Konten dari Pengguna

Bagaimana Saya Belajar Menikmati Kopi Meski Memiliki Masalah Kesehatan

Lalu Riza Mahendra
Mahasiswa Pascasarjana Kesehatan Masyarakat Bidang Kesehatan Lingkungan
21 April 2025 15:41 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lalu Riza Mahendra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Apakah kafein menjadi musuh terbesar Anda untuk menikmati secangkir kopi?

ADVERTISEMENT
Memang benar, kafein dikenal memiliki potensi untuk meningkatkan tekanan darah dan denyut jantung. Namun, dalam literatur medis, kafein tidak selalu memberikan dampak signifikan terhadap sistem tubuh. Dampaknya bergantung pada banyak variabel, termasuk waktu konsumsi dan jenis kopi yang diminum.
Bagaimana Saya Belajar Menikmati Kopi Meski Memiliki Masalah Kesehatan
zoom-in-whitePerbesar
Padahal, jika dikonsumsi secara teratur dan dalam takaran yang tepat, kopi justru dapat merangsang hormon yang memberikan efek positif bagi tubuh. Lalu, bagaimana cara agar tubuh dapat "beradaptasi" dengan kafein?
ADVERTISEMENT
Berikut ini beberapa tips berdasarkan pengalaman saya pribadi sebagai barista di kedai kopi milik saya sendiri. Saya terbiasa mengonsumsi kopi 3–5 cangkir setiap hari. Menariknya, kopi memiliki banyak varian dan kombinasi, mulai dari tambahan susu, susu kental manis, gula, sirup, hingga alkohol. Namun, saya pribadi lebih menikmati kopi hitam tanpa tambahan apa pun. Jarang sekali saya mengonsumsi latte atau varian kopi susu karena saya memiliki masalah pencernaan terhadap susu.
1. Kenali Biji Kopi Anda
Langkah pertama yang perlu Anda ketahui adalah jenis biji kopi apa yang cocok untuk Anda. Setiap jenis biji kopi memiliki kompleksitas keasaman dan kandungan gas yang berbeda. Metode penyeduhan pun sangat memengaruhi kadar keasaman hasil seduhan.
ADVERTISEMENT
Misalnya, menyeduh kopi dengan cara sederhana—menuangkan air panas ke bubuk kopi halus—dapat meningkatkan ekstraksi keasaman.
Secara umum, biji kopi dibedakan menjadi dua jenis utama: Arabika dan Robusta. Keduanya memiliki karakteristik berbeda dalam ukuran, rasa, aroma, tingkat keasaman, kadar kafein, dan cita rasa. Biji Arabika memiliki rasa yang cenderung lebih manis dan kompleks, namun aromanya lebih ringan dibandingkan Robusta. Jika Anda mengonsumsi kopi untuk bersantai, biji Arabika bisa menjadi pilihan yang tepat.
Perlu juga untuk mengetahui asal usul biji kopi yang Anda konsumsi. Karena kopi sejatinya adalah buah, maka faktor seperti ketinggian tempat tumbuh, suhu, dan kondisi lingkungan sangat memengaruhi kualitasnya.
Saat saya menjalankan kedai kopi, saya biasa memperkenalkan koleksi biji kopi kepada pelanggan. Kebanyakan biji kopi saya berasal dari Jawa Timur dan Sumatra, dengan proses pascapanen yang berbeda—full wash maupun natural process. Tingkat sangrai (roast) juga penting. Jika Anda ingin rasa kopi yang tidak terlalu kuat, pilihlah biji dengan tingkat sangrai medium.
ADVERTISEMENT
Metode seduh juga berpengaruh terhadap kekuatan rasa kopi. Untuk pelanggan yang belum terbiasa, saya biasanya menyarankan metode V60 dengan campuran biji Arabika. Saya menggiling biji dengan tekstur agak kasar untuk memperlambat ekstraksi dan menjaga aroma tetap halus. Metode V60 menjadi favorit saya karena hasilnya bersih dan ringan, walaupun teknik penuangannya cukup menantang.
Dengan metode ini, saya bisa menikmati kopi hingga 3–5 cangkir per hari tanpa masalah.
2. Jadwalkan Konsumsi Kopi
Jika Anda memiliki masalah kesehatan seperti maag (gastritis), penting untuk memperhatikan cara penyeduhan, jenis biji kopi, serta waktu terbaik untuk meminumnya. Saran saya—terutama bagi penderita maag—adalah selalu sarapan terlebih dahulu sebelum minum kopi.
Media sosial sering menampilkan kebiasaan minum kopi di pagi hari sebelum beraktivitas. Meski terlihat umum, bagi yang memiliki gangguan lambung, ini bukanlah pilihan yang aman. Makan terlebih dahulu dapat membantu mencegah efek negatif dari kafein.
ADVERTISEMENT
Saat lambung saya sedang sensitif, saya menghindari makanan dengan keasaman tinggi serta minuman yang memicu gas berlebih. Dalam kondisi seperti ini, saya menambahkan susu ke dalam kopi. Efeknya cukup terasa. Namun, jenis susu juga perlu diperhatikan. Karena susu memiliki kadar laktosa berbeda-beda, saya lebih merekomendasikan susu oat atau almond sebagai alternatif bagi yang intoleran terhadap susu sapi.
Jika Anda bukan peminum kopi rutin, tidak masalah untuk hanya mengonsumsi satu cangkir per hari. Banyak orang menyatakan "Saya tidak cocok dengan kopi" atau "Perut saya sakit setelah minum kopi." Padahal, jika dikonsumsi dengan cara yang tepat, efek negatif ini bisa diminimalisir.
Minumlah kopi setelah makan siang, atau saat membaca buku di sore hari. Satu cangkir kopi tidak akan memberikan dampak buruk jika dikonsumsi dengan bijak. Sebaliknya, kopi bisa meningkatkan fokus dan ketenangan.
ADVERTISEMENT
3. Konsistensi Memberi Dampak Positif
Sebelum memutuskan untuk lebih sering minum kopi, pahami dulu dampak yang mungkin timbul.
Kafein memang memiliki efek adiktif, namun pada kenyataannya, kandungan kafein dalam satu cangkir kopi tidak cukup besar untuk memicu reaksi berlebihan pada tubuh. Rata-rata, secangkir kopi hanya mengandung sekitar 80–100 mg kafein, sekitar seperempat dari batas konsumsi harian yang direkomendasikan untuk orang dewasa.
Efek negatif yang sering dikaitkan dengan kopi, seperti kecemasan dan gangguan tidur, umumnya disebabkan oleh konsumsi berlebihan atau tambahan bahan lain seperti gula. Faktanya, gula memiliki efek adiktif yang lebih tinggi dibandingkan kafein. Karena itu, jika ingin mendapatkan manfaat kopi secara optimal, sebaiknya kurangi atau hindari gula tambahan.
Sebagai permulaan, Anda tidak perlu langsung menghabiskan satu cangkir penuh. Mulailah dari 1–3 tegukan, hingga tubuh terbiasa. Menyesuaikan lidah dengan rasa kopi hitam tanpa gula memang memerlukan waktu, bahkan bisa memakan waktu hingga satu hingga tiga bulan. Namun, ketika Anda menemukan ritme yang nyaman, manfaat kopi akan terasa—baik secara fisik maupun mental.
ADVERTISEMENT
Kopi Indonesia, khususnya Robusta, terkenal dengan cita rasa yang kuat dan pahit. Karena itu, banyak orang menambahkan gula. Namun, saya memulai dari Arabika dengan metode V60 sangrai medium, dan hasilnya jauh lebih ringan.
Saya percaya, konsistensi akan membawa hasil. Kopi bisa memberikan efek relaksasi dan kejernihan pikiran. Rasanya sulit menggambarkan "kenikmatan" itu dengan kata-kata—Anda harus mengalaminya sendiri. Apalagi suasana kedai kopi di Indonesia sangat beragam, dari yang modern, minimalis, hingga bernuansa pedesaan. Semua memberikan sensasi berbeda yang menggugah nostalgia.
Dan satu hal tambahan: minumlah kopi bersama orang yang spesial.
Penelitian ilmiah terbaru menyebutkan bahwa konsumsi kopi dalam dosis tinggi (lebih dari 300 mg kafein) dapat memicu gangguan kecemasan, perubahan suasana hati, bahkan insomnia. Namun, semua itu bisa dihindari dengan membatasi dosis konsumsi.
ADVERTISEMENT
Sebaliknya, konsumsi dalam jumlah tepat justru dapat merangsang hormon dopamin yang membantu meningkatkan fokus dan produktivitas. Kopi, jika dinikmati secara bijak, bisa menjadi teman yang menenangkan sekaligus menyegarkan.
Akhirnya, kopi bukanlah sekadar minuman. Ia adalah bagian dari perjalanan hidup, seperti jurnal pribadi yang terus berkembang. Maka, temukan kopi yang cocok untuk Anda, dan nikmati setiap perjalanannya.