Film Tirta Carita, Cerita Rakyat dan Ancaman Habisnya Sumber Mata Air di Malang

Rizal Adhi Pratama
Jurnalis full time di Malang Raya.
Konten dari Pengguna
6 Mei 2023 21:20 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rizal Adhi Pratama tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Uji Petik film Tirta Carita di Kota Malang. (Foto: Rizal Adhi pratama)
zoom-in-whitePerbesar
Uji Petik film Tirta Carita di Kota Malang. (Foto: Rizal Adhi pratama)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sejarawan asal Kota Malang, FX Domini BB Hera bersama sutradara Subianto kembali menciptakan karya film pendek bertemakan sejarah. Tak hanya sejarah, kali ini mereka juga menyelipkan pesan kelestarian lingkungan di dalamnya.
ADVERTISEMENT
Film ini berjudul Tirta Carita, yang menceritakan keberadaan sumber-sumber mata air di Malang Raya yang meliputi Kota Malang, Kabupaten Malang, dan Kota Batu. Bahwa sumber-sumber mata air ini memiliki cerita rakyat (folklore) sendiri hingga keberadaannya yang terancam pembangunan yang merusak lingkungan.

1. FX Domini BB Hera mengatakan Tirta Carita dikemas dalam bentuk film dan buku

Uji Petik Film Tirta Carita. (Foto: Rizal Adhi Pratama)
Produser Pelaksana film Tirta Carita, FX Domini BB Hera mengatakan jika film ini pada awalnya hanya ingin mengangkat folklore atau cerita rakyat sumber-sumber mata air di Malang Raya. Namun, mereka merasa kurang puas jika film ini hanya sebatas itu saja.
"Ini tujuannya memberikan sesuatu nilai yang lebih daripada cuma folklore (cerita rakyat). Kita putuskan untuk memberi isu ekologis yang tujuannya untuk pelestarian," terangnya saat Uji Petik film Tirta Carita di Alfa X Jalan Jakarta Dalam, Kelurahan Penanggulangan, Kecamatan Klojen, Kota Malang pada Sabtu (06/05/2023).
ADVERTISEMENT
Folklore menurut mereka sangat jarang yang menyinggung keberadaan sumber mata air. Oleh karena itu, mereka ingin lebih memperkenalkan Tirta Carita dalam bentuk film dan buku. Keduanya akan dirilis pada 20 Mei 2022 di Bioskop Sarinah, Kota Malang.
"Karena film memiliki efek yang menendang di masyarakat. Dan buku memiliki efek mendalam dari folklore," papar pria yang akrab disapa Sisco ini.

2. Kisah sumber mata air Wendit yang dipercaya berasal dari air mata Dewi Madrim

Poster film Tirta Carita. (Foto: FX Domini BB Hera)
Salah satu kisah folklore yang diangkat dalam film ini adalah kisah Sumber Air Mata Wendit di Desa Mangliawan, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang. Di mana dipercaya sumber air mata ini adalah hasil dari perjuangan Dewi Madrim yang merupakan putri dari Kerajaan Mandaraka.
"Wendit diambil dari pendito yang diambil dari cerita Dewi Madrim yang ingin meminta hujan untuk warga Tengger. Ia bertapanya kepada Sang Hyang Widhi agar diberikan sumber mata air di tempatnya bertapa," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Namun, Sang Hyang Widhi tidak kunjung memberikan berkah berupa hujan. Ini membuat Dewi Madrim menangis karena doanya tidak dikabulkan. Air mata inilah yang terserap ke dalam tanah dan menjadi cikal bakal sumber mata air Wendit.

3. Tirta Carita memaparkan data jumlah sumber mata air di Malang Raya yang berkurang drastis dari tahun ke tahun

Uji petik film Tirta Carita. (Foto: Rizal Adhi Pratama)
Tak hanya cerita rakyat, film ini juga menyajikan data-data kerusakan lingkungan yang membuat sumber mata air di Malang Raya rusak. Pada tahun 1800-an, diketahui jika setidaknya ada 1.700 mata air di Malang Raya, tapi kini hanya tersisa sekitar 100an sumber mata air yang tersisa.
Padahal sumber mata air tidak hanya berfungsi sebagai pemenuhan kebutuhan biologis manusia saja. Tapi memiliki peran stimulan ekonomi, yaitu sebagai objek pariwisata.
"Sementara sumber mata air di Kota Malang Letaknya berdekatan dengan pemukiman masyarakat, sehingga berpengaruh pada kualitas. Karena limbah masyarakat muncul di dalam air seperti limbah detergen, fases, dan lainnya," pungkasnya.
ADVERTISEMENT