Konten dari Pengguna

Mahasiswa UNDIP Optimalisasikan Pengolahan Limbah Organik dengan Maggot

riyan ardiansyah
Mahasiswa Universitas Diponogoro, Fakultas Sekolah Vokasi, Jurusan Akuntansi Perpajakan
18 Agustus 2024 8:51 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari riyan ardiansyah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pelaksanaan Program Optimalisasi Limbah Organik dengan Maggot
zoom-in-whitePerbesar
Pelaksanaan Program Optimalisasi Limbah Organik dengan Maggot
ADVERTISEMENT
Kedungwuni Timur, Pekalongan (16/08/2024) – Mahasiswa KKN Tim II 2024 Universitas Diponegoro di Kelurahan Kedungwuni Timur melaksanakan program kerja dengan fokus optimalisasi pengolahan sampah organik melalui maggot.
ADVERTISEMENT
Pengelolaan sampah dengan konsep 3R (reduce, reuse, recycle) mendukung tercapainya tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Melalui TPS3R “Bumi Elok” yang terletak di RW 15 Pemerintah Kelurahan Kedungwuni Timur berupaya menyelesaikan permasalahan sampah organik dan sampah non organik. Pengelolaan sampah di TPS3R ini salah satunya dilakukan dengan cara membudidayakan maggot dengan memanfaatkan sampah organik rumah tangga. Maggot sendiri merupakan suatu larva yang berasal dari serangga lalat Black Soldier Fly atau biasa disebut lalat BSF.
Maggot memiliki fungsi ekologi yaitu sebagai pengurai sampah organik yang mudah dibudidayakan. Selain itu, maggot sendiri memiliki fungsi pada nilai ekonomi yaitu dapat dimanfaatkan sebagai pakan unggas, perikanan, dan hewan lainnya. Hal ini dikarenakan maggot memiliki kandungan protein yang baik untuk dijadikan pakan hewan tersebut.
ADVERTISEMENT
Optimalisasi maggot yang memiliki banyak manfaat
Berdasarkan wawancara dengan pengelola TPS 3R Kelurahan Kedungwuni Timur, sementara ini maggot hanya dimanfaatkan untuk mendegradasi sampah organik. Pengelola TPS 3R terkendala dengan pemanfaatan lanjutan dari maggot, seperti penjualan maggot hidup dan maggot kering untuk pakan hewan ternak, pemanfaatan kasgot sebagai pupuk organik, dan air lindi sebagai pupuk organik cair (POC). Alhasil budidaya maggot yang dilakukan masih terbatas dan belum dimaksimalkan.
Pada kesempatan ini, Tim KKN Universitas Diponegoro memberikan pelatihan terhadap pengelola TPS3R “Bumi Elok” agar mampu meningkatkan pemanfaatan maggot yang dibudidayakan. Pelatihan ini berupa penggunaan e-commerce sebagai media penjualan maggot, pembuatan maggot kerig sebagai pakan hewan, pembuatan pupuk organik cair dari limbah maggot, serta pupuk organik padat dari bekas pakan maggot atau biasa disebut kasgot.
ADVERTISEMENT