Konten dari Pengguna

Fomo Baik Atau Buruk

rival alkhofiz
jurusan ilmu komunikasi di universitas andalas
30 April 2024 16:05 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari rival alkhofiz tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
seseorang yang FOMO memotret orang yang terlihat mencolok, Dokumentasi : Rival Alkhofiz'
zoom-in-whitePerbesar
seseorang yang FOMO memotret orang yang terlihat mencolok, Dokumentasi : Rival Alkhofiz'
ADVERTISEMENT
FOMO dikenal sebagai "Fear Of Missing Out" menggambarkan kegelisahan saat kita merasa orang lain menikmati pengalaman yang kita lewatkan. Ada beberapa alasan yang dapat menjelaskan mengapa kita dapat merasakan FOMO. Dalam sosial media dan teknologi, kita dapat dengan mudah menyaksikan aktivitas menarik, perjalanan orang lain, dan prestasi orang lain yang menginspirasi dalam perbandingan sosial. Hal ini bisa menimbulkan ketidakpuasan terhadap situasi yang sedang kita alami saat ini.
ADVERTISEMENT
Kekurangan informasi mengakibatkan rasa penasaran dan kecemasan ketika kita tidak memiliki pengetahuan atau keterlibatan dalam sesuatu yang sedang terjadi.
Kehausan pengetahuan: Manusia secara intinya memiliki keinginan yang kuat untuk mengetahui dan merasa terhubung dengan sesuatu. Kami ingin mengetahui apa yang sedang terjadi di sekitar kami dan merasa ikut serta dalam pengalaman sosial.
Tekanan kelompok merupakan hal yang dapat memicu FOMO, yaitu rasa takut ketinggalan untuk ikut serta dalam kegiatan tertentu, yang datang dari teman atau kelompok sosial. Mungkin kita akan merasa takut bahwa kita dianggap aneh atau diabaikan jika kita tidak ikut serta.
Ketidakpastian tentang masa depan juga dapat memicu FOMO. Mungkin kita beranggapan bahwa melakukan tindakan atau memilih jalur tertentu akan membawa kita ke pengalaman yang lebih baik. Namun, ketika kita melewatkan kesempatan tersebut, kecemasan pun muncul.
ADVERTISEMENT
Selain itu FOMO juga terdapat kelebihan dan kekurangan nya Motivasi: FOMO dapat memotivasi seseorang untuk mengambil tindakan. Rasa takut kehilangan peluang atau pengalaman tertentu dapat membuat seseorang bekerja lebih keras dan mengambil tindakan yang memungkinkannya.
Bentuk dari Fomo yang mengakibatnya banyak orang-orang yang menghina. By credit: Aplikasi X
Koneksi Sosial: FOMO dapat memotivasi seseorang untuk lebih aktif bersosialisasi. Mereka mungkin merasa perlu berpartisipasi dalam aktivitas atau acara tertentu untuk tetap berhubungan dengan teman, keluarga, atau komunitas.
Perluas wawasan Anda: FOMO bisa menjadi keinginan untuk mencoba hal-hal baru dan mendapatkan pengalaman yang tidak akan mereka dapatkan jika mereka tidak takut ketinggalan. Hal ini dapat membantu seseorang mengembangkan pemahaman dan pengetahuannya.
Mendorong pertumbuhan pribadi: FOMO dapat memotivasi seseorang untuk meningkatkan diri, baik dalam hal keterampilan, pengetahuan, atau kesejahteraan pribadi. Mereka mungkin merasa perlu mengambil langkah-langkah yang dapat meningkatkan kualitas hidup mereka.
Bentuk Komplikasi Fomo Jerome yang berdampak merugikan beberapa pihak. By Credit: Aplikasi X
Namun kekurangan fomo juga ada, justru ada beberapa orang yang dimana FOMO adalah sumber stres, kecemasan berlebihan. Jika tidak dikelola dengan baik bisa membuat orang sakit mental karena FOMO adalah bagian dari penyakitnya. Oleh karena itu, perlu diambil tindakan kapan kita boleh FOMO akan sesuatu kapan kita harus membatasi hal tesebut. Ontoh di lingungan kampus kita diboleh kan fomo saat seseorang yang rajin membuat tugas dan giat dalam melaksakan tugas dan ibadah nya hal-hal seperti ini lah yang boleh kita jadikan acuan FOMO untuk kegiatan-kegiatan yang positif. Tetapi, kita tidak boleh yang berlebihan yang sampai merugikan diri sendiri sampai saat kita suda kesusahan dalam menyeimbangi FOMO tersebut maka saat itu lah kita harus membatasinya.
ADVERTISEMENT
FOMO menurut para ahli Andrew Przybylski dan Daniel Weissberg: Dalam "Komputer dalam Perilaku Manusia" Pada tahun 2014, Przybylski dan Weissberg menyelidiki hubungan antara media sosial dan FOMO. Mereka menyimpulkan bahwa FOMO berhubungan secara signifikan dengan penggunaan media sosial dan dapat membahayakan kesejahteraan emosional.
Ethan Kross: Profesor psikologi Universitas Michigan Ethan Kross telah melakukan penelitian tentang pengaruh media sosial terhadap kesejahteraan psikologis. Ia menemukan bahwa penggunaan media sosial dapat memicu FOMO, dan FOMO dapat berdampak negatif terhadap kesehatan mental, terutama jika tidak dikelola dengan baik.
Dr. Dan Herman: "Buku Pegangan Oxford tentang Penyelidikan Penelitian Multimetode dan Metode Campuran"; Dr. Dan Herman menggambarkan FOMO sebagai fenomena sosial yang terjadi akibat adanya tekanan sosial, khususnya di media sosial. Dia mencatat bahwa FOMO dapat mempengaruhi keputusan dan perilaku individu.
ADVERTISEMENT
Kruger, Epley, Parker, dan Ng: Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Buletin Psikologi Kepribadian dan Sosial; Para peneliti ini menunjukkan bahwa orang sering salah menilai tingkat FOMO yang dirasakan orang lain. Dalam penelitian ini, mereka menemukan bahwa orang merasakan FOMO lebih kuat dibandingkan orang lain.
Jean Twenge: Jean Twenge adalah seorang profesor psikologi yang telah mempelajari peran media sosial dalam budaya kontemporer. Dalam bukunya, "iGen: Why Today's Hyper-Connected Kids Are Growing Up Less Rebellious, Intolerance, Less Happy and Completely Unprepared for Adulthood," Twenge mengatakan FOMO mungkin berkontribusi pada meningkatnya kecemasan dan depresi di kalangan generasi muda. generasi Pendapat para ahli tersebut menggambarkan FOMO sebagai fenomena terkini dan berpengaruh di masyarakat saat ini, terutama terkait penggunaan media sosial dan dampaknya terhadap kesehatan mental. Penelitian lebih lanjut sedang dilakukan untuk mendapatkan pemahaman lebih dalam tentang bagaimana FOMO memengaruhi orang dan cara mengelola emosi ini.
Dampak FOMO, Dokumentasi : Rival Alkhofiz.
Fomo juga berdampak juga pada kesehatan mental diantara nya FOMO (Fear of Missing Out) dapat berdampak buruk pada kesehatan mental jika tidak dikelola dengan baik. Berikut beberapa pengaruh FOMO terhadap kesehatan mental Anda dan beberapa strategi untuk menghadapinya:
ADVERTISEMENT
Stres dan kecemasan: Takut kehilangan pengalaman atau peluang tertentu dapat menyebabkan stres dan kecemasan. Jika seseorang terus-menerus merasa perlu untuk mengikuti banyak aktivitas atau terus-menerus memantau media sosial, hal ini dapat membahayakan kesehatan mental.
Salah satu cara mengatasi FOMO ialah dengan berkumpul dengan teman, Dokumentasi : Rival Alkhofiz.
Hal-hal yang bisa dilakukan yaitu, Latih teknik manajemen stres seperti meditasi, pernapasan dalam, atau olahraga. Cobalah untuk mengidentifikasi pikiran dan perasaan yang memicu kecemasan FOMO dan temukan cara untuk mengubah perspektif Anda. Perasaan rendah diri: FOMO dapat membuat seseorang merasa bahwa kehidupan dan pencapaiannya kurang penting dibandingkan kehidupan orang lain yang dilihatnya di media sosial.
Hal-hal yang bisa dilakukan yaitu Ingatlah bahwa apa yang Anda lihat di media sosial mungkin hanya sekedar “tambahan”. kehidupan orang lain. Fokus pada pencapaian dan kebahagiaan pribadi, bukan membandingkan diri Anda dengan orang lain. Gangguan tidur: Melihat media sosial atau khawatir melewatkan sesuatu dapat mengganggu tidur. Gangguan tidur dapat mempengaruhi kesehatan mental secara keseluruhan. Strategi: Menentukan Waktu "Kematian" perangkat elektronik sebelum tidur. Hindari memeriksa media sosial atau email sebelum tidur. Cobalah untuk membangun rutinitas tidur yang sehat.
ADVERTISEMENT
Efek pada hubungan sosial: FOMO dapat mengganggu hubungan sosial ketika seseorang merasa terlalu cemas terhadap suatu aktivitas atau peristiwa tertentu.
Hal yang mungkin bisa dilakukan, Beri tahu teman dan keluarga Anda tentang kebutuhan Anda. Cobalah untuk menemukan keseimbangan antara aktivitas sosial dan menjaga waktu.
Ketidakbahagiaan dan hilangnya makna: Terlalu fokus pada apa yang terjadi di tempat lain dapat mengaburkan pengalaman saat ini dan menyebabkan hilangnya kebahagiaan dan tujuan hidup.
Hal yang mungkin bisa dilakukan, Cobalah untuk memikirkan momen tersebut dan mensyukurinya. Latih kesadaran untuk lebih menikmati momen di sekitar Anda. Fokus pada tujuan dan nilai pribadi Anda untuk memberi makna pada hidup Anda. FOMO sendiri merupakan fenomena sosial yang umum terjadi, khususnya di era media sosial. Namun, dengan kesadaran dan praktik pengelolaan emosi yang tepat, Anda dapat mengurangi dampak negatifnya terhadap kesehatan mental. Jika Anda kesulitan mengatasi perasaan FOMO dan pengaruhnya terhadap kesehatan mental Anda, pertimbangkan untuk mencari bantuan dari ahli kesehatan mental.
ADVERTISEMENT