Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
Konten dari Pengguna
Teknologi Berdampak Negatif Terhadap Generasi Muda, Benarkah Begitu?
1 Februari 2024 6:18 WIB
Tulisan dari Risky Saputra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dunia sekarang ini sedang melalui era modern dimana perkembangan teknologi menjadi pengaruh besar bagi seluruh aspek kehidupan manusia. Setiap waktunya teknologi akan terus menerus berkembang menjadi lebih canggih membuat hidup semakin lebih mudah. Di segala bidang mulai dari pendidikan, ekonomi, pekerjaan, hiburan, hingga politik, semua telah dipengaruhi oleh kemajuan teknologi. Namun, di era modern saat ini, orang-orang menjadi mudah terlena karena terus dibuai dengan kemudahan dan kepraktisan yang disediakan oleh kemajuan teknologi. Generasi muda menjadi korban utama hal ini. Dilahirkan di era globalisasi, teknologi sudah menjadi bagian dari hidup mereka sejak kecil. Kemajuan teknologi malah menyebabkan kemunduran dari generasi muda, apakah benar begitu?
Dengan dibesarkan berdampingan dengan teknologi, tentunya akan berpengaruh terhadap tumbuh kembang psikologi, sikap, dan mental mereka. Hal ini ditunjukan dengan kebanyakan dari generasi muda memiliki sikap yang individualis, lebih banyak menghabiskan waktu secara online, sehingga membuat mereka kehilangan kemampuan berbaur dengan masyarakat secara langsung. Selain itu dengan anak muda yang lebih sering mengonsumsi internet dan media sosial setiap harinya, tentu mereka akan ingin untuk terus mengikuti tren dan lebih memilih budaya asing yang mereka anggap “keren” dibandingkan budaya lokal. Hal ini tentunya membuat budaya dan tradisi yang ada di Indonesia terancam.
ADVERTISEMENT
Salah satu contohnya adalah budaya gotong royong. Gotong royong sudah menjadi ciri khas dan tradisi bangsa Indonesia sejak dulu. Namun anak muda zaman sekarang lebih memilih untuk bermain dengan media sosialnya dibandingkan dengan keluar rumah dan ikut bergotong royong di lingkungannya. Bagi generasi muda, media sosial sudah menjadi bagian dari kehidupan mereka sehari-hari. Mereka lebih mementingkan bagaimana tampilan dirinya di media sosial, ingin terus mendapatkan perhatian dan popularitas di internet. Akibat hal tersebut, tumbuhlah sikap individualisme, egois, dan lebih mementingkan diri sendiri. Contoh pengaruh lainnya yang telah disebutkan adalah internet. Internet yang menjadi penghubung dunia, menyediakan sarana pencarian informasi yang praktis, dapat dilakukan dengan cepat, dimana saja, dan kapan saja. Dengan kemajuan teknologi yang canggih ini, membuat generasi muda menjadi semakin malas. Segala informasi yang mereka inginkan bisa didapatkan hanya dengan melalui ujung jari mereka. Selain itu, kesehatan juga menjadi aspek yang terpengaruh akibat kepraktisan teknologi ini. Zaman sekarang, kita tidak perlu lagi keluar rumah untuk membeli berbagai kebutuhan, segala hal bisa kita dapatkan dari balik layar komputer di dalam kenyamanan rumah kita sendiri. Hal ini membuat kesehatan menurun akibat berkurangnya aktivitas fisik yang kita lakukan.
ADVERTISEMENT
Teknologi menyediakan kepraktisan yang sangat membantu hidup kita. Tetapi kita tetaplah harus bijak dalam menggunakannya. Jangan sampai kita terlena oleh kemudahan yang disediakan teknologi. Jadilah pengguna yang tahu akan waktu dan batas penggunaan. Prioritaskanlah interaksi sosial secara langsung daripada melalui internet/online. Jangan lupakan tradisi yang sudah ditinggalkan oleh leluhur kita. Lestarikanlah budaya tersebut agar tidak tergeser oleh perkembangan teknologi.
Teknologi kedepannya akan terus berkembang, semakin canggih dan semakin hebat dalam membantu kehidupan manusia. Tidak hanya membawa kemudahan, tetapi teknologi juga memiliki kekurangan dan dapat berdampak negatif jika tidak digunakan dengan benar. Tugas kita sebagai generasi muda adalah jangan sampai membiarkan teknologi tersebut menguasai diri kita. Kendalikanlah teknologi untuk menjadi alat yang dapat membantu hidup kita, bukan malah merusak hidup kita. Sebagai generasi penerus bangsa, kita tidak boleh membiarkan teknologi menghancurkan budaya dan tradisi di Indonesia yang sudah turun-temurun dilestarikan.
ADVERTISEMENT