Konten dari Pengguna

Kekurangan Tak Patahkan Semangat Slamet Untuk Hidupi Keluarganya

Rizka Pratama Nurrila Sari
Saya adalah seorang mahasiswa ilmu komunikasi di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Menulis merupakan suatu hal yang sangat menarik perhatian saya. Harapannya dapat memberikan inspirasi melalui tulisan saya bagi siapapun pembacanya.
9 November 2022 13:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rizka Pratama Nurrila Sari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Potret saat berkunjung ke rumah Slamet yang menjadi tempat usaha mebelnya, Sumber: Dokumentasi Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Potret saat berkunjung ke rumah Slamet yang menjadi tempat usaha mebelnya, Sumber: Dokumentasi Pribadi
ADVERTISEMENT
Kecelakaan yang menimpa Slamet pada 2004 lalu membuatnya harus kehilangan satu kakinya karena diamputasi. Siapa sangka peristiwa nahas tersebut terjadi padanya yang saat itu sedang marantau di Kalimantan untuk bekerja sebagai kuli bangunan. Setelah kejadian tersebut Slamet memilih untuk kembali ke tempat asalnya yaitu Srandakan, Bantul, Yogyakarta.
ADVERTISEMENT
Keterbatasan yang dimiliki membuatnya sulit memperoleh pekerjaan, hingga akhirnya pada tahun 2005, dengan pengalaman seadanya Slamet memutuskan untuk membuka usaha mebel di rumahnya.
"Awalnya saya cuma jual jasa, jadi kalau ada yang mau dibuatin lemari atau kursi mereka bawa kayu sendiri nanti tak buatin," ujar Slamet. Hal tersebut dikarenakan ia belum memiliki cukup modal untuk membeli kayu. Setelah 9 tahun usahanya berlangsung Slamet akhirnya memiliki cukup modal untuk sedikit demi sedikit membeli kayu sebagai bahan baku usahanya.
Slamet juga menjelaskan bahwa ia sangat bersyukur karena dari usaha mebelnya ini bisa menghidupi kedua orang tuanya yang sudah lanjut usia, dan istri juga kedua anaknya yang saat ini bersekolah di sekolah dasar. Usaha mebelnya ini juga menjadi satu-satunya mata pencaharian keluarganya.
ADVERTISEMENT
Proses pembuatan pesanan dari customer mebelnya, Sumber: Dokumentasi Pribadi
"Biasanya bikin pesenan dikerjain sendiri, kebetulan juga kan mebelnya di rumah jadi gampang ngerjainnya bisa disambi dan kapan aja," ucap Slamet. Meski pemesan mebelnya hanya di kecamatan sekitar tempat tinggalnya saja, namun Ia mengatakan bahwa hal tersebut sudah sangat cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarganya sehingga ia tidak perlu mencari pekerjaan sampingan.
"Dulu waktu awal buka usaha perjuangan banget karena masih suka belum nutup kebutuhan jadi kadang masih sering serabutan buat nyari tambahan, tapi Alhamdulillah sekarang udah pasti ada terus pesenan," imbuh Slamet. Pesanan yang paling sering dipesan adalah lemari dan pintu. Harga yang diberikan juga berfariatif tergantung tingkat kesulitan juga lama pengerjaannya.
Untuk ketersediaan barang Slamet mengatakan tidak pernah stock barang siap jual, jadi ia hanya mengerjakan sesuai pesanan yang ada. Model setiap barangnya juga sering berbeda tergantung request dari pembeli sehingga jika stock barang dikhawatirkan kurang diminati.
ADVERTISEMENT
Perjuangan Slamet hingga saat ini untuk menghidupi keluarganya, meski dengan keterbatasan yang ada namun tidak merenggut semangatnya. Usaha yang terus ia lakukan, tanpa mengenal kata menyerah menjadi cambukan hebat untuk kita semua agar dapat terus menysukuri segala hal dalam hidup ini dan tidak mudah menyerah tentunya.