news-card-video
10 Ramadhan 1446 HSenin, 10 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna

Deep Learning Mengajarkan Keterampilan Hidup

Rizki Dewantoro
Anggota Pusat Perkumpulan Rumah Produktif Indonesia (RPI)
9 Maret 2025 17:31 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rizki Dewantoro tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi para siswa sekolah dasar. Sumber Foto Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi para siswa sekolah dasar. Sumber Foto Unsplash

Dalam dunia pendidikan, konsep deep learning atau pembelajaran mendalam tidak selalu merujuk pada penerapan kecanggihan teknologi maupun media pembelajaran digital. Lebih dari itu, deep learning adalah pendekatan pembelajaran yang menekankan pemahaman mendalam, keterlibatan aktif, dan penerapan pengetahuan dalam konteks kehidupan nyata.

ADVERTISEMENT
Syahdan, seorang guru di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, membuktikan hal ini dengan mengajarkan siswa-siswanya cara menyetrika dan melipat pakaian. Aksi sederhana ini menuai pujian dari netizen karena dianggap sebagai pembelajaran yang sangat bermanfaat bagi anak-anak.
ADVERTISEMENT
Guru tersebut adalah Dede Sulaeman, atau yang akrab disapa Desul. Ia mengajar Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK) di SDN Cinyawar, Desa Ciloto, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur. Meski latar belakangnya adalah guru PJOK, Desul tidak ragu untuk menyisipkan materi keterampilan hidup dalam pembelajarannya. Kali ini, ia memilih untuk mengajarkan cara menyetrika dan melipat pakaian, yang merupakan bagian dari materi menjaga kebersihan pakaian pada fase B dalam kurikulum PJOK.
"Rangkaian menjaga kebersihan pakaian ini dimulai dari mencuci, menjemur, menyetrika, dan melipat. Mari kita buat pembelajaran lebih bermakna," tulis Desul dalam unggahannya di media sosial awal Februari lalu. Sebelum memulai praktik, ia memberikan arahan di papan tulis mengenai teknik menyetrika yang benar dan aman. Ia juga mengingatkan para siswanya untuk berhati-hati dalam menggunakan setrika agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan.
ADVERTISEMENT
Dalam video yang viral tersebut, terlihat para siswa sangat antusias mengikuti pembelajaran unik ini. Dengan bimbingan langsung dari Desul, mereka mencoba menyetrika pakaian secara perlahan dan hati-hati. "Bayangkan ini dibagi dua supaya ujung baju pas dengan kerah," ucapnya sambil memperlihatkan teknik menyetrika yang benar. Setelah menyetrika, ia juga mengajarkan siswa cara melipat baju dengan rapi, agar pakaian tetap terlihat bersih dan tertata dengan baik.
Desul terus memantau setiap siswa yang sedang mempraktikkan teknik menyetrika dan melipat pakaian, memastikan mereka melakukannya dengan benar dan aman. Antusiasme siswa terlihat jelas, dan pembelajaran ini pun menjadi contoh nyata bagaimana keterampilan hidup dasar dapat diajarkan dengan cara yang menyenangkan dan bermakna.
Dalam beberapa kesempatan, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti menekankan pentingnya pendekatan deep learning dalam meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Deep learning tidak sekadar tentang menghafal atau menyelesaikan soal ujian, melainkan bagaimana siswa dapat memahami konsep secara mendalam, menghubungkannya dengan berbagai disiplin ilmu, serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
ADVERTISEMENT
Dalam pelaksanaannya, deep learning akan diimplementasikan melalui pendekatan yang lebih fleksibel dan menyenangkan. Model pembelajaran ini mendorong siswa untuk aktif mengeksplorasi konsep-konsep baru dan menghubungkan berbagai bidang ilmu, mulai dari ilmu kognitif hingga aplikasinya dalam dunia nyata.
Selain itu, deep learning juga terkait erat dengan teori kognitif, yang menjelaskan bahwa proses belajar melibatkan tiga aspek utama: perhatian (attention), pengolahan informasi secara mendalam (deep level processing), dan memori. Informasi yang dipelajari akan lebih mudah diingat jika diproses secara mendalam dan dikaitkan dengan pengalaman sebelumnya. Proses ini sejalan dengan prinsip-prinsip psikologi kognitif yang telah terbukti efektif dalam meningkatkan kualitas pembelajaran.
Setiap individu memiliki cara belajar yang unik. Oleh karena itu, Abdul Mu’ti menyebutkan setidaknya ada tiga prinsip utama yang mendasari proses deep learning.
ADVERTISEMENT
Pertama, mindful, yang berarti proses pembelajaran dilakukan dengan kesadaran penuh. Dalam konteks kelas, guru harus menghormati setiap siswa dan memberikan ruang bagi mereka untuk menemukan cara belajar yang paling efektif. Kedua, meaningful, yaitu proses menemukan makna dan memahami manfaat dari ilmu yang diajarkan, serta mengembangkannya. Ketiga, joyful, yang berarti menghargai setiap pencapaian dalam menemukan makna dan manfaat ilmu tersebut, serta kegunaannya bagi masyarakat.
Dengan menerapkan prinsip-prinsip ini, diharapkan deep learning dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih bermakna, menyenangkan, dan efektif bagi siswa.
Apa yang dilakukan Desul adalah wujud nyata dari deep learning dalam konteks pendidikan. Ia tidak hanya mengajarkan teori, tetapi juga memberikan pengalaman langsung yang mendorong siswa untuk memahami, mempraktikkan, dan menginternalisasi keterampilan tersebut. Pendekatan ini memastikan bahwa pembelajaran benar-benar dipahami dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
ADVERTISEMENT
Kisah Desul mengingatkan kita bahwa hal-hal sederhana seperti menyetrika dan melipat pakaian bisa menjadi media yang efektif untuk mengajarkan nilai-nilai penting, seperti tanggung jawab, kemandirian, dan kehati-hatian. Melalui pendekatan yang kreatif dan bermakna deep learning, guru mempersiapkan siswa untuk menghadapi kehidupan nyata dengan bekal keterampilan yang memadai.
Rizki Putra Dewantoro, Anggota Pusat Perkumpulan Rumah Produktif Indonesia (RPI)