Konten dari Pengguna

Gen Z: Hambatan untuk Indonesia Emas 2045?

Risma Wahyu Ananda
Mahasiswi, Universitas Airlangga
3 Juni 2024 12:01 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Risma Wahyu Ananda tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Hasil Potretan Pribadi: Banyaknya Pesaing dalam Dunia Kerja
zoom-in-whitePerbesar
Hasil Potretan Pribadi: Banyaknya Pesaing dalam Dunia Kerja
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Gen Z (kelahiran 1997 hingga 2012) atau yang biasa mendapat julukan “generasi strawberry” yaitu dengan memiliki banyak ide kreatif, namun mudah menyerah. Badan Pusat Statistik (BPS) menjelaskan bahwa di tahun 2023, tercatat sebanyak 9,9 juta penduduk Indonesia berusia 15-24 tahun atau Gen Z yang tidak bekerja atau tidak terlibat pada aktivitas produktif. Menurut visi Indonesia 2045, Indonesia memiliki visi yang sangat besar untuk menjadikan Indonesia menjadi negara maju dan lebih berdaulat atau bisa disebut Indonesia Emas 2045, yang telah menjadi perhatian semua masyarakat. Namun, terdapat adanya hambatan yang ada seperti pengangguran yang dialami oleh Gen Z atau generasi yang nantinya akan memimpin bangsa di masa yang akan datang. Tingginya angka pengangguran yang terjadi pada Gen Z tidak hanya memiliki dampak terhadap individu itu sendiri, namun juga pada masa depan bangsa Indonesia.
ADVERTISEMENT
Keterampilan & Pendidikan yang Kurang Relevan
Penyebab adanya tingkat pengangguran yang tinggi adalah karena adanya kurang persiapan Gen Z untuk memasuki dunia kerja. Pertama, karena sedikit adanya keterampilan yang relevan bagi lulusan SMA maupun SMK. Terutama pada lulusan SMA, yang hanya memiliki keterampilan dasar atau kurang mempunyai keterampilan khusus yang sesuai dengan target pasar kerja modern. Sementara, pada lulusan SMK, masih terdapat banyak jurusan-jurusan yang dinilai kurang sesuai dengan kebutuhan lowongan pekerjaan. Oleh sebab itu, Kemendikbudristek telah membuat kebijakan baru yaitu dengan mengubah kurikulum sebelumnya menjadi kurikulum merdeka yang tujuannya untuk menyesuaikan dengan kebutuhan pasar kerja.
Kurangnya Potensi Produktif
Kurang adanya potensi untuk melakukan kegiatan produktif merupakan salah satu dari dampak pengangguran Gen Z terhadap Indonesia Emas. Hal ini merupakan permasalahan yang serius karena dapat menghambat pertumbuhan ekonomi dan sosial. Pada dasarnya Gen Z merupakan generasi yang memiliki banyak potensi produktif untuk menumbuhkan ekonomi ketika diberi peluang dan adanya sumber daya yang memadai. Namun, ketika Gen Z mengalami pengangguran, tentu akan mengurangi potensi dalam diri untuk produktif. Dampak dari kurangnya potensi produktif diantaranya:
ADVERTISEMENT
Pertama, kurang adanya kontribusi terhadap ekonomi yaitu dengan adanya produktifitas dapat memberikan ide-ide yang baru untuk memberikan kontribusi pada perekonomian. Namun, ketika Gen Z menganggur hal tersebut tentu sulit untuk terwujud, hingga menyebabkan hancurnya sumber daya ekonomi.
Kedua, adanya hambatan inovasi dan kreativitas yaitu ketika Gen Z yang biasa dikenal kreatif, ketika mereka mempunyai pekerjaan tentu mereka akan menuangkan inovasi dan kreativitasnya pada pekerjaaan yang dijalani.
Ketiga, selalu mengandalkan dukungan sosial adalah dengan kondisi tidak memiliki pekerjaan tentu hal tersebut menjadi beban untuk sistem dukungan sosial. Mereka pasti memperlukan pemerintah ataupun orang terdekat untuk membantu keuangan, yang menyebabkan pengeluaran yang kurang produktif yang menyebabkan pemborosan.
Mensukseskan Visi Indonesia Emas 2045
ADVERTISEMENT
Dalam mensukseskan visi Indonesia Emas 2045, salah satu yang perlu untuk ditangani adalah pengangguran Generasi Z. Berikut beberapa strategi yang dapat diterapkan untuk mengatasi pengangguran Gen Z dengan tujuan mensukseskan visi Indonesia Emas 2045: Pertama, penguatan kurikulum yaitu dengan meningkatkan kerja sama antara sektor publik dan swasta serta lembaga akademis yang akan memungkinkan kurikulum diperbarui agar dapat lebih memenuhi tuntutan pasar tenaga kerja yang terus berubah.
Kedua, peningkatan akses dan kualitas pendidikan: Memastikan Generasi Z memiliki lebih banyak akses terhadap pendidikan berkualitas tinggi, khususnya pelatihan teknis dan kejuruan yang sejalan dengan tuntutan bisnis. Hal ini dapat dicapai dengan mendanai fasilitas pendidikan, mempersiapkan guru, dan memberikan bantuan keuangan kepada siswa yang kurang mampu.
ADVERTISEMENT
Ketiga, pengembangan kewirausahaan yaitu dengan memfasilitasi akses terhadap pembiayaan usaha, pelatihan, dan pendampingan untuk mendorong kewirausahaan di kalangan Generasi Z. Penetapan kebijakan ramah bisnis oleh pemerintah dapat membantu usaha baru dan kecil memasuki pasar baru dan mempermudah mereka masuk.
Dengan demikian, Indonesia dapat mengentaskan pengangguran/kemiskinan Generasi Z dan mempersiapkan mereka untuk memberikan kontribusi besar terhadap realisasi visi Indonesia Emas 2045 yakni menjadi negara maju, inventif, dan berdaya saing global dengan menerapkan langkah-langkah ini secara menyeluruh dan berkelanjutan.