Mahasiswa UB Ciptakan Inovasi Rancangan Mesin Penyortir Biji Jagung

Konten dari Pengguna
23 September 2020 16:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rizki Chandra Maulana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Desain Mesin Penyortir Biji Jagung Menggunakan Metode Convolutional Neural Network (CNN)
Sektor pertanian merupakan salah satu sektor penyumbang Pendapatan Domestik Bruto (PDB) tertinggi di Indonesia dan berperan sebagai penyerap tenaga kerja terbanyak di Indonesia. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa total 29,5% penduduk Indonesia menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian pada tahun 2019 serta sektor pertanian menyumbang sekitar 15,45% dari total PDB berbagai sektor ekonomi nasional pada tahun 2020.
ADVERTISEMENT
Hal ini menunjukkan bahwa sektor pertanian merupakan salah satu sektor berpotensi yang harus dikembangkan. Salah satu komoditas potensial yang dapat mendukung perkembangan sektor pertanian adalah jagung.
Jagung merupakan bagian dari subsektor tanaman pangan yang berperan bagi pertumbuhan industri hulu serta pendorong industri hilir dengan kontribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi nasional cukup besar. Kedudukannya sebagai sumber utama karbohidrat dan protein setelah beras berdampak pada tingginya jumlah permintaan konsumen terhadap komoditas jagung. Salah satu faktor penentu kualitas jagung adalah dari kualitas benih yang digunakan.
Tim mahasiswa gabungan dari Fakultas Teknik dan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya
Tim mahasiswa gabungan dari Fakultas Teknik dan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya menciptakan inovasi rancangan mesin sortasi biji jagung yang bertujuan untuk mendapatkan benih jagung berkualitas melalui Program Kreativitas Mahasiswa. Inovasi tersebut memanfaatkan metode Convolutional Neural Network (CNN), yakni metode yang dapat mengidentifikasi objek-objek pada sebuah gambar.
ADVERTISEMENT
Prinsip kerja mesin ini adalah dengan memindai tiap biji jagung dengan kamera kemudian data gambarnya diproses menggunakan metode CNN berdasarkan tolak ukur yang telah diprogram sedemikian rupa hingga akhirnya biji jagung terpisah ke dalam kotak reject untuk biji berkualitas buruk atau kotak good untuk biji berkualitas baik.
“Diharapkan mesin penyortir ini dapat bermanfaat dan mampu memberikan kontribusi dalam pengembangan sektor pertanian khususnya pada komoditas jagung dengan menghasilkan benih berkualitas secara lebih efisien.”, ungkap Rizki Chandra Maulana (Teknik Elektro 2018) yang kerap disapa Chandra, sebagai salah satu anggota tim.
Selain Chandra, tim penggagas mesin penyortir biji jagung yang diketuai oleh Nisrina Rania Habibah (Teknik Elektro 2017) ini juga terdiri dari Angela Sembiring (Teknik Elektro 2017) dan Revy Dhea Septyaningrum (Agribisnis 2018) dengan bimbingan dari dosen pembimbing Ir. Nurussa’adah, M.T.
ADVERTISEMENT
Mesin penyortir biji jagung ini juga dilengkapi dengan teknologi Internet of Thing (IoT), yakni suatu teknologi yang mana mampu mentransfer data melalui jaringan tanpa melalui interaksi langsung. Sehingga dapat dikatakan bahwa IoT ini tidak terbatas ruang dan waktu serta dapat dilakukan kapanpun dan dimanapun asalkan terdapat jaringan internet.
“Jadi kalau ada IoT ini, pengguna dapat memantau dan mengontrol mesin penyortir jagung ini dari jarak jauh melalui ponsel atau perangkat lain yang terhubung dengan internet.”, terang Nisrina. Ia menambahkan bahwa dengan adanya teknologi IoT ini diharapkan dapat memudahkan pengguna mesin dalam melakukan monitoring terhadap kegiatan sortasi biji jagung.