Santri di Era Digital: Sudah Saatnya Santri Didekatkan dengan Teknologi

Rivan Efendi
Rivan Efendi ialah Penulis dan Jurnalis Muda asal Aceh. Ia memiliki ketertarikan khusus pada kajian self-improvement, sejarah, dan politik. Ia juga rutin mengirimkan tulisannya di beberapa media seperti Kumparan, IBTimes, Indozone.
Konten dari Pengguna
29 April 2023 15:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rivan Efendi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Pentingnya penggunaan teknologi dalam pendidikan dan pembentukan karakter santri di era digital saat ini.

Ilustrasi santri & teknologi komunikasi (gambar: kemdikbud)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi santri & teknologi komunikasi (gambar: kemdikbud)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Santri, para pelajar yang tinggal di pondok pesantren untuk memperdalam pengetahuan agama Islam dan mendapatkan pendidikan karakter Islami.
ADVERTISEMENT
Namun, santri sering kali diidentikkan sebagai orang yang kurang pergaulan karena banyak aturan yang harus mereka patuhi. Seperti misalnya karena dianggap tidak pernah keluar pondok kecuali ada keperluan tertentu dan dilarang menggunakan peralatan teknologi komunikasi seperti televisi, handphone, atau komputer.
Namun, di era digital saat ini, peralatan teknologi menjadi sangat penting untuk mendapatkan informasi dan membangun karakter santri menjadi lebih kuat dan berpengaruh bagi masyarakat luas.
Saat ini, segala bentuk informasi sudah bisa diakses melalui media teknologi dan pengurus pondok pesantren perlu mempertimbangkan kembali penggunaan teknologi sebagai salah satu materi pembelajaran santri.
Sebagian orang terkadang menganggap teknologi hanya digunakan untuk permainan yang tidak bermanfaat dan tidak syar'i. Padahal, banyak teknologi komunikasi digital yang dapat membantu santri menjadi seorang mubalig yang dapat menyebarluaskan dakwah.
ADVERTISEMENT
Media sosial seperti Facebook, Instagram, Twitter, dan TikTok adalah platform yang memiliki banyak konten yang dapat membangun mental dan karakter santri. Konten yang bermanfaat dapat dipilih dan digunakan secara gratis di media sosial tersebut.
Ilustrasi menggunakan sosial media. Foto: Shutter Stock
Cara termudah untuk memanfaatkan media sosial ini adalah dengan mengajak para santri untuk mengikuti tokoh agama terkemuka atau instansi yang memuat kabar terbaru yang terjadi di berbagai belahan dunia atau setidaknya di Indonesia.
Dengan media sosial, kita dapat mendapatkan informasi tentang bidang minat atau bakat yang sesuai dengan diri kita, seperti psikologi, fotografi, dan sebagainya. Tentunya, semua informasi yang didapat harus sesuai dengan kaidah dan hukum Islam.
Kemampuan video editing misalnya, yang merupakan salah satu bidang teknologi informasi dan komunikasi yang potensial untuk dimasukkan ke dalam kurikulum pesantren.
ADVERTISEMENT
Kemampuan video editing yang baik dapat membekali para santri dan pengurus pesantren dalam menyebarkan dakwah dalam bentuk video. Seiring dengan maraknya saluran untuk berbagi dan membuat konten video, julukan YouTuber pun mulai menjadi makin heterogen.
Dalam dunia yang semakin digital ini, kemampuan menulis dan membuat konten digital juga menjadi hal yang penting untuk dikuasai. Para santri dan pengurus pesantren dapat belajar menulis artikel, blog, atau membuat konten digital lainnya melalui kursus online atau mengikuti workshop yang diselenggarakan secara virtual.
Kemampuan menulis dan membuat konten digital ini sangat penting untuk memperluas dakwah dan meningkatkan kepedulian terhadap isu-isu keagamaan dan sosial yang sedang terjadi di masyarakat. Dengan kemampuan ini, para santri dan pengurus pesantren dapat menjadi suara yang lebih aktif dan terdengar oleh masyarakat luas.
Santri mengikuti apel dan doa memperingati hari santri nasional di Kudus, Jawa Tengah, Sabtu (22/10/2020). Foto: Yusuf Nugroho/ANTARA FOTO
Selain itu, penggunaan teknologi juga dapat mempermudah proses belajar mengajar di pesantren. Dalam era digital ini, banyak platform belajar online yang dapat digunakan oleh para santri dan pengurus pesantren untuk memperdalam pengetahuan dan keterampilan mereka.
ADVERTISEMENT
Misalnya, platform e-learning seperti Ruangguru, Quipper, dan Zenius dapat digunakan untuk mempelajari berbagai pelajaran secara online. Selain itu, platform belajar bahasa asing seperti Duolingo dan Babbel juga dapat digunakan untuk memperdalam kemampuan berbahasa asing.
Selain platform belajar online, penggunaan teknologi juga dapat mempermudah proses belajar mengajar di pesantren. Misalnya, aplikasi Qur'an Tafsir dapat digunakan untuk mempelajari tafsir Al-Qur'an secara interaktif.
Namun, penggunaan teknologi juga memiliki risiko dan dampak negatif yang perlu diwaspadai. Salah satu risiko yang perlu diwaspadai adalah penyebaran informasi yang tidak benar atau hoaks. Oleh karena itu, para santri dan pengurus pesantren perlu dilatih untuk menjadi kritis dan cerdas dalam menyaring informasi yang diterima melalui teknologi.
Selain itu, penggunaan teknologi juga dapat mengganggu konsentrasi dalam belajar dan ibadah. Oleh karena itu, para santri perlu dilatih untuk menggunakan teknologi secara bijak dan tidak menyalahgunakannya.
ADVERTISEMENT
Saat ini teknologi menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari. Dari mulai menggunakan ponsel pintar untuk berkomunikasi dengan teman dan keluarga, mengakses informasi melalui internet, hingga memanfaatkan aplikasi untuk memudahkan tugas sehari-hari.
Seorang santri Taman Pendidikan Al Quran Mamba'u Assyarif didampingi orang tuanya mengaji secara daring di Surabaya, Jawa Timur, Senin (16/3/2020). Foto: ANTARA/Moch Asim
Tak bisa dimungkiri bahwa teknologi telah memberikan dampak yang besar pada kehidupan manusia. Karena itu, para santri perlu membuka diri dan mengikuti perkembangan teknologi yang terus berubah dengan cepat.
Dalam konteks sosial, teknologi juga dapat menjadi alat yang efektif untuk meningkatkan kepedulian terhadap isu-isu keagamaan dan sosial yang sedang terjadi di masyarakat. Dengan memanfaatkan media sosial dan teknologi lainnya, para santri dapat menyebarkan informasi yang akurat dan memberikan solusi bagi permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat.
Selain itu, teknologi juga dapat memudahkan para santri untuk melakukan kegiatan sosial, seperti penggalangan dana atau bantuan bagi korban bencana alam.
ADVERTISEMENT
Namun, meskipun teknologi dapat memberikan banyak manfaat, para santri juga perlu memahami batasan-batasan penggunaannya. Sebagai orang yang berkomitmen pada nilai-nilai keagamaan, para santri harus tetap berpegang pada prinsip-prinsip moral dan etika dalam menggunakan teknologi.
Dalam hal ini, peran orang tua, guru, dan pembimbing sangat penting untuk memberikan arahan dan bimbingan bagi para santri dalam menggunakan teknologi dengan bijak dan bertanggung jawab.
Penggunaan teknologi merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindari dalam era digital ini. Oleh karena itu, para santri perlu membuka diri dan belajar mengenai teknologi agar dapat memanfaatkannya dengan baik dalam kegiatan dakwah dan sosial.
Namun, mereka juga harus memahami batasan-batasan penggunaannya serta menjaga keselarasan antara nilai-nilai keagamaan dan teknologi yang digunakan.
ADVERTISEMENT