Cepat atau Lambat Plastik Akan Membunuhmu

Rizka Ikhtianti Putri
Mahasiswa Pendidikan Biologi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Konten dari Pengguna
27 April 2021 11:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rizka Ikhtianti Putri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi oleh Rizka Ikhtianti Putri
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi oleh Rizka Ikhtianti Putri
ADVERTISEMENT
Di era 4.0 ini, masyarakat terutama pebisnis menggunakan plastik sebagai kemasan produknya. Para pebisnis mengeklaim bahwa kantong plastik atau kemasan plastik ini ramah lingkungan. Hingga saat ini, sebagian besar masyarakat masih menggunakan plastik sebagai sarana angkut barang bawaannya.
ADVERTISEMENT
Rasanya amat sulit untuk mengurangi penggunaan plastik. Perlu adanya dorongan dan kesadaran dari dalam diri sendiri maupun dari luar untuk dapat mengurangi penggunaan plastik. Kebanyakan masyarakat awam tidak tahu berapa lama proses penguraian sampah plastik. Sampah plastik butuh waktu sekitar 50–100 tahun untuk terurai.
Data Asosiasi Industri Plastik Indonesia (INAPLAS) dan Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan sampah plastik di Indonesia mencapai 64 juta ton per tahun. Sebanyak 3,2 juta ton di antaranya merupakan sampah plastik yang dibuang ke laut. Sumber yang sama menyebutkan, kantong plastik yang terbuang ke lingkungan sebanyak 10 miliar lembar per tahun atau sebanyak 85.000 ton kantong plastik. Jumlah ini membuat Indonesia berada di peringkat kedua penghasil sampah terbesar di dunia. Waw, bukankah ini peringkat yang sangat buruk? Jika kita terus menerus menggunakan plastik di kehidupan kita, bukan tidak mungkin daratan Indonesia akan tertutup sampah plastik.
ADVERTISEMENT
Melihat jumlah sampah plastik yang sangat banyak dan menyadari dampak negatif bagi lingkungan, sebagian masyarakat memusnahkan sampah plastik dengan cara membakarnya. Mereka beranggapan dengan membakarnya maka sampah plastik akan hilang dari muka bumi.
Padahal dengan membakar sampah plastik akan menimbulkan masalah baru bagi kehidupan masyarakat sendiri. Betapa tidak, asap hasil pembakaran dapat membuat lapisan ozon bumi menipis sehingga sinar akan masuk ke dalam bumi. Jika manusia terpapar sinar ultraviolet akan mengakibatkan kanker pada kulit. Dilematis memang. Jika sampah plastik tidak cepat–cepat diuraikan, pencemaran lingkungan akan terjadi atau bahkan akan tercipta gunung sampah plastik seperti di Bekasi.
Dampak lainnya adalah pada tubuh manusia itu sendiri. Seperti data dari INAPLAS yang menyatakan bahwa sebanyak 3,2 juta ton di antaranya merupakan sampah plastik yang dibuang ke laut. Peneliti dari UC Davis dan Universitas Hasanuddin di Pasar Paotere Makassar menunjukkan, 23 sampel ikan yang diambil memiliki kandungan plastik di perutnya. Bayangkan, jika ikan ini kita konsumsi, apa yang akan terjadi? Mengonsumsi ikan yang memiliki kandungan plastik di dalam tubuhnya bisa menyebabkan kanker dalam tubuh kita.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, mau tidak mau, atau suka tidak suka pemakaian plastik sebagai sarana atau kemasan harus ditinggalkan atau diganti dengan cara dan bahan yang mudah didaur ulang. Ada pun langkah yang dapat lakukan untuk mengurangi penggunaan plastik yaitu, tidak menggunakan sedotan plastik atau bisa membawa sedotan stainless steel dari rumah, membawa tas belanja sendiri dari rumah jika berbelanja di pasar atau supermarket, membawa botol minum sendiri, membiasakan diri untuk memasak sendiri di rumah, membatasi penggunaan plastik dalam membungkus paket, dan memilih es krim cone dibandingkan es krim cup.
Mari kita kurangi penggunaan plastik di negara kita untuk menjalani kehidupan yang lebih sehat lagi. Dimulai dari diri kita sendiri, dan sebarkan kepada orang-orang tersayang kita.
ADVERTISEMENT