Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Menjadi Indonesia melalui Pertukaran Mahasiswa Merdeka
12 Juni 2024 16:51 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Rizki Dewantoro tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Oleh: Rizki Putra Dewantoro
Selalu menarik untuk belajar sesuatu yang baru. Selain itu, selalu bersyukur karena hal baru tersebut dapat memberikan pengalaman berharga. Apalagi belajar tentang kebudayaan yang sebelumnya tidak kita ketahui. Hal ini sesuai dengan pepatah lawas “more I know, more I don’t know”, semakin kita tahu, semakin kita tidak banyak tahu.
ADVERTISEMENT
Indonesia kaya akan ragam suku, bahasa, adat istiadat, dan budaya yang telah mengakar di bumi pertiwi ini. Namun tak banyak yang mengetahui berbagai kebudayaan tersebut, terutama para generasi muda. Terpaan budaya asing dan ‘budaya digital’ menggempur alam pikiran dan bertindak kawula muda.
Maka, menjadi kawah candradimuka jika dapat menimba ilmu yang kita tekuni sekaligus belajar tentang kekayaan kebudayaan nusantara. Langkah konkret mengenalkan budaya itu telah berjalan melalui program Pertukaran Mahasiswa Merdeka. Sejak diluncurkan pertama kali pada tahun 2021, peserta Pertukaran Mahasiswa Merdeka terus mengalami peningkatan pesat.
Pertukaran Mahasiswa Merdeka telah berjalan empat angkatan. Tercatat sebanyak 16.250 mahasiswa lolos menjadi peserta terpilih dalam Pertukaran Mahasiswa Merdeka Angkatan 4 dari 57.822 mahasiswa pendaftar. Di periode sebelumnya, sudah terdapat 24 ribu mahasiswa yang mengikuti Pertukaran Mahasiswa Merdeka yang berasal dari 500 lebih perguruan tinggi asal dan 228 perguruan tinggi penerima.
ADVERTISEMENT
Dalam Pertukaran Mahasiswa Merdeka, para mahasiswa dapat mengeksplor dan mempelajari keberagaman budaya nusantara, berteman dengan mahasiswa dari berbagai daerah, serta berkesempatan belajar di kampus lain di Indonesia. Program ini memiliki manfaat untuk meningkatkan wawasan kebangsaan, meningkatkan pemahaman mahasiswa pada keberagaman dan semangat persatuan. Kemudian dapat mengembangkan perjumpaan dan dialog intensif dalam keberagaman dan sehingga tercipta sikap saling memahami. Serta memperluas dan memperdalam pengetahuan akademis mahasiswa yang dapat mengambil keseluruhan 20 sks dari mata kuliah yang ditawarkan oleh Perguruan Tinggi penerima.
Sementara itu bagi kampus Pertukaran Mahasiswa Merdeka diharapkan dapat meningkatkan kemampuan kampus dalam menyelenggarakan pembelajaran berkualitas dan mengelola program pertukaran mahasiswa. Selain itu juga memberikan gagasan internalisasi atau pengembangan tata kelola program pada kampus baik penerima dan pengirim peserta.
ADVERTISEMENT
Melalui Pertukaran Mahasiswa Merdeka, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) ingin mahasiswa dari Jawa bisa kuliah di Aceh atau Papua. Begitu juga misalnya mahasiswa dari Sulawesi bisa kuliah di Kalimantan, Bali, atau Nusa Tenggara.
Salah satu peserta Pertukaran Mahasiswa Merdeka yaitu Universitas Pendidikan Muhammadiyah (UNIMUDA) Sorong, kini Papua Barat Daya. UNIMUDA Sorong menjadi kampus tujuan terfavorit se- Indonesia, ada 6.978 pendaftar dan yang lolos ada 284 mahasiswa. Bumi Cenderawasih memang memiliki daya pikat yang luar biasa. Bumi Papua kaya akan alamnya yang indah serta keramahan dan kebudayaan yang unik.
Penyambutan Pertukaran Mahasiswa Merdeka menghadirkan parade budaya, di mana para mahasiswa pertukaran dari berbagai daerah dari seluruh penjuru nusantara memperkenalkan suku, budaya dengan mengenakan pakaian adat dari daerah masing-masing. Bahkan Rektor UNIMUDA Sorong Dr. Rustamadji dalam kesempatan di Pengajian Ramadhan PP Muhammadiyah 1445 H lalu mengungkapkan bahwa para peserta Pertukaran Mahasiswa Merdeka bisa mendapat bonus jalan-jalan ke Raja Ampat yang merupakan primadona wisata yang telah mendunia.
ADVERTISEMENT
Selain Pertukaran Mahasiswa Merdeka, inisiatif beasiswa untuk belajar di berbagai tempat sekaligus belajar kebudayaan adalah program Erasmus Mundus. Program ini terinspirasi dari ilmuwan dan intelektual asal Belanda yaitu Desiderius Erasmus. Dalam beasiswa Erasmus Mundus, mahasiswa dapat kuliah di lebih dari satu kampus di negara Eropa yang berbeda.
Alam ini merupakan ciptaan Allah SWT, maka kita patut menjaga dan merawatnya termasuk melestarikan kebudayaan. Buya Hamka, lahir di Sumatera Barat, pernah tinggal di Makassar hingga Pekalongan. Pengalaman di berbagai tempat itu menjadikannya tokoh dan pelestari kebudayaan melalui karya-karyanya. Begitu pula para partisipan Pertukaran Mahasiswa Merdeka dapat melestarikan kebudayaan sekaligus menjadi warga Indonesia seutuhnya.
Rizki Putra Dewantoro, Pegiat Literasi Iqro Movement