Warga di Malang Berikan Santunan Anak Yatim Melalui Pemilahan Sampah

Rizal Adhi Pratama
Jurnalis full time di Malang Raya.
Konten dari Pengguna
15 Agustus 2023 10:20 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rizal Adhi Pratama tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pos pemilahan sampah Tempe Barokah Malang. (Foto: Rizal Adhi Pratama)
zoom-in-whitePerbesar
Pos pemilahan sampah Tempe Barokah Malang. (Foto: Rizal Adhi Pratama)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
MALANG - Ada banyak cara masyarakat untuk memberikan santunan anak yatim, ada yang memberi santunan berupa uang tunai hingga membagikan sembako. Namun warga Kelurahan Kedungkandang RT.7/RW.3, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang memiliki cara yang berbeda. Mereka memberi santunan dengan uang hasil pemilahan sampah di Tempe Barokah (Tempat Pemilah Sampah Barokah).
ADVERTISEMENT
Jadi konsepnya warga mengumpulkan sampah plastik dalam satu tempat di Tempe Barokah. Sampah-sampah tersebut kemudian dipilah-pilah mana saja yang masih bisa dijual. Hasil penjualan tersebut kemudian digunakan untuk santunan anak yatim di Kota Malang.
Dalam setahun, Tempa Barokah bisa mengumpulkan lebih dari 3 ton sampah dari warga
Ketua Tempe Barokah, Susiana Ita mengungkap kalau dalam setahun mereka bisa mengumpulkan 3,5 ton sampah yang disetorkan oleh warga setiap hari. Hal ini dikarenakan di wilayah Kelurahan Kedungkandang memang sebelumnya dipenuhi sampah berserakan. Sehingga warga berinisiatif membuat kebiasaan baru untuk memungut sampah di manapun mereka berada, kemudian dikumpulkan dalam satu lokasi yaitu Tempe Barokah.
"Kami ingin menyebarkan virus bahwa sampah juga memiliki nilai ekonomis. Sehingga kami mendapat sampah ini dari sedekah warga, kemudian sampah ini dijual untuk diberikan pada anak yatim piatu, kaum duafa, dan petugas kebersihan itu sendiri," terangnya saat dikonfirmasi pada Senin (14/8/2023).
ADVERTISEMENT
Kian lama, warga Kedungkandang memiliki kebiasaan baru untuk memungut sampah di jalan kemudian menyortir sendiri di rumah, kemudian sampah-sampah yang bisa masih memiliki manfaat disumbangkan ke Tempe Barokah. Saking banyaknya warga yang menyumbangkan sampah, kini relawan Tempe Barokah ada 20 orang. Relawan-relawan ini juga merupakan warga dari RT.7/RW.3 Kedungkandang.
"Jadi yang tidak sempat ke Bank Sampah kita layani secara komunal, setiap Jumat kita kirim ke Tempe Barokah. Dan ternyata ini efektif membuat sampah yang berserakan jadi berkurang," jelasnya.
Sampah yang dipilah di Tempe Barokah. (Foto: Rizal Adhi Pratama)
Baru setahun berdiri, Tempe Barokah telah berikan santunan pada 33 orang
Ita mengungkap kalau Tempe Barokah baru berdiri pada 14 Agustus 2022, tepat setahun yang lalu. Meskipun demikian, mereka telah menyantuni 33 orang melakukan cara ini. Pada 2022 mereka menyantuni 22 orang dan tahun ini telah memberikan santunan pada 11 orang.
ADVERTISEMENT
"Hasil pemilahan sampah ini murni kita setorkan pada fakir miskin. Oleh karena itu, kita membuat istilah sedekah sampah dengan harapan virus ini bisa tersebar hingga sampai nasional," bebernya.
Ia juga mengungkap kalau jumlah sedekah yang mereka berikan tergantung jumlah sampah yang masuk ke Tempe Barokah. Harapannya agar semakin banyak orang yang sadar akan kebersihan lingkungan dan menyumbangkan sampah-sampah mereka ke Tempe Barokah.
Ketua RT mengungkap warga sangat antusias menyambut Tempe Barokah
Hadi Prayitno saat menerima sampah dari warga. (Foto: Rizal Adhi Pratama)
Ketua RT.7/RW.3, Hadi Prayitno mengungkap kalau warga sangat antusias dengan program Tempe Barokah ini. Bahkan, ada warga yang merelakan tanahnya dijadikan lokasi pengumpulan sampah Tempe Barokah. Ia menjelaskan jika lokasi pengumpulan sampah Tempe Barokah berukuran 5×6 meter, di sana sampah-sampah ini dipilah kemudian hasilnya diserahkan semua pada anak yatim, kaum duafa, dan pekerja kebersihan.
ADVERTISEMENT
"Jadi kalau melalui bank sampah itu biasanya warga mengumpulkan banyak sampah, tapi hasilnya tidak sebanding. Jadi bagaimana kalau hasil yang tidak sebanding itu didonasikan saja. Ternyata masyarakat kita yang guyub ini menerima, karena manfaatnya juga untuk warga," bebernya.
Hadi mengungkapkan ternyata cara ini membuat pekerja Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Kota Malang menjadi lebih ringan. Pasalnya jumlah sampah di Kota Malang semakin meningkat, sehingga kekuatan penampungan sampah TPA juga semakin menyempit.
"Kami sekuat tenaga berusaha menyelamatkan lingkungan. Sehingga kami mengajak masyarakat bersedekah dari sampah-sampah yang terbuang dan tercecer ini," pungkasnya.