Konten dari Pengguna

Keterlibatan Anak Muda dalam Penanggulangan Bencana: Membangun Generasi Peduli

Rizka Fadillahlubis
Mahasiswi Ilmu Komunikasi Universitas Medan Area
4 November 2024 10:12 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rizka Fadillahlubis tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dihasilkan oleh AI
zoom-in-whitePerbesar
Dihasilkan oleh AI
ADVERTISEMENT
Keterlibatan anak muda dalam penanggulangan bencana adalah langkah strategis yang tidak hanya meningkatkan efektivitas respons terhadap bencana, tetapi juga membangun kesadaran dan kepedulian yang mendalam terhadap lingkungan dan masyarakat. Generasi muda, dengan semangat dan kreativitas mereka, memiliki potensi besar untuk berkontribusi dalam berbagai aspek penanggulangan bencana, mulai dari edukasi, mitigasi, hingga respon langsung saat bencana terjadi.
ADVERTISEMENT
Salah satu cara efektif untuk melibatkan anak muda adalah melalui pendidikan dan pelatihan. Sekolah dan komunitas dapat mengintegrasikan materi tentang risiko bencana dan kesiapsiagaan ke dalam kurikulum mereka. Dengan memahami dampak bencana dan cara menghadapinya, anak muda tidak hanya menjadi penerima informasi, tetapi juga agen perubahan yang aktif di lingkungan mereka. Program-program ini dapat menciptakan rasa tanggung jawab dan empati, mendorong mereka untuk tidak hanya peduli terhadap diri sendiri, tetapi juga terhadap sesama.
Keterlibatan anak muda dalam pengambilan keputusan terkait penanggulangan bencana sangat penting. Mereka perlu didengarkan dalam forum-forum komunitas dan kebijakan publik. Dengan melibatkan suara mereka, kita dapat memastikan bahwa langkah-langkah yang diambil relevan dengan kebutuhan dan aspirasi generasi mendatang.
ADVERTISEMENT
Pada akhirnya, membangun jaringan antara anak muda dan organisasi yang bergerak di bidang penanggulangan bencana dapat memberikan platform bagi mereka untuk berkontribusi lebih besar. Melalui kolaborasi, mereka dapat belajar dari pengalaman praktis dan menerapkan pengetahuan tersebut dalam konteks lokal.
Oleh Rizka Fadillah Lubis, Mahasiswi Jurusan Ilmu Komunikasi, Universitas Medan Area.