Konten dari Pengguna

Manajemen Konflik Interpersonal Di Sekolah

Rit Barangada
Mahasiswi di Universitas Halmahera
22 November 2024 14:53 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rit Barangada tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Credit:Rit Barangada
zoom-in-whitePerbesar
Credit:Rit Barangada
ADVERTISEMENT
Konflik interpersonal disekolah tentu menjadi persoalan yang sering ditemukan dan bahkan seluruh komponen yang ada memiliki peluang yang sama untuk terjadinya konflik interpersonal.
ADVERTISEMENT
Analisis tentang peluang kemungkinan terjadinya konflik interpersonal yakni melibatkan siswa dan siswa, siswa dan pihak luar, siswa dan guru, siswa dan pegawai, siswa dan kepala sekolah, guru dan orang tua, guru dan pegawai, guru dan guru, dan kepala sekolah dan guru atau pegawai.
Penyebab munculnya konflik interpersonal yaitu perasaan tersinggung,merasa diri hebat, merasa diri lebihtinggi, cemburu, perbedaan pendapat,perbedaan pemahaman, ego yang tinggi,ungkapan kata yang kasar/kotor,masalah dari dalam dibawa ke luar lingkungan sekolah, masalah dari luar dibawa ke dalam lingkungan sekolah,terlambat mengembalikan buku perpustakaan, terlambat membayar uang SPP/komite, ketidakjujuran siswa mengambil buku perpustakaan, guru mengajar siswa tidak mengerti, guru memberikan penjelasan yang tidak benar, guru tidak menguasai materi pelajaran, materi ajar tidak lengkap,siswa melanggar tata tertib sekolah,siswa lalai mengerjakan tugas, siswa tidak memiliki motivasi belajar,ketidakhadiran siswa dalam proses pembelajaran, ketidakjujuran siswa ketika ditanya oleh guru, sikap ketidaksenangan guru terhadap siswa,perbuatan siswa dilihat oleh kepala sekolah seperti telambat masuk sekolah,merusak pintu, dan mencoret tembok sekolah, bentuk sanksi yang memberatkan siswa, beban belajar yang memberatkan siswa, ketidakberhasilan siswa dalam pembelajaran, adanya perasaan tidak suka dalam pergaulan,kecemburuan mengenai besarnya honor yang diterima, keterbatasan buku perpustakaan khususnya mengenai buku pegangan siswa dan buku penunjang pembelajaran, keterlambatan membayar gaji, honor, dan tunjangan kesejahteraan,ketidakpuasan terhadap kebijakan atau keputusan kepala sekolah,ketidakberesan penyelesaian tugas di kantor, dan keterlambatan memasukan RPP, silabus, dan materi ajar kepada kepala sekolah.
ADVERTISEMENT
Konflik interpersonal di sekolah terjadi juga pada aspek kebijakan pimpinan sekolah, sehingga cenderung mengakibatkan adanya ketimpangan dan ketidak nyamanan antar personal yang ada. Seperti halnya berupa kurangnya sosialisasi tata tertib sekolah, kurangnya pelatihan guru, penetapan tugas tambahan mengajar guru yang tidak berimbang, tidak adanya pengaturan pembagian tugas mengajar dan tugas tambahan guru, kurangnya kerja sama,tidak terpenuhinya kebutuhan,kurangnya penyadaran diri siswa, tidak adanya pengontrolan dari pegawai,kurangnya sosialisasi aturan dari setiap bidang, kurangnya sosialisasi besarnya gaji, honor, dan tunjangan kesejahteraan,kemudian masih kurangnya penekanan pada tata tertib sekolah dan nilai moral,kurangnya pendekatan face to face,kurangnya pendekatan persuasif,kurangnya pemanggilan orang tua siswa,kurangnya penekanan pada kepentingan bersama, dan perundingan, kurangnya pengefektifan komunikasi, kurangnya keterbukaan untuk saling memaafkan,kurangnya kunjungan keluarga,kurangnya penekanan pada kesepakatan bersama mengenai besarnya gaji, honor,dan tunjangan kesejahteraan
ADVERTISEMENT
Makah Sekolah membutuhkan kompetensi untuk memimpin dan mengelola sekolah secara baik dan benar. Salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh kepala sekolah adalah kompetensi dalam bidang manajerial.Kompetensi manajerial mengisyaratkan agar kepala sekolah mampu merencanakan,mengembangkan, mengatasi, dan mengelola segala sumber daya yang ada di sekolah baik sumber daya manusia maupun sumber daya non manusia secara optimal. Selain itu, kompetensi manajerial ini dimaksud untuk menciptakan iklim atau budaya sekolah yang kondusif dan inovatif