinan atau melakukan suatu perbuatan atau aktivitas.
ADVERTISEMENT
Pemikiran etika bisnis muncul ke permukaan, dengan landasan bahwa, Islam adalah agama yang sempurna. Ia merupakan kumpulan aturan-aturan ajaran (doktrin) dan nilai-nilai yang dapat mengantarkan manusia dalam kehidupannya menuju tujuan kebahagiaan hidup baik di dunia maupun di akhirat. Islam merupakan agama yang memberikan cara hidup terpadu mengenai aturan-aturan aspek social, budaya, ekonomi, sipil dan politik. Ia juga merupakan suatu system untuk seluruh aspek kehidupan, termasuk system spiritual maupun system prilaku ekonomi dan politik.
Dalam membicarakan etika bisnis islami adalah menyangkut “Bussines Form” dan atau “Business Person”, yang mempunyai arti yang bervariasi. Berbisnis berarti suatu usaha yang menguntungkan. Jadi etika bisnis islami adalah studi tentang seseorang atau organisasi melakukan usaha atau kontak bisnis yang saling menguntung.
ADVERTISEMENT
Nilai Dasar dan Prinsip-prinsip Etika Bisnis Islam
Etika bisnis Islam merupakan etika bisnis yang mengedepankan nilai-nilai al Qur’an.
1. Kesatuan (Tauhid/Unity)
Dalam hal ini adalah kesatuan sebagaimana terefleksikan dalam konsep tauhid yang memadukan keseluruhan aspek-aspek kehidupan muslim baik dalam bidang ekonomi, politik, sosial menjadi keseluruhan yang homogen, serta mementingkan konsep konsistensi dan keteraturan yang menyeluruh.
2. Keseimbangan (Equilibrium/Adil)
Islam sangat mengajurkan untuk berbuat adil dalam berbisnis, dan melarang berbuat curang atau berlaku dzalim. Rasulullah diutus Allah untuk membangun keadilan. Kecelakaan besar bagi orang yang berbuat curang, yaitu orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain meminta untuk dipenuhi, sementara kalau menakar atau menimbang untuk orang selalu dikurangi.
Kecurangan dalam berbisnis pertanda kehancuran bisnis tersebut, karena kunci keberhasilan bisnis adalah kepercayaan. Al-Qur’an memerintahkan kepada kaum muslimin untuk menimbang dan mengukur dengan cara yang benar dan jangan sampai melakukan kecurangan dalam bentuk pengurangan takaran dan timbangan.
ADVERTISEMENT
Dalam beraktivitas di dunia kerja dan bisnis, Islam mengharuskan untuk berbuat adil,tak terkecuali pada pihak yang tidak disukai. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Surat Al-Maidah : 8
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا كُونُوا قَوَّامِينَ للهِ شُهَدَآءَ بِالْقِسْطِ وَلاَ يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَئَانُ قَوْمٍ عَلَى أَلاَّ تَعْدِلُوا اعْدِلُوا هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَى وَاتَّقُوا اللهَ إِنَّ اللهَ خَبِيرُُ بِمَا تَعْمَلُونَ
“Hai orang-orang beriman,hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah SWT,menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-sekali kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil.Berlaku adillah karena adil lebih dekat dengan takwa”.
3. Kehendak Bebas (Free Will)
Kebebasan ialah bagian penting dalam nilai etika bisnis islam, tetapi kebebasan itu tidak merugikan kepentingan kolektif. Kepentingan individu dibuka lebar. Tidak adanya batasan pendapatan bagi seseorang mendorong manusia untuk aktif berkarya dan bekerja dengan segala potensi yang dimilikinya.
ADVERTISEMENT
4. Tanggungjawab (Responsibility)
Kebebasan tanpa batas merupakan sebuah hal yang mustahil dilakukan oleh manusia karena tidak menuntut adanya pertanggungjawaban dan akuntabilitas. untuk memenuhi tuntunan keadilan dan kesatuan, manusia perlu mempertaggungjawabkan tindakanya secara logis prinsip ini berhubungan erat dengan kehendak bebas.
5. Kebenaran: kebajikan dan kejujuran
Kebenaran dalam konteks ini selain mengandung makna kebenaran lawan dari kesalahan, mengandung pula dua unsur yaitu kebajikan dan kejujuran. Dalam konteks bisnis kebenaran dimaksudkan sebagia niat, sikap dan perilaku benar yang meliputi proses akad (transaksi) proses mencari atau memperoleh komoditas pengembangan maupun dalam proses upaya meraih atau menetapkan keuntungan.
Islam memberikan kebebasan kepada pemeluknya untuk melakukan usaha (bisnis), namun dalam Islam ada beberapa prinsip dasar yang menjadi etika normatif yang harus ditaati ketika seorang muslim akan dan sedang menjalankan usaha, diantaranya:
ADVERTISEMENT
1. Proses mencari rezeki bagi seorang muslim merupakan suatu tugas wajib.
2. Rezeki yang dicari haruslah rizki yang halal.
3. Bersikap jujur dalam menjalankan usaha.
4. Semua proses yang dilakukan dalam rangka mencari rezeki haruslah dijadikan sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
5. Bisnis yang akan dan sedang dijalankan jangan sampai menimbulkan kerusakan lingkungan hidup.
6. Persaingan dalam bisnis dijadikan sebagai sarana untuk berprestasi secara fair dan sehat (fastabikul al-khayrat).
7. Tidak boleh berpuas diri dengan apa yang sudah didapatkan.
8. Menyerahkan setiap amanah kepada ahlinya, bukan kepada sembarang orang, sekalipun keluarga sendiri.
Dalam etika bisnis Islam, tentunya setiap pelaku usaha harus memegang prinsip-prinsip-prinsip bisnis Islami. Menurut Imam Ghazali yang dikutip dalam Sofyan, ada beberapa prinsip bisnis Islami:
ADVERTISEMENT
1. Jika seseorang memerlukan sesuatu, kita harus memberikan dengan laba yang minimal. Jika perlu tanpa keuntungan.
2. Jika seseorang membeli barang dari orang miskin, harga sewajarnya dilebihkan.
3. Jika ada orang yang berhutang dan tidak mampu membayar, maka diperpanjang, tidak memberatkan dan sebaiknya dibebaskan. 4. Bagi mereka yang sudah membeli, tidak puas dan ingin mengembalikannya, maka harus diterima kembali. 5. Pengutang dianjurkan untuk membayar hutangnya lebih cepat.
6. Jika penjualan dilakukan dengan kredit, maka sebaiknya jangan memaksa pembayaran jika pembeli belum mampu.
Penerapan Etika Bisnis Islam
Hasil penelitian secara umum menunjukkan bahwa perusahaan telah menerapkan etika bisnis Islam melalui kelima aksiomanya. Penerapan etika tauhid pada perusahaan antara lain dapat dilihat dari kualitas produk, kinerja SDM, dan proses produksi yang senantiasa dijaga. Unsurunsur ke-Islaman pada perusahaan juga diutamakan, ditandai dengan kegiatan pengajian dan briefing sebelum melaksanakan kegiatan proses produksi.
ADVERTISEMENT
Penerapan etika keseimbangan pada sistem perusahaan dapat dinilai dari kualitas produksi dan distribusi yang dilakukan. Kualitas produksi dan distribusi yang baik bertujuan untuk memberikan produk terbaik bagi konsumen serta melayani kebutuhan konsumen. Konsep keadilan dalam hal ini terwujud ketika perusahaan memberikan produk yang terbaik bagi konsumen maka konsumen juga akan memberikan loyalitas terbaik bagi perusahaan. Penerapan etika kehendak bebas dapat dilihat dari kualitas bahan baku yang dipilih oleh perusahaan merupakan bahan baku berkualitas terbaik. Selain itu, perusahaan memilih untuk tidak menggunakan bahan penyedap rasa atau MSG pada semua produk olahan ikan bandengnya. Penerapan etika tanggung jawab dilakukan perusahaan dengan cara membuat sertifikasi perusahaan agar berbadan hukum.
Perusahaan yang telah tersertifikasi atau telah berbadan hukum menunjukkan bahwa perusahaan tersebut benar-benar serius mendirikan perusahaan sebagai upaya tanggung jawab kepada konsumen. Penerapan etika kebajikan (ihsan) dapat ditelusuri dari keempat etika yang telah diterapkan perusahaan di atas yang menunjukkan bahwa perusahaan telah benar-benar memberikan manfaat bagi berbagai aspek ekonomi, tidak mengecewakan, serta tidak menimbulkan mudharat bagi semua pihak terkait di sekitar lokasi.
ADVERTISEMENT
Dampak Penerapan Etika Bisnis Islam
Hasil penelitian secara umum menunjukkan bahwa penerapan etika bisnis memberi dampak terhadap kemajuan bisnis perusahaan dilihat dari enam parameter kemajuan bisnis. Penerapan etika bisnis Islam berdampak pada aspek pemasaran dalam bentuk perusahaan berhasil memasarkan produk olahan bandeng hingga ke beberapa provinsi di pulau Jawa. Aspek pemasaran tersebut meliputi bauran pemasaran yang terdiri dari 4P yaitu produk, price (harga), promosi, place (distribusi).
Produk yang berkualitas, harga yang sesuai, promosi yang baik, serta distribusi produk yang baik membuat perusahaan semakin berkembang dan mendapatkan loyalitas konsumen baik di daerah asal maupun di luar kota. Penerapan etika bisnis Islam juga berdampak pada aspek manajemen dan SDM dalam bentuk tingginya tingkat kejujuran para SDM dalam seluruh kegiatan operasional perusahaan. Selain, itu pemilik perusahaan juga menanamkan nilai kejujuran dan tanggung jawab, baik yang berhubungan dengan urusan dunia maupun dengan urusan akhirat.
ADVERTISEMENT
Penerapan etika bisnis Islam juga berdampak pada aspek hukum sebagaimana tercermin dalam kepercayaan berbagai kalangan, termasuk dukungan pemerintah daerah maupun pusat. Perusahaan berhasil terdaftar dibeberapa badan hukum sebagai standar perusahaan yang baik. Hal ini terbukti dengan adanya surat izin yang dimiliki yaitu surat Izin P-IRT (Pangan Industri Rumah Tangga) atau bisa disebut surat izin industri pangan yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan daerah Pemalang Jawa Tengah, Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), Sertifikat Halal, dan berbadan hukum setelah akta dikeluarkan oleh notaris.
Penerapan etika bisnis Islam juga berdampak pada aspek sosial berupa kontribusi yang diberikan oleh perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari beberapa pegawai yang berasal dari lingkungan perusahaan dan beberapa kelompok binaan yang didirikan oleh pemilik perusahaan. Perusahaan juga rutin menyisihkan pendapatan yang dialokasikan untuk shodaqah maupun zakat. Penerapan etika bisnis Islam juga berdampak pada aspek dampak lingkungan dalam bentuk perusahaan sama sekali tidak memberikan dampak negatif. Karena keberhasilan perusahaan dalam memanfaatkan seluruh bagian ikan bandeng sehingga dapat diolah secara maksimal. Hal tersebut menjadi upaya perusahaan dalam meminimalisir bagian bandeng yang tidak dimanfaatkan atau dibuang sehingga membuat limbah pada lingkungan.
ADVERTISEMENT
Penerapan etika bisnis Islam juga berdampak pada aspek finansial sebagaimana dapat dilihat dari kemajuan perusahaan dan prospek bisnisnya yang baik. Bahkan sebenarnya omset yang didapatkan perusahaan masih dapat dikelola lebih baik atau dikembangkan dengan sistem yang lebih baik dan profesional. Penelitian ini menunjukkan bahwa secara umum perusahaan telah menerapkan etika bisnis dan menghasilkan dampak positif bagi proses operasional. Hasil ini memang tidak sama persis dengan penelitian terdahulu mengingat objek kajian dan landasan teori yang diacu tidaklah sama. Namun demikian, dapat dikatakan bahwa penerapan etika bisnis Islam yang baik pada perusahaan ini juga ditemukan pada penelitian sebelumnya seperti penelitian Setiadi & Kasmiruddin (2014) pada industri hotel, Amalia (2012, 2014) pada pedagang pasar, Hidayat & Fasib (2015) pada industri makanan, dan Sinarta & Harjanti (2014) pada industri kosmetik.
ADVERTISEMENT
Referensi :
https://www.kompasiana.com/riyat/5908bc00f37e61f81165fd78/apa-itu-etika-bisnis-islam
Journal: Penerapan etika bisnis Islam dan dampaknya terhadap kemajuan bisnis industri rumah tangga oleh: Wahyu Mijil Sampurno