Konten dari Pengguna

Cerminan Kehidupan Masyarakat Pada Naskah Drama Arifin C. Noer

Rizki Agung Permana
Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
8 Desember 2020 19:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rizki Agung Permana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Cerminan Kehidupan Masyarakat Pada Naskah Drama Arifin C. Noer
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Kemiskinan di Awal Masa Orde Baru pada Naskah Drama “Mega Mega” Karya Arifin C. Noer
ADVERTISEMENT
Sastra menyajikan kehidupan, dan kehidupan sebagian besar terdiri dari kenyataan sosial, walaupun karya sastra juga meniru alam dan dunia subjektif manusia (Rene Wellek, 2016: 109). Drama sebagai jenis karya sastra sangat dekat dengan kehidupan masyarakat bahkan menjadi bentuk cerminan atau realita kehidupan di masyarakat yang dilukiskan oleh pengarang. Jadi dapat disimpulkan bahwa pengarang tidak serta merta menulis naskah drama tanpa adanya sebuah peristiwa atau kejadian di suatu masyarakat.
Selanjutnya, peristiwa orde baru merupakan masa pemerintahan Presiden Soeharto. Masa ini lahir pada tanggal 11 Maret 1966 atau disebut dengan peristiwa “Supersemar” hingga berakhir pada tanggal 21 Mei 1998 akibat mundurnya Soeharto sebagai Presiden Republik Indonesia.
Setelah melihat penjelasan di atas, salah satu cara untuk mengetahui sejarah realitas sosial pada masa orde baru yaitu melalui drama. Dengan membaca naskah drama atau melihat pertunjukan drama, kita dapat mengetahui dan merasakan kejadian atau peristiwa tersebut. Salah satu drama yang menceritakan masa orde baru yaitu “Mega Mega” karya Arifin C.Noer. Drama ini terbit pada tahun 1966 bersamaan dengan mulainya masa orde baru.
ADVERTISEMENT
Drama “Mega Mega” bertemakan realitas sosial masyarakat urban yang miskin pada awal masa orde baru. Arifin C. Noer dengan pikiran dan gaya penulisannya menuangkan peristiwa tersebut dengan sangat menarik sesuai dengan kejadian aslinya. Kemiskinan pada awal masa orde baru ini terjadi akibat pembangunan negara baru dimulai dan negara sedang berusaha membangun kekuatan di segala bidang setelah peristiwa pemberontakan 1965. Hal tersebut tergambarkan pada naskah drama “Mega Mega” yang semua tokohnya merupakan masyarakat urban yang miskin serta menjadi gelandangan yang rela melakukan apa saja demi mendapatkan uang.
Penggambaran Kemiskinan Pada Masa Awal Orde Baru dalam “Mega Mega” Karya Arifin C. Noer
Kemiskinan dan krisis ekonomi di Indonesia pada tahun 1960-an yang membuat masyarakat banyak yang menderita digambarkan dalam tiga babak dalam drama ini dengan semua tokoh dalam drama ini tidak mempunyai rumah untuk tempat tinggal. Mereka hidup di pinggiran alun-alun Yogyakarta menjadi gelandangan yang tidak mempunyai pekerjaan tetap untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pekerjaan yang mereka lakukan hanya serabutan seperti mengemis, hingga mereka melakukan berbagai cara untuk mendapatkan uang seperti Retno yang menjual tubuhnya dan Panut mencuri barang orang lain. Bahkan kemiskinan tersebut mengakibatkan semua tokoh berkhayal menjadi orang kaya hingga ada yang menjadi gila seperti Koyal. Semua itu akibat penanganan yang kurang serius dari pemerintah pada saat itu terhadap masyarakat tuna karya. Hal tersebut menyebabkan kemiskinan semakin bertambah akibat tidak terpenuhinya hak-hak orang miskin. Dari drama “Mega Mega” kita dapat mengetahui peristiwa kemiskinan dan krisis ekonomi di Indonesia serta nasib masyarakat menengah kebawah pada saat itu.
ADVERTISEMENT