Konten dari Pengguna

Tersihir Pesona Pulau Samosir

Rizka Noviana
A visual thinker, avid dreamer.
13 Januari 2018 11:42 WIB
clock
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:19 WIB
Tulisan dari Rizka Noviana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Beberapa orang (yang sudah punya penghasilan sendiri) menyisihkan tabungannya untuk berinvestasi berupa properti, gadget, fashion, dan sebagainya. Buat saya investasi yang tak akan lekang oleh waktu adalah traveling. Kenapa? Karena pengalaman saat travelling tak akan habis-habis untuk diceritakan ke anak dan cucu kita nanti.
ADVERTISEMENT
Semua berawal pada tahun 2014, ketika semakin banyak vlog dan blog traveler baik lokal sampai mancanegara yang menarik perhatian saya. Pengalaman mereka, menggerakkan hati saya untuk melakukan hal yang sama, travelling!
Dari vlog dan blog mereka, saya sempat berpikir bagaimana ya untuk dapat traveling kesana kemari dengan mudahnya? Padahal setiap kali mengecek harga tiket dan hotel di aplikasi travel selalu mahal.
Sampai akhirnya saking seringnya melihat vlog dan blog mereka, saya jadi tahu kenapa mereka dengan mudahnya traveling kemana pun. Ternyata kebanyakan dari mereka mendapatkan tiket dan hotel murah dengan cara berburu promo dari aplikasi-aplikasi travel online. Dari sanalah keinginan saya semakin kuat untuk menggapai mimpi menjelajah Indonesia dengan berburu promo tiket pesawat dan hotel murah.
ADVERTISEMENT
Hal pertama yang saya lakukan adalah menentukan tujuan. Pilihan jatuh di Indonesia bagian Barat terlebih dahulu, yaitu Pulau Samosir. Kedua, mencari partner travelling. Kalau ini nggak terlalu sulit, karena untungnya teman-teman di lingkungan saya memiliki kesukaan yang sama, doyan jalan-jalan. Ketiga, saya mencari momen paling mudah untuk berburu tiket pesawat dan hotel murah, yaitu saat hari belanja online nasional.
Karena e-commerce travel online sedang “booming” kala itu, saya mulai ancang-ancang dengan mendownload--hampir- semua aplikasi travel online. Dari beberapa pilihan saya jatuh ke aplikasi tiket.com karena disanalah akhirnya saya menemukan harga tiket pesawat dan hotel yang murah untuk melancong ke Pulau Samosir.
(Foto: Rizka Noviana)
Excited! Itu kata yang menggambarkan perjalanan saya dan ketiga teman saya ke Pulau Samosir. Pulang kerja, kami semua bergegas dari kantor masing-masing menuju Bandara Soekarno Hatta. Kami sengaja mengambil flight malam, dengan perkiraan kami bisa bermalam di angkot dan tiba subuh di area penyeberangan ke Samosir.
ADVERTISEMENT
Tiba di Bandara Kualanamu pukul 12 malam. Kami berempat agak bingung, naik apa menuju ke Parapat. Akhirnya kami putuskan daripada naik taksi gelap, kami memilih naik bus Damri ke kota Medan. Saat di Damri, salah satu teman membuka obrolan dengan kondektur bus dan akhirnya menceritakan arah tujuan kami semua. Si kondektur menyarankan kami untuk pergi ke agen bus KBT kalau mau pergi ke Parapat untuk kemudian menyeberang ke Pulau Samosir.
Perjalanan dari agen bus KBT dimulai dari Pukul 2 dini hari. Bapak supir KBT meminta salah satu dari kami duduk di depan sebagai teman ngobrol. Untungnya 2 orang teman saya keturunan Batak, jadi lumayanlah nggak rooming-rooming banget pas ngobrol sama bapak supir. Teman saya ini memanggil bapak supir dengan sebutan “Tulang” (sebutan om/paman untuk Suku Batak).
ADVERTISEMENT
Enaknya jadi orang Batak dari tidak saling kenal bisa menjadi saudara kalau mereka sudah mengobrol silsilah keluarga, dan ternyata obrolan berujung mereka masih dalam satu silsilah marga yang sama. Tapi bertemu Tulang ini nggak menjamin kita bisa asyik, tidur dan santai layaknya disupiri anggota keluarga sendiri saat berlibur.
Dulu, sebelum ada Bandara Silangit, jalur darat pakai bus KBT ini satu-satu cara murah menuju Danau Toba. Tapi menumpangi bus ini mirip naik wahana di taman bermain, hahaha. Karena medan jalan yang berkelok-kelok dan gelap, ditambah supir yang seperti nggak kenal cara ngerem, rencana kami untuk tidur sebentar di bus pun gagal total. Selama perjalanan kami pasang mata, dalam kondisi sigap dan berdoa supaya selamat sampai tujuan.
ADVERTISEMENT
Rasanya saat itu pengin bilang, “Tulang, jangan ngebut-ngebut Tulang” Tapi ya apadaya, agak serem juga kalau mau bilang ke supirnya. Kita semua fokus berdoa aja. Salah satu teman kami bilang, “Kalau supir Sumatra kayak begini semua. Alap-alap semua. Biar cepet sampe dan nggak dirampok di jalan.”
Sesampainya kami di Pelabuhan Parapat pukul 5 pagi, sebelum menyeberang ke Pulau Samosir kami sempatkan dahulu untuk minum teh dan makan mie rebus, tidur-tidur “ayam” sebentar karena rencana tidur di bus gagal total.
Sudah cukup istirahat, kami lanjutkan perjalanan menuju Pulau Samosir dengan menyeberang menggunakan Kapal Feri. Perjalanan memakan waktu 30 menit, sepanjang perjalanan kami disuguhi dengan pemandangan maha indah dan sempurna, lelah dan ngantuk dari perjalanan semalam seketika sirna.
ADVERTISEMENT
Sampailah kami di pelabuhan Pulau Samosir, Tuk Tuk. Kami langsung bergegas menuju Hotel Tuk Tuk Lakeside untuk menaruh barang-barang bawaan. Untuk menginap di hotel yang menghadap langsung ke Danau Toba dan kolam renang alami Danau Toba ini kami cukup membayar Rp 100.000,- berkat promo Tiket.com.
(Foto: Rizka Noviana)
Explore Samosir!
Untuk mengeksplor Pulau Samosir, kami lebih memilih menggunakan sepeda motor yang kami sewa di hotel. Karena dengan naik sepeda motor kita bisa sambil merasakan rasanya udara segar dari tempat yang tidak berpolusi ini. Kapanlagi?
Sepanjang perjalanan di atas motor saya melihat hamparan bukit seperti bukit teletubbies mengelilingi Danau Toba. Ada yang bilang, berada di tempat ini seperti sedang berada di New Zealand, saya sih belum pernah ke New Zealand, tetapi kalau memang benar adanya untuk yang ingin kesana dan belum kesampaian, ada baiknya ke Pulau Samosir saja dulu. Hehehe...
(Foto: Rizka Noviana)
ADVERTISEMENT
2 hari berada di Pulau Samosir, saya benar-benar merasakan kultur dan budaya dari suku batak, kental sekali. Pernah melihat sinetron zaman 90-an yang berjudul Air Mata Ibu yang diperankan Joshua Suherman? Nah, atmosfer itu akan benar-benar kita rasakan di tempat ini. Dari menara pandang tele yang berada di uang seribu rupiah sampai dengan patung Sigale-Gale dari cerita rakyat suku batak saya jumpai di sana.
Hari ke-2 pada siang harinya kami melanjutkan perjalanan meninggalkan Pulau Samosir dan segala keindahannya. Tujuan berikutnya karena memang tujuan utama kami traveling kali ini adalah menikmati pemandangan Danau Toba, kami stay 1 malam lagi masih di sekitar Danau Toba, di Hotel Pandu Lakeside Parapat. Dan lagi-lagi kami disuguhkan dengan pemandangan hotel tepat di pinggir Danau Toba dengan harga hotel Rp. 100,000,- per malam yang kami dapat dari tiket.com.
ADVERTISEMENT
Sepanjang hari kami menghabiskan waktu untuk berkeliling parapat, dari jalan-jalan ke pasar, makan buah mangga khas Parapat, yang menurut si penjual cara makannya tidak dikupas menggunakan pisau tapi dengan digigit dengan gigi kita sendiri sampai berenang di pinggir Danau Toba.
Selesai sudah 3 hari mengeksplor Danau Toba dan daerah sekitarnya. Kami melanjutkan perjalanan menuju kota Medan. Menggunakan angkutan umum dengan bus. Tidak mau menyia-nyiakan kesempatan, kami sempatkan mampir ke Air Terjun Sipiso-piso, air terjun ini berada di daerah Kaban Jahe. Saat kami ke sana, Gunung Sinabung sedang erupsi, diperjalanan kami merasakan debu abu putih berterbangan di sepanjang jalan.
Sesampainya di Kaban Jahe, kami harus melanjutkan perjalanan menggunakan transportasi bentor (becak motor) menuju air terjun Sipiso-Piso. Awalnya kami agak sangsi, kok si Bapak pemilik bentor bilang untuk 4 orang naik satu bentor. Total sama Bapak jadi 5 orang di satu bentor yang kecil. Tapi setelah si Bapak berkali-kali meyakini kalau bentornya kuat menampung kami melewati medan terjal yah kami akhirnya naik.
ADVERTISEMENT
Selama perjalanan menuju Air Terjun Sipiso-Piso kami lagi-lagi dibuat takjub dengan pemandangan alam di sekitar. Tidak berlama-lama bermain di air tejun, kami melanjutkan lagi perjalanan menggunakan bus dari Kaban Jahe menuju kota Medan, tujuan akhir dari perjalanan ini.
Sepanjang perjalanan, kami sempatkan untuk tidur meskipun dengan keadaan bus yang penuh dan lagi-lagi dengan supir bus yang mengendarai bus dengan mengebut dan terkadang mengerem mendadak di kondisi jalan yang melikuk-likuk. Karena sudah beberapa kali menumpangi bus dengan tabiat supir yang seperti ini, kita sampai sudah terbiasa dan bisa tidur pulas di bus
Akhirnya sampailah kami di kota Medan dengan menempuh perjalanan 6 jam. Kami langsung menuju hotel bintang 5 di kota Medan, Danau Toba International Hotel. Dengan harga kamar Rp. 300.000,- per malam sekelas hotel bintang 5 yang kami dapatkan dari tiket.com. Tak mau menyia-nyiakan kesempatan begitu saja, kami langsung mencicipi fasilitas hotel dengan berenang. Setelah menempuh perjalanan panjang nan seru tadi rasanya fresh sekali.
ADVERTISEMENT
Tak terasa waktu kami tinggal sedikit untuk menikmati traveling Samosir-Medan ini. Setelah selesai berenang, kami mencicipi kuliner Medan. Beruntungnya kami bertemu dengan teman lama yang berada di Medan, dengan baik hati beliau mengajak kami berwisata kuliner di Kota Medan. Rasanya nikmat mana lagi yang kami dustakan, setelah disuguhi dengan pemandangan hijau nan indah sepanjang perjalanan tadi, kali ini disuguhi nikmatnya kuliner khas Kota Medan.
Selesai sudah salah satu perjalanan terindah sepanjang traveling yang saya rasakan, traveling ala backpacker, dengan akomodasi yang bisa diatur sendiri dan mendapatkan harga hotel dan tiket sesuai budget setelah berikutnya saya menjalani traveling ke tempat-tempat indah lainnya di negeri ini.
Terima kasih tiket.com untuk pengalaman #TiketKemanapun. Dari mulai logo Tiket.com masih gambar sobekan tiket sampai sudah happiness dot berwarna kuning, selalu tidak pernah mengecewakan costumer dengan promonya. Semoga saya mendapatkan kesempatan lagi untuk menjelajah surga-surga tersembunyi di negeri ini dengan mudah.
ADVERTISEMENT