Mengulik Karya Dunia Jungkir Balik Budi Darma melalui Simposium Nasional

Rivo Ardian
Mahasiswa Sastra Inggris Universitas Negeri Surabaya
Konten dari Pengguna
31 Oktober 2021 15:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rivo Ardian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Source: UNESA, Poster Simposium Nasional Budi Darma
zoom-in-whitePerbesar
Source: UNESA, Poster Simposium Nasional Budi Darma
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dunia sastra Indonesia kembali berduka dengan kabar meninggalnya salah satu penulis ternama, Profesor Dr. H. Budi Darma, MA pada tanggal 21 Agustus 2021. Kabar meninggalnya penulis tidak hanya dirasakan oleh masyarakat Indonesia, tetapi juga seluruh keluarga besar Universitas Negeri Surabaya dalam duka yang mendalam. Tak ayal, hal tersebut membuat acara wisuda Unesa 2021 menjadi hening, karena seluruh jajaran pimpinan dan wisudawan mengheningkan cipta untuk mendoakan kepergian penulis.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, pada hari Sabtu, 21 Agustus 2021, diadakan acara Simposium Nasional dengan tema: Menuju Teori Sastra ‘Dunia Jungkir Balik’ Budi Darma, untuk mengenang jasa-jasa beliau sebagai sosok sastrawan legendaris. Pembahasan yang menginspirasi dari simposium ini berhasil menarik perhatian para peserta. Seorang peserta yang diwawancarai mengatakan: “Dalam karya-karya sastra Bapak Budi Darma tersimpan banyak pesan yang ditujukan untuk siapa saja dan bahasanya sangat ringan, walaupun ada beberapa hal yang belum saya pahami dalam karya sastra Bapak Budi Darma,” ujarnya.
“Dunia Jungkir Balik” yang menjadi sorotan pembahasan dalam simposium ini mengacu pada proses kreatif Budi Darma dalam menciptakan sebuah karya. Ciri-ciri jungkir balik Budi Darma terdapat pada isi dan makna, struktur dan bahasa, modalitas, motif dan modifikasi, serta mainstream, Dominasi dan Vokalisasi.
ADVERTISEMENT
Topik pembahasan simposium ini adalah kekhasan penulisan novel, cerpen, dan esai Budi Darma, yang disajikan oleh sekelompok pakar seperti Wahyudi Siswanto, Faruk HT, Suyatno, dan Akmal Nasery Basral. Perlu diketahui, kegiatan ini diikuti oleh berbagai lapisan masyarakat Indonesia, tidak hanya guru dan siswa Unesa.
Nama Budi Darma dikenal dunia internasional karena karyanya, sehingga bukan rahasia lagi jika banyak orang yang menjadi penggemar dan menjadikannya panutan. Baginya, yang telah melahirkan banyak karya sastra, puisi adalah obat penenang seumur hidup. “Saya sering rindu membaca puisi, biasanya rasa bosan saya hilang setelah membaca puisi,” kata mendiang Budi Darma, dikutip Faruk HT.
Dalam proses menulis, Pak Budi hanya membutuhkan pena dan selembar kertas. Hal itu dijelaskan oleh Suyatno dengan mengambil kutipan Budi Darma yang mengatakan "Penulis yang betul - betul penulis tidak pernah mempunyai persiapan apa apa. Tentu saja penulis yang betul - betul penulis sebetulnya tidak bisa menulis tapa persiapan apa - apa"
ADVERTISEMENT
Makna dari kutipan tersebut adalah sebuah karya tercipta tanpa memandang situasi dan kondisi. Karena sejatinya penulis memiliki imajinasi dan kepekaan yang tinggi terhadap bahasa. Sumber pekerjaan apa pun adalah otak, bukan kedalaman hati atau pikiran. Selain itu, sastra merupakan bidang intelektualitas pengarang, sehingga pengarang harus dapat menjauhkan diri dari tulisannya sendiri agar hasilnya tidak menjadi otobiografi pengarang.
Selamat jalan Bapak Budi Darma. Karya Besarmu akan terus menginspirasi kaum muda untuk berkarya. Terima kasih sudah memberikan kontribusi besar dalam berkembangnya sastra baik di Indonesia maupun di dunia.