Konten dari Pengguna

Mengenal Food Alergen dan Bahayanya

Rizki Dwi Setiawan
Dosen Departemen Teknologi Pengolahan Hasil Ternak Universitas Andalas dan Praktisi Industri Pangan
26 September 2024 10:50 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rizki Dwi Setiawan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Alergi makanan merupakan respons berlebih dari sistem kekebalan tubuh terhadap zat tertentu dalam makanan, yang disebut sebagai alergen. Reaksi ini terjadi ketika tubuh menganggap protein dalam makanan sebagai ancaman dan melepaskan antibodi yang memicu gejala alergi. Meski tidak semua orang bereaksi terhadap alergen, bagi mereka yang memiliki alergi, konsumsi alergen dapat menimbulkan gejala mulai dari yang ringan hingga berat, bahkan mengancam nyawa. Dalam artikel ini, kita akan melihat jenis-jenis alergen yang diidentifikasi di berbagai negara serta risiko yang dapat ditimbulkan.
ADVERTISEMENT
Jenis Alergen Makanan di Indonesia
Di Indonesia, alergen makanan diatur melalui Peraturan BPOM No. 31 Tahun 2018 tentang Label Pangan Olahan. Berikut ini adalah jenis-jenis alergen yang ditetapkan dalam peraturan tersebut:
Ilustrasi resep udang balon yang viral. Foto: Jaded Art/Shutterstock
Jenis Alergen di Negara Lain
Di Amerika Serikat, Food and Drug Administration (FDA) mengatur sembilan alergen utama, dikenal sebagai "Big Nine". Alergen tersebut mencakup susu, telur, ikan, krustasea (seperti udang dan kepiting), kacang pohon (tree nuts), kacang tanah, gandum (gluten), kedelai, serta wijen, yang ditambahkan ke dalam daftar pada tahun 2021.
ADVERTISEMENT
Di Australia dan Selandia Baru, Food Standards Australia New Zealand (FSANZ) mengidentifikasi alergen utama seperti susu, telur, kacang pohon, kacang tanah, ikan, kedelai, gandum (gluten), wijen, dan kacang lupin.
Sementara itu, di Eropa terdapat 14 alergen utama yang diatur oleh Food Standards Agency (FSA), yaitu seledri, serealia mengandung gluten, krustasea, telur, ikan, kacang lupin, susu, moluska, mustard, kacang pohon, kacang tanah, wijen, kedelai, dan sulfit.
Meskipun terdapat kemiripan dalam daftar alergen di berbagai negara, perbedaan ini mencerminkan pola makan lokal dan risiko yang lebih tinggi pada populasi tertentu.
Bahaya Alergen Makanan
Reaksi alergi makanan dapat bervariasi dari ringan hingga parah. Pada beberapa kasus, gejala bisa muncul hanya dalam hitungan menit setelah mengkonsumsi makanan yang mengandung alergen. Berikut adalah beberapa bahaya utama yang perlu diwaspadai dari alergen makanan:
ADVERTISEMENT
Anafilaksis – Reaksi alergi parah yang mengancam nyawa. Gejala termasuk kesulitan bernapas, penurunan tekanan darah, hingga kehilangan kesadaran. Anafilaksis memerlukan tindakan medis segera, biasanya melalui injeksi epinefrin.
Gejala pencernaan – Termasuk mual, muntah, sakit perut, dan diare, yang dapat mengganggu kualitas hidup, terutama jika terjadi berulang kali.
Gangguan kulit – Beberapa alergi makanan menyebabkan ruam, eksim, atau pembengkakan pada kulit.
Gangguan pernapasan – Alergen dapat memicu sesak napas, mengi, atau hidung tersumbat.
Alergen makanan adalah masalah kesehatan serius yang dihadapi di seluruh dunia. Berbagai negara memiliki regulasi ketat untuk melindungi konsumen dengan mewajibkan pelabelan yang jelas pada produk pangan. Bahaya dari alergen, terutama risiko anafilaksis, memerlukan perhatian yang serius dari semua pihak. Dengan pemahaman yang lebih baik mengenai alergen dan bahayanya, konsumen dapat lebih waspada dalam memilih makanan, sehingga dapat menghindari risiko kesehatan yang tidak diinginkan.
ADVERTISEMENT