Dampak Buruk Kebiasaan Begadang bagi Pelajar

Rizki Ahmad Fauzan
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga
Konten dari Pengguna
1 Mei 2022 7:57 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rizki Ahmad Fauzan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi pelajar sedang begadang (sumber: The Pride)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pelajar sedang begadang (sumber: The Pride)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sebagian mahasiswa lebih suka tidur larut malam. Begadang merupakan tindakan yang dilakukan secara berkelompok atau sendirian pada malam hari. Akibat begadang membuat segalanya susah. Adanya pandemi covid-19 ini membuat banyak mahasiswa yang lebih sering begadang. Apalagi saya mahasiswa yang sering begadang, baik di kampus maupun tidak. Bahkan pada saat menulis ini, saya sendiri sudah terjaga sepanjang malam.
ADVERTISEMENT
Menurut KBBI begadang adalah berjaga tidak tidur sampai larut malam. Begadang adalah aktivitas tidur larut malam karena sesuatu hal. Begadang terkadang tidak menimbulkan efek buruk, namun begadang secara rutin atau bahkan setiap hari dapat menimbulkan efek buruk bagi kesehatan tubuh.
Ciri-ciri orang yang suka tidur larut malam adalah:
1. Kurang tidur
2. Nafsu makan berkurang
3. Pubertas terlambat
4. Tubuh mudah terserang penyakit
5. Ada kantung di bawah mata.
Hingga saat ini, begadang mahasiswa masih masalah yang perlu dibahas dalam hal ini. Begadang di usia muda memiliki banyak efek berbahaya pada mahasiswa itu sendiri. Apalagi pada masa pandemi covid-19, banyak remaja dan mahasiswa yang begadang mengerjakan tugas - tugasnya. Semenjak adanya pembelajaran daring (dalam jaringan) ini tugas - tugas yang diberikan kepada mahasiswa lebih banyak. Oleh karena itu, semenjak pandemi ini lebih banyak mahasiswa yang tidur larut malam.
ADVERTISEMENT
Ada juga faktor lain yang menjelaskan dampak begadang terhadap kesehatan:
1. Memicu obesitas atau diabetes
Kebiasaan begadang menyebabkan produksi hormon leptin yang menekan nafsu makan. Jika Anda melewatkan waktu tidur selama berjam-jam, produksi hormon leptin akan menurun, yang akan meningkatkan nafsu makan dan pada umumnya jika sudah larut malam, seseorang akan cenderung memilih jajan. Makanan ringan mengandung glukosa, lemak, dan karbohidrat yang tinggi, sehingga meningkatkan kadar glukosa darah dan akibatnya menyebabkan obesitas atau dapat menyebabkan diabetes.
2. Sistem kekebalan tubuh lemah
Tidur larut malam atau begadang mempengaruhi penghancuran sel darah putih. Akibatnya, daya tahan tubuh lemah dan rentan terhadap serangan berbagai penyakit.
3. Sakit kepala dan cedera otak
ADVERTISEMENT
Jika Anda begadang dan bangun keesokan harinya dengan perasaan berat di kepala Anda, itu pertanda gegar otak ringan. Jika Anda terbiasa begadang dalam waktu lama, hal itu dapat menyebabkan kerusakan otak.
4. Penyebab stres
Penelitian di University of Pennsylvania menunjukkan bahwa tidur kurang dari 5 jam sehari selama seminggu dapat menyebabkan stres, kemarahan, kesedihan dan depresi.
5. Kapasitas otak menurun
Profesor Juergen Zulley dari Regensburg University Hospital di Bavaria, Jerman, mengatakan bahwa selama tidur otak kita meregenerasi sel-sel sehingga ketika kita bangun kita dapat berfungsi dengan sempurna. Jika kita kurang tidur, sel-sel otak juga akan kekurangan waktu untuk beregenerasi, sehingga kinerja otak tidak akan maksimal dan kapasitas memori kita akan menurun atau bisa menyebabkan demensia.
ADVERTISEMENT
6. Menyebabkan kerusakan hati
Begadang dapat menyebabkan kerusakan hati. Profesor Christian Benedict dari Universitas Uppsala mengatakan bahwa selama tidur, otak membersihkan dirinya dari zat berbahaya. Namun pada orang yang begadang, otak mengalami kesulitan membersihkan dirinya sendiri. Akibatnya, kadar zat NSE (neuronspecific enolase) dan S 100B (protein terikat kalsium B S100) meningkat dalam darah. Pada dasarnya, kedua zat ini tidak beracun. Keduanya adalah protein yang ditemukan dalam sel-sel sistem saraf pusat. Kedua zat ini biasa ditemukan pada orang yang saraf di otaknya telah rusak akibat trauma kepala. Karena meningkatnya kandungan kedua zat ini di otak, jaringan otak menghilang. Namun, penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal ini masih membutuhkan penelitian lebih lanjut.
ADVERTISEMENT
Oleh: Rizki Ahmad Fauzan (Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga)
Referensi
Rosidi imron, 2005 ./ayo senang menulis karya tulis ilmiah, Jakarta:cv media pustaka.jakarta. husamah,dan setyaningrum,ya nur,2011.jago karya trulis remaja yogjakarta: interbook.
Debdikbud. 1991 .kamus besar bahasa Indonesia 2. Jakarta balai pustaka.http://lembagapenalarandanpenelitian.blogspot.co.id/2015/03/artikel-keschatan-begadang-senjata.html