Spektrum Sosial Ronda

Asep Abdurrohman
Asep Abdurrohman. Pemburu Sastra, Agama, Filsafat, dan Pendidikan. Dosen Univ. Muhammadiyah Tangerang. Penerima Beasiswa 5000 Doktor Kemenag 2017.
Konten dari Pengguna
11 Juni 2020 16:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Asep Abdurrohman tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bahu-membahu dan gotong royong dalam kebaikan itu memberikan rasa kenyamanan dan keamanan. Keamanan dalam benak manusia adalah salahsatu harga yang cukup mahal. Keamanan laksana kebutuhan pokok yang tidak dapat dipisahkan. Kemanapun pergi, rasa aman harus memberikan keleluasan untuk bergerak.
ADVERTISEMENT
Apalagi keamanan yang menyangkut masalah jiwa. Agama pun mengajurkan kepada umatnya untuk selalu menjaga jiwa dari segala marabahaya. Dalam pandangan agama, rasa aman tidak saja berbentuk fisik, tapi bisa berbentuk non fisik.
Bentuk non fisik, agama menganjurkan tidak sembarang berkata-kata, agar tidak memberikan kemudharatan kepada sesama. Ini artinya, rasa aman bagi setiap manusia, paling tidak dibutuhkan dua jenis keamanan. Keamanan fisik dan keamanan non fisik.
Keamanan non fisik menyangkut masalah harga diri, kehormatan dan kondisi batin setiap manusia agar tidak terganggu dari ulah manusia. Sementara keamanan fisik titik tekannya seputar keamanan yang dibutuhkan oleh fisik dengan segenap perhiasaan dunia yang menyertainya. Baik berupa harta, rumah, kendaraan ataupun keselamatan raga yang perlu dijaga.
ADVERTISEMENT
Untuk menjaga keselatan fisik, khususnya di daerah perkotaan, salahsatu jalannya meningkatkan dan menjalankan kembali pos ronda. Artinya, ronda untuk menjaga keamanan lingkungan perlu digalakkan agar tercipta keamanan bersama di suatu lingkungan.
Kenapa Harus Ronda
Semenjak pemerintah melepaskan para tahanan dalam rangka untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19, keamanan warga perkotaan dan pinggiran sedikit terusik. Ditambah lagi, share berantai yang bertubi-tubi di berbagai group Whatsapp, membuat sebagaian warga berembuk menggalakkan kembali ronda malam. Meskipun sebelumnya sempat mendeg karena menyangkut kerja keesokan harinya.
Walaupun suasana perkotaan cukup mencekam karena kasus Covid-19, namun ketika warga bertemu dalam tugas ronda, pelan tapi pasti suasana tersebut lama-lama mencair.
Mencair bukan karena mendapat bantuan terdampak Covid-19, tetapi berbagai obrolan dan gelak tawa berbagai cerita yang mengiringi tugas ronda. Mulai dari obrolan masalah Covid-19, politik, pekerjaan, pengalaman pribadi, cerita keluarga, cerita hantu, dan lain sebagainya.
ADVERTISEMENT
Selingan obrolan santai tersebut sambil ditemani secangkir kopi dan makanan ringan. Baik makanan yang sediakan oleh pihak RT, petugas ronda maupun makanan atas inisiatif warga yang tidak sedang tugas ronda.
Semakin malam, obrolannya semakin aneh-enah. Sambil sesakali menarik rel sleting jaket dan selendang penghangat leher, obrolan terus mengalir bak air hujan terjun bebas. Tanpa dibatasi oleh tokoh. Tanpa saling mendikte dan menggurui, obrolan ringan maupun berat terus mengalir.
Ibarat air mengalir tanpa tanpa gangguan sedikitpun dari yang dilaluinya, kecuali kejadian yang sifatnya incidental.
Dalam ronda, tidak saja mengajarkan pentingnya bersosial tetapi juga menekankan pentingnya kesederajatan antar sesama peronda. Ini artinya, ronda hadir ke tengah warga sebagai media pembelajaran yang baik tanpa mencidrai kemanusia warga yang ronda.
ADVERTISEMENT
Ragam Jiwa Berbagi
Dok. Pribadi.
Selain media silaturahmi antar warga, ronda seperti sekolah non formal yang saling memberikan pelajaran antara warga yang satu dengan warga yang lainnya. Di antaranya saling berbagi, baik berbagi dalam bentuk materi maupun non materi.
Bentuk materi, warga yang ronda maupun tidak ronda membawa makanan untuk disantap bersama. Bukan sedikit dan banyaknya makanan yang dibawa, tetapi contohnya nyata yang hadir di tengah tugas ronda menjadi pelengkap dan sekaligus pembelajaran berharga.
Jenis makanan dan minumannya cukup beragam. Mulai dari pizza hut, kacang-kacangan, gorengan, kue kering, nasi goring, nasi kuning, permen jahe, kopi hitam, kopi susu, minuman bersoda, dan lain sebagainya. Prilaku sebagian peronda tersebut, seperti sepele, namun memberikan pelajaran berharga kepada peronda yang hadir pada waktu itu.
ADVERTISEMENT
Sementara berbagai dalam bentuk non materi dapat berupa saling memberikan informasi. Baik yang menyangkut masalah pekerjaan, keamanan, informasi sekolah, informasi tempat belanja pernak-pernik rumah tangga, masalah jodoh, kabar tetangga sebelah, info penjualan rumah, info jual makanan di tetangga, dan lain sebagainya.
Saat satu petugas bercerita, petugas ronda yang lain menjadi pendengar yang baik sambil sesekali menimpali obrolannya dengan anggukan kepala, seyum melebar, dan ungkapan tanda setuju. Sikap ini jelas memberikan rasa nyaman yang tak terkira bagi petugas ronda yang bercerita.
Bercerita pengantar ronda malam, tidak saja didominasi oleh salahsatu warga, tapi menggelinding begitu saja tanpa menghiraukan siapa yang berbicara. Sisi kebersamaan dalam berbagi cerita pun hadir di tengah-tengah ronda malam.
ADVERTISEMENT
Sementara, sambil mendengarkan cerita, petugas ronda pun ada yang tertidur pulas. Tapi petugas ronda lain, dengan santai membiarkan begitu saja. Toh petugas ronda pun beragama kegiatan pekerjaan waktu siangnya. Yang penting saling menghargai.
Mungkin saja, singnya kerja keras sampai menguras tenaga. Atau malam kemarinnya belum tidur. Dan masih banyak alasan untuk tidak bersikap negatif kepada petugas ronda yang tertidur pulas.
Disamping itu, pada waktu siangnya, ada juga warga yang berinisiatif mengadakan penyemprotan yang dikomandoi oleh warga yang berdinas di Pemadam Kebakaran (Damkar). Hampir setiap seminggu sekali, mengadakan penyemprotan kerjasama dengan RT setempat, memakai disinfektan tanpa dipungut biaya sepeserpun.
Jiwa-jiwa social yang muncul pada terjadi wabah ini, memang cukup memberikan pelajaran kepada warga masyarakat bahwa berbagi antar sesama itu menyenangkan dan menggembirakan.
ADVERTISEMENT
Tidak saja merekatkan silaturahmi yang sempat putus, tapi juga memberikan pencerahan penting bahwa prilaku tidak menghiraukan keadaan tetangga itu adalah prilaku tidak terpuji yang akan menjauhkan dirinya dari kehidupan yang tidak tentram dan damai.
Karena, kehidupan bertetangga yang memberikan rasa ketentraman dan kedamaian adalah esensi dari perintah agama. Dan itu dapat dicontohkan oleh pelajaran penting dari ronda. Semoaga ronda malam ke depan, semakin menumbuhkan rasa kepercayaan antar warga bahwa saling melahirkan kenyamanan warga.