Konten dari Pengguna

Wanita Menikah dan Perannya Memperkuat Ekonomi Keluarga

Risma Gardina
Saya adalah mahasiswa program studi ekonomi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
25 November 2024 14:49 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Risma Gardina tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi ibu rumah tangga yang tetap bekerja (https://www.pexels.com/Mufid Majnun)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ibu rumah tangga yang tetap bekerja (https://www.pexels.com/Mufid Majnun)
ADVERTISEMENT
Di tengah perubahan sosial dan ekonomi yang terus berkembang, peran wanita dalam perekonomian semakin krusial. Di Indonesia, partisipasi wanita dalam dunia kerja tidak hanya meningkatkan perekonomian nasional, tetapi juga berperan penting dalam memperkuat ekonomi keluarga. Ketika wanita tetap bekerja setelah menikah, mereka tidak hanya mendukung pendapatan rumah tangga, tetapi juga membuka jalan bagi pemberdayaan ekonomi keluarga secara lebih luas.
ADVERTISEMENT

Perubahan Peran Wanita Setelah Berkeluarga

Secara tradisional, wanita di Indonesia, terutama setelah menikah, sering kali dianggap memiliki peran utama dalam mengurus rumah tangga dan merawat anak. Namun, dengan meningkatnya pendidikan, kesadaran akan hak-hak perempuan, serta perubahan sosial, peran wanita dalam keluarga dan masyarakat juga mengalami pergeseran. Banyak wanita kini tidak hanya berperan sebagai ibu rumah tangga, tetapi juga sebagai pencari nafkah tambahan bagi keluarga.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat partisipasi angkatan kerja wanita Indonesia pada tahun 2023 mencapai lebih dari 50%. Angka ini menunjukkan bahwa semakin banyak wanita yang memilih untuk tetap berkarier meskipun telah menikah. Namun, dibalik angka tersebut, terdapat tantangan yang harus dihadapi oleh wanita yang ingin menyeimbangkan antara kehidupan keluarga dan karier profesional.
ADVERTISEMENT

Manfaat Ekonomi bagi Keluarga

Ketika seorang wanita bekerja setelah menikah, kontribusi finansialnya dapat menjadi penopang penting bagi stabilitas ekonomi keluarga. Pemasukan ganda dari suami dan istri memberikan peluang untuk hidup lebih sejahtera, mampu memenuhi kebutuhan dasar keluarga, seperti pendidikan anak, kesehatan, hingga perencanaan masa depan, seperti investasi dan tabungan.
Penelitian menunjukkan bahwa keluarga dengan dua sumber penghasilan memiliki daya tahan ekonomi yang lebih kuat, terutama saat menghadapi krisis ekonomi atau ketidakpastian finansial. Selain itu, penghasilan tambahan dari wanita yang bekerja juga berperan dalam meningkatkan kualitas hidup keluarga secara keseluruhan, termasuk dalam aspek kesehatan, pendidikan, dan kesejahteraan emosional.

Pemberdayaan Wanita dan Kemandirian Ekonomi

Wanita yang bekerja setelah menikah tidak hanya mendukung keluarganya dari segi finansial, tetapi juga mendapatkan kemandirian ekonomi pribadi. Kemandirian ini penting karena wanita yang memiliki penghasilan sendiri cenderung memiliki kebebasan lebih dalam membuat keputusan, baik untuk diri sendiri maupun keluarga. Hal ini turut berperan dalam pengambilan keputusan penting, seperti alokasi anggaran rumah tangga, investasi, dan pendidikan anak.
ADVERTISEMENT
Selain itu, pekerjaan juga memberikan akses bagi wanita untuk terus mengembangkan keterampilan, jaringan sosial, dan rasa percaya diri. Dengan berkembangnya teknologi dan ekonomi global, semakin banyak peluang bagi wanita untuk berpartisipasi dalam berbagai sektor industri, mulai dari perdagangan, teknologi, hingga kewirausahaan. Wanita yang berkontribusi dalam perekonomian juga berperan dalam memutus siklus kemiskinan, karena mereka cenderung memberikan prioritas pada pendidikan anak dan kesehatan keluarga.

Tantangan yang Dihadapi

Meski kontribusi wanita dalam pekerjaan setelah menikah membawa banyak manfaat, tantangan tetap ada. Salah satu tantangan terbesar adalah bagaimana wanita menyeimbangkan peran antara pekerjaan dan tanggung jawab rumah tangga. Beban ganda ini sering kali membuat wanita mengalami tekanan yang tinggi, yang dapat berdampak pada kesehatan mental dan produktivitas.
ADVERTISEMENT
Selain itu, stigma sosial tentang peran wanita yang ideal sebagai ibu rumah tangga masih menjadi hambatan. Banyak wanita yang harus menghadapi tekanan dari keluarga atau masyarakat yang menganggap bahwa bekerja setelah menikah berarti mengabaikan peran tradisional mereka dalam keluarga. Kondisi ini sering kali memaksa wanita untuk memilih antara karir atau keluarga, meskipun sebenarnya keduanya bisa dijalankan secara seimbang.

Dukungan yang Dibutuhkan

Untuk mendukung partisipasi wanita dalam angkatan kerja setelah menikah, perlu adanya kebijakan yang lebih inklusif dan ramah keluarga. Perusahaan dapat memberikan fleksibilitas kerja, seperti sistem kerja jarak jauh atau jam kerja yang lebih fleksibel, sehingga wanita dapat menyeimbangkan antara pekerjaan dan rumah tangga. Selain itu, layanan penitipan anak yang terjangkau dan berkualitas juga menjadi salah satu faktor penting dalam mendukung wanita yang bekerja.
ADVERTISEMENT
Pemerintah juga berperan penting dalam menyediakan regulasi yang mendukung kesetaraan gender di tempat kerja, serta perlindungan hukum bagi wanita yang berkarir, termasuk dalam hal cuti hamil dan menyusui. Dengan adanya dukungan yang tepat, wanita akan lebih mudah menjalankan perannya sebagai ibu sekaligus pekerja profesional.
Wanita yang bekerja setelah menikah tidak hanya berperan dalam pemberdayaan ekonomi keluarga, tetapi juga memberikan dampak positif bagi perekonomian nasional. Meski tantangan masih ada, dengan dukungan yang tepat dari keluarga, masyarakat, dan pemerintah, wanita dapat terus berkontribusi secara maksimal dalam dunia kerja tanpa harus meninggalkan peran penting mereka dalam keluarga. Di era modern ini, pekerjaan bagi wanita setelah menikah adalah kunci pemberdayaan ekonomi yang tidak hanya memperkuat keluarga, tetapi juga mendorong kemajuan bangsa.
ADVERTISEMENT
Risma Gardina, Mahasiswa Program Studi Ekonomi, Universitas Sanata Dharma.