Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Mengapa TikTok Menjadi Platform Favorit Generasi Milenial dan Gen Z?
8 Oktober 2024 11:15 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Riski Dwi Putri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
TikTok, aplikasi berbagi video pendek yang berasal dari Tiongkok, sekarang menjadi salah satu platform media sosial paling populer di dunia. Sejak diluncurkan pada tahun 2016, TikTok, sebuah platform media sosial yang memungkinkan pengguna membuat, mengedit, dan membagikan video pendek, telah menjadi fenomena global. TikTok mengutamakan kreativitas spontan dan video yang singkat, membedakannya dari media sosial lainnya. TikTok memiliki banyak fitur yang menarik bagi remaja, seperti filter kreatif, suara, tantangan, dan algoritma yang canggih. Platform ini semakin populer, terutama di kalangan Gen Z, yang melihatnya sebagai cara untuk berkomunikasi dan mendapatkan perhatian dengan cepat. Dengan seiring berjalannya waktu TikTok terus berubah dan beragam, mulai dari tarian, lip-sync, hingga tutorial.
ADVERTISEMENT
Menurut Dr. Amanda Lenhart, seorang peneliti dalam perilaku digital dan sosial media di Pew Research Center, TikTok memiliki pengaruh besar pada cara orang berkomunikasi dan mengonsumsi konten. Ia mengklaim bahwa format singkat TikTok mengubah persepsi audiens tentang cara mereka mengonsumsi informasi, mengatakan bahwa " Pengguna saat ini lebih menyukai konten yang dapat diakses dengan cepat dan mudah dicerna. TikTok memenuhi kebutuhan ini dengan video pendeknya yang menghibur, menginspirasi, dan kadang-kadang edukatif,” Menurutnya, video pendek TikTok menghibur, menginspirasi, dan kadang-kadang mendidik. Ini menunjukkan bahwa TikTok bukan hanya sebuah situs hiburan; itu juga adalah alat yang kuat untuk berbagi informasi.
Popularitas yang Melonjak
TikTok sangat populer karena mudah digunakan. Dengan menggunakan ponsel pintar, siapa pun dapat dengan cepat membuat video yang menarik. Selain itu, algoritma cerdas TikTok sangat membantu menyajikan konten yang relevan bagi setiap pengguna. Dengan demikian, pengguna akan tetap betah berlama-lama di aplikasi ini.
ADVERTISEMENT
TikTok memiliki algoritma canggih yang disebut "For You Page" (FYP). Algoritma ini mengubah konten yang ditampilkan untuk setiap pengguna sesuai dengan preferensi mereka dan interaksi mereka di platform. Kevin Roose, seorang jurnalis teknologi terkemuka, mengatakan bahwa algoritma yang digunakan TikTok sangat efektif dalam menahan perhatian pengguna. Dia mengatakan, " TikTok tahu apa yang Anda sukai bahkan sebelum Anda menyadarinya, dan itulah yang membuat orang terus menggulir tanpa henti," Salah satu alasan mengapa pengguna TikTok sering menghabiskan banyak waktu tanpa terasa di situs web tersebut adalah karena ini.
Dampak pada pengguna Tiktok
Namun, di balik popularitasnya yang luar biasa, TikTok juga menghadapi masalah, terutama terkait keamanan data dan peraturan. Beberapa negara telah menyoroti kekhawatiran mereka tentang privasi pengguna, terutama terkait hubungannya dengan pemerintah Tiongkok. Jika Anda terlalu banyak menggunakan TikTok, Anda dapat menjadi kecanduan dan tidak produktif. TikTok mungkin memiliki konten yang mengandung kekerasan, pornografi, atau informasi yang menyesatkan.
ADVERTISEMENT
TikTok memiliki prospek yang sangat cerah. TikTok akan tetap menjadi platform yang menarik bagi pengguna dari berbagai kalangan dengan terus mengembangkan dan berinovasi. Namun, tantangan juga tetap ada, seperti aturan pemerintah dan persaingan dari platform lain. TikTok telah mengubah dunia media sosial. Platform ini telah memiliki dampak yang signifikan, dengan dampak positif maupun negatif. Sebagai pengguna, kita harus berhati-hati saat menggunakan TikTok dan menggunakannya sebaik mungkin. "TikTok mencerminkan kekuatan serta risiko media sosial modern: kemampuan untuk menyebarkan kreativitas dan informasi dengan cepat, namun juga tantangan dalam melindungi privasi dan keamanan pengguna," kata David Kaye, mantan pelapor khusus PBB untuk kebebasan berekspresi.