Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Walau Tak Dapat Medali, Banyuwangi Ijen Green Run 2017 Tetap Membuat Kami Berbangga Hati
23 Juli 2017 18:59 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
Tulisan dari Rita Kartika tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Semburat jingga langit dinihari menemani perjalanan saya dan teman-teman #kumparangateway dari hotel tempat kami menginap di Banyuwangi. Jarak tempuh dari hotel ke Tamansari, Ijen sekitar 90 menit. Inilah yang memaksa kami untuk berangkat pagi-pagi sekali, mengenyampingkan keinginan untuk snoozing alarm dan kembali molor. Iya, destinasi kami memang Ijen. Tapi bukan untuk berburu sunrise di Kawah Ijen, melainkan untuk mengawali hari dengan berlari! Yap! Agenda hari kedua explore Banyuwangi bersama kumparan.com memang lari di event Banyuwangi Ijen Green Run 2017.
ADVERTISEMENT
Sesampainya di lokasi start, mata saya tak putus-putus melihat ragam peserta dari berbagai penjuru kota di Indonesia, bahkan dari negara asing. Walau berasal dari tempat berbeda, mereka semua, termasuk saya dan teman-teman #kumparangateway sama-sama membawa hal esensial untuk memulai hari ini: antusiasme dan semangat yang membuncah.
Put your hands up in the air!
Hitung mundur tanda kami dapat mulai berlari pun diserukan. Dari tiga kategori yang ditawarkan (5k, 15k dan 27k), saya dan beberapa teman #kumparangateway memilih kategori tercemen: 5k. Saya yang memang bukan pelari ini memang sejak awal tidak menargetkan harus finish sekian menit atau harus masuk peringkat sekian besar. Seru-seruan dan eksplorasi pesona alam lereng Ijen lah tujuan utamanya. Dan saya pun mulai berlari santai bersama ratusan peserta lainnya. Hap hap!
ADVERTISEMENT
Tak salah berjudul "green run". Rute yang ditawarkan menyuguhi saraf optikus kami dengan pesona lansekap yang humble nan alami, dari mulai pedesaan, sungai, perkebunan dan pesawahan, hingga lereng Gunung Ijen. Sedap.
Namun karena sebegitu naturalnya, treknya pun tak jarang berlumpur, yang menyebabkan beberapa dari kami terpeleset karena tekstur tanah yang licin. Tak apa, kami tetap semangat dan bangkit lagi. Dan yang terpenting, tetap saling bantu. Kami juga tak segan untuk menghabiskan menit demi menit membantu orang-orang yang lebih tua melintasi sungai kecil, bercengkrama dengan penduduk sekitar, membantu panitia taking video ala-ala, bahkan sekedar bermain sebentar dengan kambing-kambing di desa.
Terkadang kesuksesan memang bukan hanya bersumber dari pencapaian yang diukur dari predikat tertentu, melainkan rasa puas dan lega atas suatu momen yang dapat dibagikan. Entah itu berupa kebermanfaatan atau kebahagiaan sederhana yang sarat makna. Jadi walaupun kami finish tanpa medali, izinkan kami berbangga hati dengan kesuksesan dan kesenangan versi kami sendiri :)
ADVERTISEMENT