Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Antara Praktis dan Ekonomis: Pilihan Warga dalam Memenuhi Kebutuhan Air Bersih
29 Oktober 2024 9:28 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Lia Risti Khotijah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Jakarta – Akses terhadap air bersih merupakan kebutuhan dasar yang seharusnya mudah didapatkan oleh setiap orang, khususnya bagi warga perkotaan. Namun, bagi sebagian warga di wilayah tertentu seperti Kamal, Jakarta Barat, ketersediaan air bersih sering kali menjadi persoalan. Tantangan ini bukan hanya soal kualitas air, tapi juga soal kepraktisan dan pertimbangan ekonomi.
ADVERTISEMENT
Banyak warga di Kamal yang menghadapi dilema antara mengandalkan air dari Perusahaan Air Minum (PAM) atau membeli air dari pedagang keliling. Pilihan ini tidak hanya tentang kualitas air, tetapi juga soal kenyamanan, kemudahan akses, dan keterjangkauan harga. Di satu sisi, air PAM lebih ekonomis. Namun, terbatasnya distribusi dan seringnya gangguan pasokan membuat banyak warga akhirnya memilih cara yang lebih praktis meskipun lebih mahal: membeli air dari pedagang keliling.
Pilihan Warga: Air PAM atau Pedagang Keliling?
Bagi sebagian besar warga, air dari pedagang keliling dianggap solusi yang lebih cepat dan praktis. "Kalau dari PAM kadang-kadang ngalirnya cuma di jam tertentu, jadi kalau sedang butuh mendesak atau saat air PAM tidak mengalir, mau tidak mau kita beli dari pedagang keliling," ujar Andi, salah seorang warga Kamal.
ADVERTISEMENT
Meskipun harga air dari pedagang keliling lebih tinggi dibandingkan air PAM, banyak warga yang rela mengeluarkan biaya lebih demi kepraktisan. Hal ini semakin terasa saat musim kemarau, ketika pasokan air PAM semakin terbatas. Ketika air PAM datang terlambat atau tidak mengalir sama sekali, warga merasa membeli air dari pedagang keliling menjadi satu-satunya pilihan yang dapat diandalkan.
Keterbatasan Distribusi Air PAM
Keterbatasan distribusi air PAM sering kali membuat warga merasa pasokan air yang mereka terima tidak bisa diandalkan. Air PAM di beberapa wilayah hanya mengalir pada jam-jam tertentu, bahkan terkadang di malam hari, sehingga menyulitkan warga yang memiliki keterbatasan waktu. Situasi ini menciptakan ketergantungan pada pedagang air keliling yang mampu menyediakan air kapan saja warga membutuhkannya.
ADVERTISEMENT
Bagi warga Kamal, ketidakpastian pasokan air PAM sering kali mengganggu rutinitas harian mereka. "Tiap hari harus nungguin air PAM datang, kadang datangnya malam. Kalau tidak sabar ya beli air ke pedagang keliling," tambah Ibu Wati, warga lainnya.
Ekonomis atau Praktis? Faktor-faktor Penentu
Ketika mempertimbangkan faktor ekonomis, membeli air dari pedagang keliling memang terlihat tidak efisien secara finansial. Namun, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa banyak warga tetap memilih cara ini demi kepraktisan dan menghemat waktu. Biaya yang dikeluarkan dianggap sepadan dengan kenyamanan yang didapat, terutama di saat air PAM tidak bisa diandalkan.
Di sisi lain, beberapa warga dengan keterbatasan ekonomi memilih untuk tetap mengandalkan air PAM, meskipun harus menunggu atau menampung air pada jam-jam tertentu. Mereka beranggapan bahwa pengeluaran untuk membeli air bisa membebani biaya hidup yang sudah tinggi di wilayah perkotaan.
ADVERTISEMENT
Menuju Solusi: Bagaimana Memenuhi Kebutuhan Air Bersih Warga?
Masalah ini menunjukkan perlunya perbaikan distribusi air bersih di kawasan perkotaan, khususnya di wilayah yang sering menghadapi keterbatasan pasokan. Pemerintah daerah dan perusahaan air minum dapat mempertimbangkan untuk meningkatkan infrastruktur distribusi dan menambah kapasitas layanan air bersih di wilayah yang membutuhkan.
Beberapa solusi lain yang bisa dipertimbangkan antara lain membangun fasilitas penampungan air di kawasan-kawasan dengan pasokan air yang terbatas. Dengan demikian, warga tidak lagi harus bergantung pada pedagang keliling dan bisa menikmati air bersih dengan biaya yang lebih terjangkau.
Dilema antara memilih cara yang praktis atau ekonomis dalam memenuhi kebutuhan air bersih mencerminkan realitas yang dihadapi oleh banyak warga di kawasan perkotaan. Meski air PAM lebih murah, keterbatasan distribusinya sering kali membuat warga memilih opsi yang lebih praktis namun lebih mahal. Untuk itu, peran pemerintah dan pengelola air sangat penting dalam memastikan akses air bersih yang lebih merata, agar setiap warga bisa mendapatkan kebutuhan dasar ini dengan lebih mudah dan terjangkau.
ADVERTISEMENT