Menembus Batas Bersama Komunitas

Rita Nurlita
Pranata Humas Diskominfo Kota Depok, Founder Keluarga Digital Indonesia & KISA/Kisa Muda, Iprahumas Indonesia
Konten dari Pengguna
12 April 2021 21:19 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rita Nurlita tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Komunitas Pelajar se-Kota Depok/ Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Komunitas Pelajar se-Kota Depok/ Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Berawal dari tugas Community Relations yang diberikan pimpinan, pada tahun 2012 saya mulai berkenalan dengan komunitas. Sesuai visi Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Depok “Terwujudnya Depok Cyber City Berbasis Komunitas”, saya diamanahkan untuk memfasilitasi dan berjejaring dengan teman-teman komunitas se-Kota Depok. Pada masa itu, komunitas di Kota Depok memang sedang tumbuh, aktif, dan sangat beragam. Mulai dari komunitas penulis, musik, olahraga/fans club, seni, sosial budaya, pecinta flora, pecinta satwa, otomotif/sepeda, hingga komunitas robotik, dan teknologi.
ADVERTISEMENT
Menjalankan Community Relations ini membuat saya merasa sangat betah. Sering kali saya ikut berkumpul dan menghadiri kegiatan yang mereka selenggarakan. Bersama mereka, hari-hari rasanya terasa ‘hangat’, bersemangat dan menyenangkan. Beragam ide dan pemikiran pun tak henti dipertukarkan. Bahkan, saya pernah menjadi anggota aktif dari beberapa komunitas yang sesuai dengan minat dan hobi saya, seperti komunitas menulis, parenting, literasi digital, bisnis, keagamaan, dan komunitas yang berhubungan dengan komunikasi dan kehumasan.
Selektif Memilih Komunitas
Banyaknya komunitas yang menarik minat serta dikelilingi sahabat yang cair, luwes, dan open minded, membuat saya sangat antusias mengikuti berbagai kegiatan mulai dari kopi darat, rapat, menjadi panitia berbagai acara, hingga ikut beraneka macam pelatihan sebagai peserta. Kala itu, tak jarang saya ngebela-belain hadir di malam hari atau saat akhir pekan. Karena pertemuan atau acara komunitas memang lebih sering dilakukan pada waktu tersebut mengingat sebagian besar anggotanya banyak yang bekerja di siang hari.
ADVERTISEMENT
Namun, semakin lama ritme seperti ini membuat saya keteteran. Sebagai ibu yang mempunyai dua anak kecil, saya jadi kesulitan membagi waktu dan tenaga. Karena itu, meskipun berat dan sulit, tapi pada akhirnya saya memutuskan untuk keluar dari beberapa komunitas yang saya ikuti (tanpa memutuskan tali silaturahmi tentunya ya), dan memilih ikut beberapa komunitas saja.
Kemudian, saya merumuskan kembali visi dan skala prioritas dalam hidup. Saya memutuskan untuk memilih beberapa komunitas saja yang sesuai dengan passion dan visi, serta linier dengan peran saya sebagai seorang Ibu dan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang bertugas di bidang pelayanan komunikasi dan kehumasan.
Akhirnya, saya memilih untuk fokus di komunitas literasi digital yang saya dirikan yaitu Komunitas Internet Sahabat Anak (KISA)/ KISAMuda dan Keluarga digital Indonesia (Kugi). Komunitas saya ini berkembang dan kemudian bermitra dengan Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi. Selain itu, saya juga aktif sebagai pengurus di organisasi profesi Ikatan Pranata Humas (Iprahumas) Indonesia dan untuk meningkatkan kemampuan serta semangat menulis, saya mengikuti komunitas ASN menulis dari ASNation.
ADVERTISEMENT
Lintasan yang Melejitkan
Ikatan Pranata Humas (Iprahumas) Indonesia/ Foto: Trisno Utomo
Berbekal pengalaman aktif berorganisasi sejak kecil dan pada tahun 2010 pernah membuat komunitas berbentuk perkumpulan yang diberi nama Perkumpulan Pusaka (Putera-Puteri Saraba Kawa) di Kota Tanjung, Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan, membuat saya memiliki ketertarikan tersendiri terhadap masalah pendidikan, komunikasi, perempuan, anak-anak, dan remaja.
Karena itu, selama 5 tahun bergerak bersama teman-teman KISA/KISAMuda dan Kugi misalnya, saya membuat berbagai kegiatan kreatif tentang pendidikan media (literasi) digital dan kampanye pemanfaatan internet yang aman, positif dan produktif untuk anak-anak, anak muda, dan orang tua. Beberapa kegiatan yang dilakukan antara lain storytelling, pelatihan coding, dan animasi, seminar parenting, workshop, dan Training for Trainer. Dalam kurun waktu 2015- sampai sekarang, saya dan teman-teman sudah berbagi pada lebih dari sepuluh ribu pelajar dan orang tua dari berbagai sekolah dan komunitas baik yang ada di Kota Depok maupun di daerah lainnya di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Dari komunitas ini, saya juga berkesempatan untuk melakukan audiensi dengan Menteri Komunikasi dan Informatika kala itu, Bapak Rudiantara, menulis buku yang masuk sebagai nominasi buku non-fiksi terbaik anak-anak tahun 2016 berjudul “Terjebak di Dunia Maya” dan “Anak Hebat di Era Digital”, menghadiri forum Internasional di Thailand atas undangan Google dan Unesco Asia Pacific, menjadi tim kurikulum untuk penulisan buku pelajaran Informatika tingkat Sekolah Dasar, dan beragam kegiatan lainnya. Di pekerjaan, saya mendapat kepercayaan untuk menjadi penanggung jawab program Literasi Digital se-Kota Depok yang tanpa saya duga akhirnya membuka jalan bagi saya mendapatkan berbagai penghargaan baik di tingkat Kota, Provinsi hingga Nasional.
Di bidang komunikasi dan kehumasan, saya memilih untuk bergabung dengan Iprahumas Indonesia. Sejak berdiri pada tahun 2015, saya masuk dalam kepengurusan Dewan Pengurus Pusat (DPP) Iprahumas Indonesia di bidang keanggotaan dan kemudian menjadi Kepala Bidang Riset Kehumasan. Tidak terkira banyaknya kesempatan, ilmu, pengalaman dan jejaring pertemanan yang saya dapatkan di sini. Melalui Pranata Humas dari berbagai K/L/D ini, saya belajar tentang kehumasan pemerintah di tingkat nasional yang kemdian mengantarkan saya meraih penghargaan PR Indonesia Fellowship (2018) dan terpilih sebagai Gold Winner Pranata Humas Terbaik kategori Pemerintah Daerah (2019).
ADVERTISEMENT
Komunitas membantu saya mengenal banyak orang, sekaligus memungkinkan untuk dikenal oleh lebih banyak orang. Saya memiliki banyak kesempatan untuk bertemu dan belajar dari banyak orang dari beragam latar belakang budaya. Seperti saat ini, Allah SWT mempertemukan saya dengan teman-teman ASN di seluruh Indonesia yang memiliki visi dan minat yang sama dalam penulisan, yaitu Komunitas ASN Menulis yang diinisiasi oleh ASNation. Bersama mereka, saya bisa belajar dan semakin termotivasi untuk menulis. ASNation membuka peluang bagi saya untuk bisa memberi manfaat yang lebih luas kepada masyarakat melalui tulisan.
Berkomunitas telah membantu saya menemukan jalur ‘lintasan’ saya sendiri dan melejitkannya. Karenanya, teruslah melangkah di lintasan yang kita pilih dan telah Allah SWT siapkan, karena kita tidak pernah tahu di titik mana Allah SWT akan mempertemukan kita dengan orang-orang yang akan menjadi ‘teman seperjalanan’.
ADVERTISEMENT
**Rita Nurlita - Pranata Humas Kota Depok & Ketua Bidang Riset Kehumasan Iprahumas Indonesia.