Efek Merdeka Belajar bagi Ekosistem Pendidikan

Rizki Dewantoro
Pegiat Komunitas Literasi Pendidikan Iqro Movement
Konten dari Pengguna
10 Maret 2024 10:35 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rizki Dewantoro tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Merdeka Belajar. Sumber Foto: Kemdikbudristek
zoom-in-whitePerbesar
Merdeka Belajar. Sumber Foto: Kemdikbudristek

Merdeka Belajar menjadi tema besar berjalannya kebijakan pendidikan beberapa tahun ini. Sejumlah program dalam kebijakan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) dalam Merdeka Belajar ini cukup mendapat sorotan publik.

ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Di antara beberapa agenda Merdeka Belajar seperti Kampus Merdeka, Guru Penggerak, Sekolah Penggerak, SMK Pusat Keunggulan, Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah Merdeka. Ada juga Platform Merdeka Mengajar (PMM), Perluasan Program Beasiswa LPDP, hingga program buku berkualitas untuk meningkatkan literasi.
ADVERTISEMENT
Latar belakang Mendikbudristek Nadiem Makarim sebagai pegiat dalam bidang teknologi digital tidak dapat dipisahkan dari kebijakan yang disusunnya. Bahkan di awal Nadiem Makarim menjabat Mendikbud yang hanya bidang pendidikan dan kebudayaan. Namun Presiden Joko Widodo memberikan mandat lebih dengan melebur bidang pendidikan tinggi, riset, dan teknologi dalam kementeriannya.
Dalam sebuah bincang bersama (podcast) Presiden Jokowi dan Mendikbudristek, Kepala Negara mengingatkan Indonesia harus selalu ingat semangat Ki Hajar Dewantara. Bahwa pendidikan itu haruslah memerdekakan manusia karena kemerdekaan itulah yang menjadi tujuan. Maka Indonesia dengan berbekal pendidikan, semua orang bisa menjadi apa saja. Oleh karena itu Merdeka Belajar memiliki dasar filosofis yang kuat dalam memajukan pendidikan.
Tak pelak kebijakan Merdeka Belajar memberikan berbagai kebermanfaatan yang signifikan bagi seluruh stakeholder pendidikan, baik itu pendidik, peserta didik, lembaga pendidikan, masyarakat, maupun pemerintah itu sendiri. Bagi peserta didik, Kurikulum Merdeka memberikan fleksibilitas pembelajaran untuk menyesuaikan kurikulum dan metode pembelajaran dengan kebutuhan dan minat mereka. Hal ini mendorong inovasi dan pengembangan dalam sistem pendidikan untuk menjawab tantangan masa depan.
ADVERTISEMENT
Contohnya Penerapan Kurikulum Merdeka di tingkat Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) menekankan pada metode pembelajaran berbasis proyek untuk mencapai tujuan Profil Pelajar Pancasila. Pendekatan ini juga sesuai dengan pendidikan abad-21 yang bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik dengan keterampilan 4C yang penting untuk menghadapi tantangan masa kini.
Keteram 4C tersebut adalah Communication (komunikasi), Collaboration (kolaborasi), Critical Thinking (pemikiran kritis), dan Creativity (kreativitas). Terdapat tiga opsi dalam menerapkan Kurikulum Merdeka (IKM) di tingkat SD/MI, yakni: Kategori Belajar Mandiri, Kategori Mandiri yang Berubah, dan Kategori Mandiri Berbagi untuk siswa kelas I dan kelas IV SD/MI mulai tahun pelajaran 2022/2023 (Inayati, 2022).
Program Merdeka Belajar tak terlepas dengan penerapan digitalisasi. Hal ini dapat dilihat dengan diinisiinya berbagai aplikasi dan sarana yang berbasis teknologi informasi. Platform Merdeka Mengajar memberikan sumber referensi kepada guru untuk meningkatkan metode pengajaran mereka sesuai dengan Kurikulum Merdeka. Di dalam fitur Mengajar, terdapat fitur Perangkat Ajar yang dapat dimanfaatkan oleh guru dan staf pendidikan untuk pengembangan profesional mereka. Saat ini, terdapat lebih dari 2000 referensi perangkat ajar yang didasarkan pada Kurikulum Merdeka.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan paparan Kemendikbudristek dalam Sidang Komisi X DPR RI baru-baru ini, untuk Platform Merdeka Mengajar (PMM), sejumlah 3.540.856 log in pada Platform Merdeka Mengajar selama tahun 2023. Selain itu, 225.400 sekolah yang mengimplementasikan Kurikulum Merdeka telah menggunakan PMM dengan cukup baik, 2.219.099 PTK yang mengimplementasikan Kurikulum Merdeka telah mengakses PMM, serta 267.024 PTK telah mengunggah 774 ribu lebih Bukti Karya pada PMM.
Serta ada Platform Digital lainnya Platform Kampus Merdeka, Platform Sumber Daya Sekolah, Platform Profil Rapor Pendidikan dan Manajemen Data serta Infrastruktur yang terus dalam penyempurnaan. Kemudian tercatat 79.259 sekolah formal telah menerima bantuan TIK tahun 2020-2023 (Belanja Kemendikbudristek dan DAK Fisik), 1.382.512 perangkat TIK telah diberikan untuk mendukung program digitalisasi sekolah (dikdasmen).
ADVERTISEMENT
Capaian besar program Merdeka Belajar menjadi momentum besar dalam memperbaiki ekosistem pendidikan Indonesia. Dengan menyesuaikan dengan kemajuan teknologi digital, Merdeka Belajar mengangkat kualitas pendidikan serta menciptakan ruang bagi terwujudnya pembelajaran yang relevan dengan kebutuhan zaman. Oleh karena itu, dukungan semua pihak dalam implementasi dan pengembangan program ini menjadi kunci keberhasilannya.