Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Tiada Pendidikan Berkualitas Tanpa Guru Hebat
7 November 2024 14:40 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Rizki Dewantoro tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Guru dalam pepatah Jawa diguguh lan ditiru (dipercaya dan dicontoh). Guru merupakan sosok yang ditaati dan dicontoh, ditaati dan diteladani. Maka ada peribahasa guru kencing berdiri, murid kencing berlari. Guru ibarat orang tua kedua setelah orang tua kandung. Bahkan ada guru yang lebih dekat dengan muridnya daripada dengan orang tuanya sendiri.
ADVERTISEMENT
Saat Jepang luluh lantak oleh bom atom dan perang dunia. Yang pertama kali ditanyakan oleh pemerintahnya adalah masih ada berapa guru masih mereka miliki. Kebijakan pendidikan kerap berubah, kurikulum silih berganti, aktor pemegang kebijakan bisa dibongkar pasang, namun peran guru tak bisa tergantikan.
Dalam pemerintahan baru Presiden Prabowo Subianto, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) dimekarkan. Kementerian yang berkaitan dengan pendidikan di Kabinet Merah Putih itu menjadi tiga pos yaitu Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), Kementerian Kebudayaan, serta Kementerian Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Kemendiktiristek).
Patut diapresiasi langkah awal Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) yang memberikan perhatian besar kepada para pahlawan tanpa tanda jasa itu. Atas peran guru dalam mendidik generasi penerus bangsa, serta dalam rangka memeriahkan peringatan Hari Guru Nasional (HGN) Bulan November ditetapkankan sebagai Bulan Guru Nasional.
ADVERTISEMENT
Pengembangan pendidikan di negeri ini sarat tantangan. Sebelum kita menyoroti pemerataan pendidikan hingga infrastruktur yang masih jauh dari harapan, permasalahan yang menyangkut SDM guru atau pendidik di negeri ini seperti persoalan berjilid-jilid yang tak kunjung usai. Baru-baru ini guru cenderung enggan mendisiplinkan siswa jika melanggar aturan atau tak mau belajar karena takut dipidana. Belum lagi berbicara tentang kesejahteraan mereka.
Oleh karena itu, saat meresmikan Bulan Guru Nasional ini, Mendikdasmen yang baru Abdul Mu'ti mengusung semangat pendidikan bermutu untuk semua. Dengan demikian, peranan guru menjadi sangat penting dalam mendidik generasi muda.
Untuk mewujudkan guru yang profesional dan sejahtera, terdapat setidaknya tiga persyaratan utama yang harus dipenuhi. Pertama adalah sertifikasi guru. Dalam hal ini, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) berupaya memberikan dukungan penuh bagi guru-guru yang belum memiliki ijazah Strata 1 (S-1) atau Diploma IV (D-IV). Sertifikasi ini menjadi prasyarat penting untuk meningkatkan kualitas pengajaran, sebab seorang guru yang memiliki kualifikasi formal dianggap lebih siap dalam mengemban tanggung jawab pendidikannya.
ADVERTISEMENT
Kedua adalah peningkatan kompetensi guru yang dilakukan secara berkelanjutan. Kompetensi guru mencakup empat aspek utama yang saling melengkapi kompetensi kepribadian, pedagogik, sosial, dan profesional. Kompetensi kepribadian melibatkan integritas dan karakter guru, kompetensi pedagogik terkait keterampilan dalam mengajar, kompetensi sosial berfokus pada kemampuan guru dalam berinteraksi dengan lingkungan sekolah dan masyarakat, sementara kompetensi profesional berhubungan dengan penguasaan materi pelajaran dan metode pengajaran yang efektif.
Ketiga, aspek kesejahteraan guru akan terus ditingkatkan agar para pendidik dapat menjalankan tugasnya dengan lebih optimal. Peningkatan kesejahteraan ini mencakup berbagai kebijakan yang mendukung kesejahteraan finansial dan perlindungan kerja bagi guru, termasuk pemberian tunjangan, akses kepada program jaminan kesehatan, dan pengangkatan guru honorer menjadi ASN atau PPPK. Nominal gaji guru setidaknya diatur oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah baik pegawai negeri maupun swasta agar ada afirmasi kesejahteraan.
ADVERTISEMENT
Maka, Bulan Guru Nasional menjadi momentum untuk mendukung semangat para guru hebat di Indonesia dalam belajar, berbagi, dan berkolaborasi demi memberikan pendidikan terbaik bagi generasi muda, sekaligus mengangkat martabat profesi guru agar lebih dihormati dan membanggakan.
Ini juga merupakan upaya Kemendikdasmen untuk memberikan apresiasi kepada guru dan tenaga kependidikan yang telah berjuang dalam memberikan layanan pendidikan terbaik meskipun di tengah keterbatasan, serta terus menunjukkan semangat belajar dan berkarya.
Tahun 2045 adalah masa yang kita harapkan menjadi era Indonesia Emas, di mana generasi muda memimpin bangsa ini menuju kemajuan di tingkat global. Profesionalisme menjadi tuntutan penting bagi guru saat ini dan di masa mendatang untuk mempersiapkan Generasi Emas Indonesia 2045.
Guru juga memiliki peran sebagai pengganti orang tua di sekolah, mengarahkan murid-murid mencapai tujuan pendidikan dan membantu mereka menjadi manusia seutuhnya melalui keteladanan. Bulan Guru Nasional menguatkan kembali komitmen kita untuk mendukung dan menghargai profesi guru.
ADVERTISEMENT
Peran guru bukan hanya di satu hari atau bulan tertentu, tetapi sepanjang waktu. Mengikuti cita-cita Ki Hadjar Dewantara bahwa pendidikan bertujuan memanusiakan manusia, bulan November ini dapat menjadi saat yang tepat untuk introspeksi, memperbaiki etika, dan merenungkan bahwa dalam mewujudkan pendidikan berkualtas ada guru hebat di belakangnya.