Konten dari Pengguna

Menelisik Dimensi Spiritual dalam Shalat

Risyad Azizy
Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Manajemen Dakwah
13 November 2024 14:19 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Risyad Azizy tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto: pexels.com
zoom-in-whitePerbesar
Foto: pexels.com
ADVERTISEMENT
Shalat, dalam bahasa, berarti doa atau permohonan. Sebuah permohonan kepada Allah SWT untuk keselamatan, kesejahteraan, serta kedamaian hidup di dunia maupun akhirat. Secara istilah, shalat adalah ibadah pokok dalam Islam yang dimulai dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam, sesuai dengan rukun dan syarat yang telah ditentukan.
ADVERTISEMENT
Sebagai salah satu rukun Islam yang paling utama, shalat sering dipahami hanya sebagai kewajiban ritual sehari-hari. Namun, jika dilihat lebih dalam, shalat memiliki dimensi spiritual yang sangat dalam dan beragam, yang memperkuat hubungan seorang hamba dengan Sang Pencipta. Dimensi shalat terbagi menjadi dua, yaitu dimensi lahir dan dimensi batin.
Dimensi Lahir dan Batin dalam Shalat
Dimensi lahir adalah dimensi yang tampak secara fisik dalam ibadah, yaitu bacaan dan gerakan yang dimulai dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam. Sedangkan dimensi batin berhubungan dengan kondisi hati, perasaan, dan spiritualitas yang mendalam selama shalat. Dimensi batin ini melibatkan emosi dan aspek spiritual seorang hamba. Berikut adalah komponen-komponen utama yang membentuk dimensi lahir dan batin dalam shalat:
ADVERTISEMENT
1. Bacaan Shalat
Bacaan dalam shalat merupakan serangkaian ayat-ayat yang wajib dibaca selama melaksanakan ibadah ini, sesuai dengan rukun dan syarat yang telah ditentukan. Berdasarkan kajian para ulama fiqh serta praktik shalat Rasulullah SAW, bacaan shalat terbagi menjadi dua jenis, yaitu:
a. Rukun: Bacaan yang wajib dibaca selama shalat, seperti Surah Al-Fatihah.
b. Sunnah: Bacaan yang dianjurkan dibaca setelah Al-Fatihah, seperti membaca ayat-ayat lain dari Al-Qur’an.
2. Gerakan Shalat
Gerakan dalam shalat adalah rangkaian pergerakan fisik yang harus dilakukan, mulai dari berdiri, takbiratul ihram, rukuk, i'tidal, sujud, duduk antara dua sujud, hingga duduk tasyahhud. Semua gerakan ini wajib dilakukan secara berurutan sesuai dengan syarat yang telah ditentukan.
3. Tawajuh
Tawajuh dalam shalat mengacu pada sikap menghadapkan diri sepenuhnya kepada Allah SWT. Shalat tidak hanya mengarahkan tubuh ke arah Ka'bah, tetapi juga melibatkan pikiran, emosi, dan spiritualitas. Tawajuh membantu seseorang untuk mencapai tingkat khusyuk yang lebih dalam, menjadikan shalat bukan hanya rutinitas fisik, tetapi juga pengalaman spiritual yang mempererat hubungan dengan Allah SWT. Tawajuh melibatkan fisik, pikiran, emosi, serta roh.
ADVERTISEMENT
4. Munajat
Munajat bermakna keintiman dan percakapan lembut seorang hamba dengan Tuhannya. Dalam shalat, munajat adalah bentuk komunikasi pribadi dengan Allah, di mana seorang hamba membuka hatinya dan menyampaikan permohonan serta doa dengan penuh harapan dan kerendahan hati. Munajat ini menggambarkan hubungan yang intim antara seorang hamba dan Sang Pencipta.
5. Istislam
Al-Istislam berarti berserah diri kepada Allah SWT. Dalam konteks shalat, istislam tercermin dalam penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah melalui setiap gerakan dan ucapan, seperti takbiratul ihram, rukuk, sujud, dan salam. Istislam mempererat dimensi kehambaan dan ketaatan dalam hubungan dengan Allah SWT.
6. Ikhlas
Ikhlas dalam shalat berarti melakukan ibadah semata-mata karena Allah, tanpa mengharapkan keuntungan apapun, baik yang bersifat lahiriah maupun batiniah. Keikhlasan ini menciptakan dasar untuk menjadikan shalat sebagai amalan yang murni dan tulus, yang tidak terpengaruh oleh motivasi duniawi. Ikhlas juga melibatkan aspek akidah, ibadah, dan muamalah. Keikhlasan dalam akidah merupakan fondasi utama dalam beriman kepada Allah, sedangkan dalam ibadah, keikhlasan diwujudkan dengan menjaga kesucian diri dari najis serta menjaga hati dari penyakit hati. Dalam muamalah, ikhlas tercermin dalam tata pergaulan yang baik dan penuh kasih.
ADVERTISEMENT
7. Khusyuk
Khusyuk dalam shalat adalah puncak pengalaman spiritual, di mana hati dan tubuh tunduk sepenuhnya kepada Allah. Menurut Hasby ash-Shiddieqy, khusyuk berarti mengekspresikan ketundukan dengan hati dan jasmani yang tenang. Sementara itu, Muhammad Yunus bin Abdullah as-Safar menyatakan bahwa khusyuk dapat terlihat dalam sikap tubuh yang tenang, meskipun terkadang lebih dominan dalam hati.
Khusyuk tercapai ketika seseorang melaksanakan shalat dengan tepat waktu, bacaan dan gerakan yang benar, serta pikiran yang jernih dan hati yang bening. Dengan memadukan tawajuh, munajat, istislam, ikhlas, dan khusyuk, seseorang dapat merasakan kehadiran Allah yang mendalam dalam setiap gerakan shalat.
Shalat Sebagai Perjalanan Spiritual
Shalat bukan hanya kewajiban ritual bagi umat Muslim, tetapi juga sebuah perjalanan spiritual yang membawa kedamaian, kedekatan dengan Allah, dan ketenangan jiwa. Dengan memahami dimensi lahir dan batin shalat, umat Islam dapat merasakan keberkahan yang lebih mendalam dalam kehidupan mereka. Di tengah dunia yang serba sibuk ini, shalat mengingatkan kita untuk selalu kembali kepada Allah dan mencari ketenangan melalui ibadah yang murni dan penuh kesadaran.
ADVERTISEMENT
Dengan cara ini, shalat bukan hanya menjadi kewajiban, tetapi juga menjadi penyelamat, penguat, dan penuntun hidup menuju kedamaian sejati.
Penulis: M. Risyad Azizy
Dosen Pengampu: Dr. H. Hamidullah Mahmud, L.c., M.A.