Konten dari Pengguna

Menjaga Asa Pendidikan Bumi Papua

Rizki Dewantoro
Pegiat Komunitas Literasi Pendidikan Iqro Movement
21 Agustus 2024 11:56 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rizki Dewantoro tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sejumlah anak membawa ember untuk mengambil air bersih dari reservoir penampung air hujan fasilitas dari pemerintah di Distrik Agats, Kabupaten Asmat, Papua Selatan, Jumat (2/6/2023).  Foto: Aditya Pradana Putra/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah anak membawa ember untuk mengambil air bersih dari reservoir penampung air hujan fasilitas dari pemerintah di Distrik Agats, Kabupaten Asmat, Papua Selatan, Jumat (2/6/2023). Foto: Aditya Pradana Putra/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Saban hari, matahari terbit pertama di negeri ini muncul dari ufuk timur. Tepatnya di Tanah Papua, “sekeping surga” yang Tuhan ciptakan. Beragam kekayaan alam dan budaya bumi Papua sudah seyogyanya dapat memberikan kemakmuran bagi masyarakatnya.
ADVERTISEMENT
Namun, perkembangan Papua masih menyisakan pekerjaan yang tidak ringan. Pada 2023, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Papua berada di urutan terakhir dari 34 Provinsi, begitu pula Papua Barat hanya satu tingkat di atasnya.
Hal tersebut menunjukkan adanya kesenjangan yang begitu lebar antara Papua dan daerah-daerah di Indonesia Timur, seperti Nusa Tenggara Timur dan Maluku dengan daerah-daerah lain khususnya pulau Jawa.
Pemerintah bersiasat untuk melakukan percepatan pembangunan di Papua dengan pemekaran. Melalui pembentukan Daerah Otonomi Baru (DOB), pada 2022 dibentuklah empat provinsi baru yaitu Provinsi Papua Selatan, Papua Pegunungan, Papua Tengah, dan Papua Barat Daya. Kini terdapat 6 provinsi di Papua yang sebelumnya hanya provinsi Papua dan Papua Barat.
ADVERTISEMENT
Dari segi geopolitik, pemekaran diharapkan dapat mengakselerasi pembangunan bumi Cenderawasih. Akan tetapi pembangunan infrastruktur maupun penguatan kelembagaan wilayah-wilayah baru itu perlu dibarengi dengan SDM-SDM unggul dan mumpuni. Lebih-lebih para generasi bumiputera Papua itu sendiri.
Menerawang jauh ke depan, pembangunan dalam bidang pendidikan mesti menjadi prioritas utama. Talenta-talenta muda Papua sesungguhnya memiliki kapasitas luar biasa. Mereka memiliki mimpi besar untuk menjadikan Papua yang maju dan sejahtera.
Tengok saja Yohanes Surya yang telah membimbing anak-anak pedalaman Papua dapat berprestasi di Olimpiade Sains dan Matematika Internasional. Begitu pula ratusan anak Papua lainnya digembleng dalam pemusatan latihan untuk menalukkan olimpiade baik nasional maupun internasional.
Selalu pemegang kepentingan, sudah selayaknya Kemendikbudristek memiliki program pun punya kebijakan afirmasi pendidikan di Papua. Dalam laporannya, beragam program telah dibuat seperti Afirmasi Pendidikan Menengah (ADEM) dan Afirmasi Pendidikan Tinggi (ADik) bagi putra putri Papua.
ADVERTISEMENT
Anak Papua dapat berani bermimpi melampaui batas dengan beasiswa afirmasi. Tercatat telah lebih dari 5.000 anak Papua dan daerah 3T telah melanjutkan sekolah SMA dengan beasiswa ADEM selama 2020-2024. Begitu pula 5.000 anak Papua dan daerah 3T juga bisa berkuliah dengan beasiswa ADik selama empat tahun terakhir.
Papua merupakan beranda Nusantara, sudah sepantasnya negara hadir merawat mimpi anak Papua. Tak berhenti di situ, upaya konkret berupa tunjangan Khusus Daerah 3T (Terdepan, Terpencil, dan Tertinggal) untuk pendidik dan tenaga kependidikan mesti diwujudkan dengan konsisten.
Anak-anak Papua dan daerah 3T sekarang bisa mendapatkan pendidikan SMA dan Dikti yang berkualitas, yang mengurangi kesenjangan pendidikan antara daerah maju dengan daerah 3T.
Terdapat berbagai peluang beasiswa bagi generasi muda Indonesia Timur terlebih Papua dari negara tetangga seperti Australia bahkan Selandia Baru. Jika mereka saja menaruh perhatian terhadap potensi generasi muda Papua, maka pemerintah pun mesti lebih gencar lagi.
ADVERTISEMENT
Meskipun masih di urutan bawah, IPM provinsi Papua dan Papua Barat dari 2015 hingga 2019 terus mengalami peningkatan. Tren positif ini perlu dijaga, bahkan pada 2022 mencapai 65,89 atau meningkat 0,97 persen (0,63 poin) dibanding capaian tahun sebelumnya. Bahkan IPM Papua Barat rata-rata meningkat sebesar 0,84 persen pertahun selama 2010-2022.
Menjaga asa peningkatan kapasitas sumber daya manusia Papua perlu dibarengi kebijakan pemerataan. Istilah pembangunan Indonesia sentris perlu dibangun dari Timur, yaitu Papua tempat matahari pertama kali terbit sebagai secercah cahaya kemajuan bangsa. Anak Papua saja kini bisa menjadi ketua umum partai besar di Indonesia.