Konten dari Pengguna

Gebrakan Literasi Digital: Mari Membaca untuk Masa Depan Anti-Pikun

Riyannisa Ika Wulandari
Mahasiswa S1 Bahasa dan Sastra Inggris dari Universitas Airlangga
7 Oktober 2024 7:54 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Riyannisa Ika Wulandari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Penyakit seperti Alzheimer mauoun kepikunan akan mengalami gejala seperti ini (Sumber: Canva)
zoom-in-whitePerbesar
Penyakit seperti Alzheimer mauoun kepikunan akan mengalami gejala seperti ini (Sumber: Canva)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Siapa yang akhir-akhir ini mengikuti salah satu drama korea populer berjudul Love Next Door yang dibintangi JungJung couple, Jung Haein dan Jung Soomin? Selain sisi komedi romantisnya, serial ini ternyata juga mengangkat beberapa penyakit sebagai salah satu penunjang ceritanya. Seperti Seokryu yang ternyata mengidap kanker perut. Ingat siapa lagi yang diduga mengalami penyakit parah? Benar, Ibu dari Seunghyo mengalami beberapa gejala kehilangan ingatan, yang membuat penonton bertanya-tanya, apakah dia mengidap Alzheimer?
ADVERTISEMENT
Bagi yang tidak familiar, Alzheimer adalah salah satu penyakit yang akan memburuk dari waktu ke waktu. Familiar, kan dengan apa yang dialami oleh tokoh di serial ini? Dikutip dari kanal halodoc (2021), Alzheimer dapat dicegah dengan terus mengasah otak, salah satunya adalah dengan membaca. Membaca memang terdengar sepele, tetapi menerapkan kegiatan membaca secara rutin nampaknya sulit untuk dilakukan; Melihat masifnya penggunaan gawai pada berbagai kalangan, dari yang masih baru belajar membaca hingga yang kesulitan membaca.
Menariknya, walaupun masifnya penggunaan gawai cukup memprihatinkan, tetapi gawai itu sendiri ternyata dapat digunakan untuk membaca. Pengguna gawai dapat membaca melalui berbagai platform yang tersedia di internet, seperti membaca berita digital, buku digital, hingga komik digital. Dunia yang serba digital ini tidak lagi perlu bertumpu pada bacaan cetak–seperti yang kita khawatirkan sejak adanya gawai–, justru dunia digital ini lah yang konon seharusnya memudahkan kita menumbuhkan kebiasaan membaca. Bagaimana tidak, bacaan kita ada di genggaman tangan!
ADVERTISEMENT
Membaca sejak usia muda hingga usia tua dapat menurunkan kemungkinan seseorang mengalami kepikunan. Dikutip dari Kompas (2018), orang Indonesia rata-rata membaca kurang dari satu jam setiap harinya, yaitu hanya sekitar 30-50 menit. Angka yang cukup besar untuk beberapa orang. Namun, berapa lama sih, kita harus membaca setiap harinya? Nyatanya, UNESCO menyarankan semua orang untuk meluangkan waktu sebanyak 4-6 jam setiap harinya. Mengerikan, durasinya 3-4 durasi membaca orang Indonesia, itu pun, kalau benar membaca.
Digital Literature atau literatur digital, seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya dapat menjadi langkah awal membiasakan diri untuk membaca. Berikut beberapa rekomendasi literatur digital yang dapat diakses secara luas:
Membaca literasi digital (Sumber: Canva)
ADVERTISEMENT
Membaca memanglah sebuah kebiasaan yang tidak banyak dibiasakan oleh orang-orang Indonesia, menyebabkan banyak di antara mereka yang di usianya yang belum lansia, sudah mengalami kepikunan. Hal ini membuat kita semua harus terus menggaungkan semangat ajakan membaca kepada teman-teman, keluarga, hingga orang-orang yang kita kenal di media sosial. Membaca tidak harus selalu dilakukan dengan membaca topik-topik berat, bisa juga topik ringan seperti komik romantis atau komedia. Apapun yang membuatmu nyaman, tetapi merangsang otak untuk terus berpikir, jangan lupa imbangi dengan pola hidup sehat, ya!