Konten dari Pengguna

Pola Hidup Vegan dalam Upaya Mencintai Lingkungan

Riski Nugroho Saputro
Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia
16 Agustus 2023 5:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Riski Nugroho Saputro tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: Fuzzy Rescue/pexels.com
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: Fuzzy Rescue/pexels.com
ADVERTISEMENT
Menjaga lingkungan merupakan kewajiban kita semua. Melestarikan lingkungan adalah salah satu Langkah kita untuk mencintai bumi, Namun apakah Langkah itu sudah tepat dalam mengatasi solusi permasalahan lingkungan? Saat ini berbagai permasalahan lingkungan mulai terasa, seperti suhu terasa panas dalam beberapa waktu kebelakang, krisis pangan, banjir dan lainnya. Berbagai cara telah diupayakan Namun, masalah tersebut berasal dari kegiatan manusia dalam memenuhi kebutuhannya.
ADVERTISEMENT
Pola hidup Vegan merupakan salah satu Upaya dalam mengatasi berbagai permasalahan lingkungan seperti pemanasan global, krisis pangan, kerusakan lingkungan dan tentu menjaga Kesehatan kita. Pola hidup dengan memanfaatkan tanaman atau pangan nabati dapat membantu mengurangi emisi gas rumah kaca yang dihasilkan dari aktivitas sektor peternakan. Gas metana yang berasal dari kentut dan kotoran sapi memiliki efek 25x lipat lebih besar dari karbondioksida (CO2) dari hasil pembakaran bahan bakar fosil. Peternakan menyumbang gas emisi rumah kaca yang cukup besar selain itu terdapat kegiatan peternakan seperti pengolahan dan distribusi turut menyumbang gas karbondioksida.
Sumber: Paul H/pexels.com
Gas metana pada tahun 2020 sektor peternakan turut menyumbang lebih 1000 ton dalam kurun waktu setahun. Meskipun, tidak berbau dan tidak berwarna gas metana sangatlah mudah terbakar. Gas metana memiliki kesamaan dengan gas karbondioksida namun tidak mudah terbakar, meskipun sama dampaknya terhadap pemanasan global namun masih dapat terserap oleh tumbuhan. Bahaya gas metana ketika lepas ke permukaan udara membentuk gas rumah kaca yang menghambat pantulan sinar matahari ke bumi sehingga terperangkap di Bumi. Gas metana dapat berubah menjadi karbondiosida dan air ketika masa hidup gas metana telah mencapai 10 tahun sehingga menjadi kualitas udara turun dan tidak hanya menimbulkan pemanasan global saja.
ADVERTISEMENT
Gas metana yang berasal dari kotoran sapi sudah dapat diminimalisir untuk dijadikan bahan energi terbarukan biogas. Proses pembuatan biogas cukup sederhana dan dapat meminimalisir kegiatan peternakan dalam pemanfaatan energi fosil, Namun hanya dapat dilakukan oleh kotoran sapi tidak untuk kentut dan sendawa yang masih menyumbang gas metana.
Sumber: Aleksey Kuprikov/pexels.com
Selain penyumbang gas metana terbesar aktivitas sektor peternakan dapat mengancam keanekaragaman hayati. Seperti, perluasan area peternakan yang terjadi di Brazil dalam kurun waktu 2000-2022 mencapai 80% dari seluruh wilayah Amazon tentu mengancam keanekaragaman flora dan fauna. Dampak negatif dari aktivitas sektor peternakan memang tak bisa dihindari, begitu banyaknya masalah yang dilakukan dari kegiatan peternakan Pola hidup Vegan merupakan salah satu solusinya. Memanfaatkan produk nabati dapat menurunkan emisi gas rumah kaca dan memberikan dampak terhadap Kesehatan bumi.
ADVERTISEMENT
Pola hidup Vegan selalu dikhawatirkan kekurangan gizi. Namun, Perlu diingat bahwa kandungan kalsium, protein, vitamin B12, vitamin D dan zat besi terdapat juga pada kandungan nabati seperti tempe, bayam dan kacang-kacangan. Tidak mengonsumsi daging bukan hanya menghindari daging Namun menggantikan saja asupan yang terdapat pada daging. Pola hidup Vegan merupakan gaya hidup sehat dengan mementingkan asupan kebutuhan nutrisi tubuh sehingga tidak hanya mengurangi resiko dari penyakit Diabetes, Hipertensi, Asam urat, dan kanker tetapi dapat membuat tubuh lebih sehat dari pada orang mengonsumsi daging.