news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

19 Jam Berkereta Mengejar Pesona Ufuk Timur Pulau Jawa

Rizki Dwika
Menulis. Jalan-jalan. Berarsitektur. Ikuti tulisan-tulisan randomnya di blog.rizkidwika.com!
Konten dari Pengguna
7 Januari 2018 14:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rizki Dwika tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Di akhir tahun kemarin, selama tiga bulanan saya dikontrak menjadi surveyor lepas sebuah proyek pemerintahan. Sebagai freelancer budiman, saya harus bersedia diutus terjun ke lapangan dan melakukan survei di beberapa lokasi di penjuru Indonesia selama empat hari. Gara-gara kerjaan ini, saya pun berhasil menyelesaikan 16 provinsi untuk dikunjungi. Semuanya gratis. Bukan cuma itu saja, semuanya disediakan lengkap dengan akomodasinya bahkan masih ditambah gaji.
ADVERTISEMENT
Begitu proyeknya tersebut selesai, saya pun berniat untuk menutup tahun dengan mengunjungi satu provinsi lagi. Dengan demikian, di tahun 2017 saya bakal melengkapi daftar ceklis yang sudah saya kunjungi menjadi 17 provinsi, persis setengahnya dari total provinsi se-Indonesia yang berjumlah 34.
Meski saya sudah pernah mengeksplor pesisir barat provinsi Serambi Mekkah, menjelajah Danau Toba, pegal-pegal menempuh enam jam perjalanan lewat darat dari Sibolga ke Mandailing Natal, sendirian dinas ke Makassar, merasakan turbulensi di langit Balikpapan, hingga berpapasan langsung dengan babi hutan yang bebas sliweran di jalanan Pulau Seram, masih ada lagi satu provinsi yang sebetulnya mainstream tapi luput dan belum saya kunjungi.
Ya, saya belum pernah ke Bali. Sama sekali.
ADVERTISEMENT
Untuk memperbaiki kemirisan rekor tersebut, saya langsung memasang target untuk akhir tahun ini. Pokoknya, sebelum berganti tahun saya harus bisa menginjakkan kaki di Bali!
***
Manusia berencana, apa daya, musim liburan-lah yang menentukan.
Jelang akhir tahun, semua harga tiket maskapai menuju Denpasar harganya merangkak naik. Overbudget. Hm... Bagaimanapun juga, pokoknya akhir tahun saya harus bisa mendatangi Pulau Dewata. Tiba-tiba saya kepikiran, bukannya bisa ya naik kereta sampai Banyuwangi? Nah, kenapa nggak coba berkendara naik kereta aja sekalian mengunjungi The Majestic Banyuwangi, ujung timurnya Pulau Jawa yang termasuk salah satu dari sepuluh destinasi prioritas “Bali baru” yang gencar digenjot Kementerian Pariwisata saat ini.
Saat iseng mencari informasi, terjebaklah saya di situs tiket.com/kereta. Wah, kok ada promosi potongan tiket kereta api sampai Rp30.000! Mestakung nih, semesta mendukung!
ADVERTISEMENT
Saya langsung menghubungi tiga teman jalan lainnya dan mengajak mereka buat short escape jelang akhir tahun untuk menjelajah Banyuwangi dari Jakarta dengan kereta api, sekaligus menuntaskan obsesi saya buat menginjakkan kaki ke Pulau Bali.
Berbekal informasi para backpacker yang ditulis di blog mereka, saya harus berganti kereta di Lempuyangan dan naik kereta Sri Tanjung dan menghabiskan waktu lebih dari dua belas jam menuju Banyuwangi. Padahal, untuk ke Jogja lewat jalur selatan dengan kereta kelas ekonomi saja bisa menghabiskan waktu hingga sepuluh jam. Waduh, hampir 24 jam, dong!
Saya putar otak lagi mencari rute yang lebih enak. Wah, gimana kalau via Surabaya aja, ya? Ketimbang harus menghabiskan waktu 10+13 jam lewat jalur selatan, rasa-rasanya lewat jalur utara via Surabaya terasa lebih cepat karena hanya menghabiskan waktu 12+7 jam saja sampai ke Banyuwangi. Lumayan, investasi umur empat jam di jalanan!
ADVERTISEMENT
kami memutuskan untuk naik kereta Kertajaya jurusan Pasar Senen – Surabaya Pasar Turi (berangkat 14.00 dan tiba 01.40 pagi), kemudian menyambung lagi dengan kereta Probowangi relasi Surabaya Gubeng – Banyuwangibaru jam setengah lima pagi. Adapun tiket Kertajaya sendiri adalah Rp150.000 tanpa diskon, sedangkan Probowangi harganya Rp56.000 per orangnya. Dengan bermodalkan chat dan belasan screenshoot di grup, kami janjian untuk memesan tempat duduk yang berdekatan. Setelah melakukan booking dengan proses yang mudah dan bisa menentukan sendiri tempat duduknya, kami memborong empat tiket kereta setiap orangnya. Dua tiket untuk perjalanan berangkat (Jakarta-Surabaya, Surabaya-Banyuwangi) dan dua untuk rute sebaliknya.
***
Selama empat hari, di pertengahan November kemarin pun kami mengeksekusi semua tiket kereta dan hotel demi liburan pelarian yang sudah dipesan dan direncanakan tadi.
ADVERTISEMENT
Di antara anggota geng itu, hanya saya saja yang belum pernah pergi ke Bali. Sesampainya di Banyuwangi, kami pun langsung meletakkan barang di homestay dan pergi ke Pelabuhan Ketapang. Hanya dengan uang sebesar Rp6.500 saja per orang, kami pun mendapat tiket untuk menyeberang selama tiga puluh menit saja. Tepat di tanggal 17 kemarin, akhirnya kesampaian juga tiba di provinsi ke-17, Pulau Dewata!
Bukan cuma menginjakan kaki di sana, kami pun menjelajah ke setiap pelosok Banyuwangi yang menyimpan keindahan yang bagusnya bukan main. Pantai Pulau Merah, Teluk Ijo, mendaki Kawah Ijen, menyusuri Taman Nasional Baluran dan Meru Betiri, snorkeling di Bangsring, gilak. Banyuwangi punya semuanya!
***
Melalui cara pemesanan yang ditawarkan Tiket.com dengan segala kemudahannya, merencanakan liburan singkat bersama teman-teman pun bisa dilakukan dengan sangat gampang. Kita bisa menentukan sendiri gerbong dan tempat duduk yang akan dipilih, memilih sendiri cara pembayaran lewat banyak channel dan proses konfirmasi yang cepat, serta mendapatkan keuntungan berupa potongan harga dari total biaya resmi yang seharusnya. Berkat Tiket.com, memesan tiket kereta jadi semudah update status dari ponsel pintar saja!
ADVERTISEMENT