Konten dari Pengguna

Sejarah Berdirinya Waduk Malahayu Brebes

Rismawati
Mahasiswa Jurusan Sejarah, Universitas Negeri Semarang
13 Agustus 2023 21:56 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rismawati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber foto : koleksi pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Sumber foto : koleksi pribadi
ADVERTISEMENT
Apakah teman - teman tau ada peninggalan bersejarah dari pemerintah kolonial Belanda di sebuah desa yang masih berfungsi dengan baik sampai saat ini ? Nah, Waduk Malahayu namanya, waduk ini adalah sebuah bangunan peninggalan pada saat masa kolonial yang dibangun pada tahun 1934-1937 dan waduk ini diresmikan pada tanggal 19 Mei 1938 oleh pemerintah Kolonial Belanda dengan luas 910 hektar. Pada awalnya, tempat yang sekarang menjadi waduk Malahayu tersebut merupakan sebuah wilayah daratan yang dilalui para masyarakat sekitar untuk bisa terhubung dengan desa lain yaitu desa Cipajang, Penanggapan, dan sekitarnya. Seiring dengan berkembangnya zaman, pada saat bangsa Belanda menjajah wilayah Pulau Jawa, sudah dapat dipastikan bahwa wilayah Kabupaten Brebes ikut terjajah juga oleh bangsa Belanda karena lokasinya yang mudah untuk diakses. Setelah bangsa Belanda berhasil menguasai Kabupaten Brebes, mereka mulai banyak melakukan pembangunan maupun perubahan kondisi yang ada di wilayah Kabupaten Brebes, mulai dari Brebes Utara sampai Brebes Selatan ataupun dari Brebes Barat hingga Brebes Timur.
ADVERTISEMENT
Pada awalnya wilayah waduk tersebut merupakan wilayah yang memiliki sumber mata air yang banyak dari arah selatan karena wilayah tersebut banyak dikelilingi oleh bukit – bukit disekitarnya terutama sumber mata air dari bukit Kumbang dan dihuni oleh 6 desa atau kampung. Kemudian, pemerintah kolonial pun mengunjungi wilayah tersebut dan meninjau bahwa sepertinya wilayah itu sangat cocok untuk dijadikan sebuah waduk karena memiliki sumber mata air yang banyak karena pada saat itu pemerintah kolonial di Brebes banyak menanam tanaman tebu. Sehingga, pemerintah kolonial mulai mencari cara bagaimana mengairi tanaman – tanaman tebu tersebut. Setelah ditinjau dan diteliti lebih dalam, akhirnya pemerintah kolonial mulai mensosialisasikan kepada penduduk yang ada disekitar wilayah yang akan dijadikan waduk tersebut dan para penduduk tersebut pada akhirnya pindah dan mencari tempat lain untuk ditinggali. Kemudian, setelah penduduk dari 6 perkampungan tersebut pindah pemerintah kolonial mulai membendung wilayah tersebut dan mulai membangun Waduk Malahayu itu dan para pekerja pembangun waduk tersebut ialah pribumi sendiri dan kabarnya pada saat proses pembangunan waduk Malahayu cukup banyak menelan korban jiwa yang disebabkan karena kelaparan, kecapean, dan penyakit atau wabah. Di salah satu puncak bukit sekitar Waduk Malahayu terdapat sebuah benteng yang dikenal dengan sebutan “ Benteng Dinamit” yang mana benteng tersebut pada masa pembangunan waduk digunakan oleh pemerintah kolonial untuk memantau proses pembangunan waduk dan kinerja dari para pribumi itu sendiri.
Sumber foto : dokumen pribadi
Tujuan awal dari dibuatnya atau dibangunnya Waduk Malahayu tersebut untuk dijadikan sarana irigasi perkebunan tebu milik pemerintah kolonial dan lahan pertanian lainnya melalui sungai Cikabuyutan serta Waduk Malahayu juga digunakan sebagai pengendali banjir di wilayah tersebut. Waduk Malahayu itu dapat mengairi 6 Kecamatan yang ada di daerah Brebes, diantaranya yaitu Kecamatan Banjarharjo, Kecamatan Kersana, Kecamatan Ketanggungan, Kecamatan Losari, Kecamatan Tanjung, dan Kecamatan Bulakamba. Seiring dengan berjalannya waktu, setelah Indonesia merdeka dari jajahan bangsa Belanda fungsi dari Waduk Malahayu ini tidak berubah dan masih tetap terawat hingga saat ini, hanya saja Waduk Malahayu kini tidak mengairi perkebunan tebu lagi karena sudah banyak digantikan oleh jenis lain, seperti pesawahan, perkebunan bawang, dan lain sebagainya. Akan tetapi, fungsi pemanfaatan dari Waduk Malahayu setelah masa Kemerdekaan Republik Indonesia bertambah yaitu dimanfaatkan menjadi sarana rekreasi atau objek wisata oleh pemerintah Kabupaten Brebes. Sampai saat ini banyak masyarakat di wilayah sekitar waduk yang terkena dampak positif dari hadirnya Waduk Malahayu tersebut, mulai dari memiliki cadangan air untuk irigasi saat musim kemarau melanda, mengairi perkebunan dan pertanian yang kesulitan mendapatkan air, menanam bibit ikan di dalam waduk untuk diperjual belikan, berfungsi sebagai pengendali banjir pada saat musim hujan tiba, menjadi penghubung dengan wilayah disebrang waduk dengan menggunakan perahu, menjadi objek wisata sehingga menambah pemasukan untuk dana daerah, dan menambah lapangan pekerjaan baru untuk masyarakat sekitar yaitu bisa menjadi nelayan di waduk dan pedagang di sekitar waduk.
ADVERTISEMENT