Konten dari Pengguna

Perpustakaan Digital Sebagai Penunjang Minat Baca Masyarakat

Riyana Qori
Mahasiswi Ilmu Informasi dan Perpustakaan, Universitas Airlangga, Surabaya.
2 Juni 2023 13:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Riyana Qori tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ilustrasi perppustakaan digital, e-perpus, oleh Riyana Qori Fatmawati
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi perppustakaan digital, e-perpus, oleh Riyana Qori Fatmawati
ADVERTISEMENT
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki penduduk dengan minat baca yang rendah. Menurut data UNESCO hanya 0,001% penduduk dengan minat baca tinggi, artinya hanya 1 orang dari 1000 masyarakat Indonesia dikatakan rajin membaca.
ADVERTISEMENT
Riset lain yang bertajuk World’s Most Literate Nations Ranked yang dilakukan oleh Central Connecticut State University pada 2016 membuktikan bahwa Indonesia menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara terkait dengan minat membaca.
Kemudian, hasil Programme for International Student Assessment (PISA) pada 2018 juga sangat memprihatinkan sebab kemampuan membaca siswa mendapat skor 371 sehingga Indonesia menempati urutan ke 74 dari 80 negara alias peringkat keenam dari bawah.
Hal tersebut membuktikan bahwa minat baca warga negara Indonesia begitu memprihatinkan. Oleh karena itu perlu dilakukannya upaya untuk meningkatkan minat membaca terlebih di era globalisasi ini.
Salah satu tanda dari era globalisasi adalah adanya kemajuan di bidang teknologi yang membuat informasi semakin banyak dan dan sulit dikendalikan.
ADVERTISEMENT
Globalisasi memang menimbulkan dampak positif dan negatif. Salah satu contoh dampak positif globalisasi pada bidang informasi dan komunikasi adalah adanya kemudahan dalam mengakses informasi.
Namun, disamping dampak positif tersebut ternyata ada dampak negatifnya yaitu informasi yang dapat diakses dengan mudah sulit dikendalikan. Hal ini menimbulkan banyaknya berita bohong atau hoax.
Saat ini arus penyebaran informasi terjadi begitu cepat dan tak jarang yang tersebar adalah berita bohong alias hoax. Berita bohong atau hoax ini tentu saja dapat meresahkan masyarakat.
Menurut alumni mentor Google News Initiative Hartatik menyebutkan bahwa minat membaca yang rendah mengakibatkan kinerja otak dalam berpikir kritis juga rendah, sehingga sulit membedakan informasi yang benar maupun salah.
Jadi rendahnya minat baca membuat masyarakat mudah percaya berita bohong atau hoax karena informasi yang diterima ditelan mentah-mentah tanpa dicerna dan dibaca terlebih dahulu.
ADVERTISEMENT
Oleh sebab itu, minat membaca memang harus ditingkatkan agar tidak mudah tertipu berita bohong. Salah satu upaya meningkatkan literasi masyarakat adalah dengan adanya perpustakaan digital.
Kini seiring berkembangnya teknologi informasi perpustakaan pun perlu mengikuti perkembangan jaman dengan menghadirkan perpustakaan digital.
Perpustakaan digital merupakan perpustakan yang memiliki koleksi buku yang sebagian besar dalam format digital sehingga dapat diakses dengan internet.
Jika dahulu harus pergi ke perpustakaan untuk membaca buku, kini dengan adanya perpustakaan digital kita bisa membaca buku dimana saja sebab dapat diakses melalui berbagai media termasuk handphone.
Perpustakaan merupakan suatu tempat untuk meningkatkan minat baca karena dilatar belakangi oleh peran serta fungsi perpustakaan sebagai pusat ekspansi minat baca.
Cara lain sebagai upaya untuk mengembangkan minat baca adalah dengan adanya pendistribusian buku. Namun, dengan adanya perpustakaan digital maka pendistribusian buku menjadi lebih mudah karena bentuknya sudah format digital.
ADVERTISEMENT
Selain itu, perpustakaan digital juga mempunyai kelebihan lainnya yang dapat memudahkan para pembaca.
Pertama, efisiensi ruang, karena semua koleksi perpustakaan digital menggunakan format berbentuk digital sehingga dapat menghemat ruangan.
Kedua, jika di perpustakaan konvensional akses koleksi bukunya bersifat tunggal, yang berarti jika terdapat sebuah buku yang dipinjam oleh salah satu anggota perpustakaan, maka anggota lainnya yang hendak meminjam buku yang sama harus menunggu buku itu dikembalikan. Hal ini tidak akan terjadi di perpustakaan digital karena bentuknya format digital sehingga buku dapat dipinjam atau dibaca secara bersamaan.
Ketiga, kelebihan lainnya dari perpustakaan digital adalah tidak terbatas ruang dan waktu, karena perpustakaan digital bersifat fleksibel dapat diakses dimanapun dan kapanpun yang kita inginkan asalkan terdapat jaringan internet. Hal ini tentu sangat berbeda dibandingkan perpustakaan konvensional yang hanya bisa diakses ketika datang langsung ke perpustakaan asalkan perpustakaan konvensional yang dituju membuka layanan, sebab jika perpustakaan konvensional tutup maka akses perpustakaan oleh pengguna juga akan tutup.
ADVERTISEMENT
Keempat, selanjutnya kelebihan perpustakaan digital koleksinya dapat berupa multimedia. Koleksi perpustakaan digital tidak hanya berupa teks ataupun gambar saja melainkan dapat berupa kombinasi antara teks, gambar serta suara .
Kelima, anggaran yang dikeluarkan untuk mengakses perpustakaan digital relatif murah bahkan ada juga yang gratis yang hanya bermodalkan internet saja.
Keenam, kelebihan lainnya dari perpustakaan digital adalah mendukung pembelajaran jarak jauh karena dapat diakses dimanapun dan kapanpun sehingga dapat menunjang pembelajaran secara daring. Terlebih bagi mahasiswa yang sedang melakukan penelitian hal ini tentu sangat membantu karena dapat mencari referensi untuk melengkapi studi ilmiahnya dimana saja dan kapanpun dibutuhkan asalkan ada koneksi internet. selain itu, perpustakaan digital juga dapat dijadikan sebagai rujukan suatu institusi serta menjadi sarana publikasi hasil penelitian atau observasi mahasiswa maupun dosen.
ADVERTISEMENT
Keberadaan perpustakaan digital dengan segala kelebihannya ini juga penting terlebih di era globalisasi saat ini sebagai upaya untuk meningkatkan minat membaca masyarakat.
Di era globalisasi ini pengguna internet menjadi semakin banyak. Berdasarkan hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), pengguna internet di Indonesia telah mencapai 215, 63 juga jiwa pada tahun 2022 hingga 2023. Jumlah pengguna internet Indonesia ini setara dengan 78, 19% dari total populasi penduduk Indonesia yang sebanyak 275,77 juta jiwa.
Perpustakaan digital hadir ditengah-tengah pengguna internet yang semakin banyak tentu bisa menjadi solusi untuk mempermudah masyarakat mengakses bacaan.
Terlebih bagi kaum milenial yang sudah terbiasa menggunakan teknologi sehingga mereka dapat mengakses informasi atau mencari referensi di perpustakaan digital.
ADVERTISEMENT
Dengan mudahnya diakses maka harapannya semakin banyak masyarakat yang dapat terdorong untuk membaca di perpustakaan digital.
Hal ini tentu akan menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan minat baca dan literasi masyarakat yang rendah sebab dengan adanya perpustakaan digital masyarakat tidak perlu mengeluarkan biaya untuk membaca buku, cukup memanfaatkan jaringan internet saja untuk mengakses perpustakaan digital.
Berikut ini beberapa contoh aplikasi dan website perpustakaan digital yaitu ada Perpustakaan Digital Nasional (iPusnas, https://ipusnas.id/ ), Perpustakaan Digital Jakarta (iJakarta, https://ijakarta.id/ ), Perpustakaan Digital Santri (iSantri, https://isantri.moco.co.id/ ), Perpustakaan Digital Kemdikbud (e-Perpusdikbud, https://pustaka-digital.kemdikbud.go.id/ ) Serta Perpustakaan Internasional seperti (https://z-lib.is/ ).
Riyana Qori Fatmawati, Mahasiswi Ilmu Informasi dan Perpustakaan, Universitas Airlangga, Surabaya.