Konten dari Pengguna

Perjuangan Mahaasyik, Klik-Klik Rebutan Tiket Kereta Tambahan Mudik

Rizki Dwika
Menulis. Jalan-jalan. Berarsitektur. Ikuti tulisan-tulisan randomnya di blog.rizkidwika.com!
29 Desember 2017 21:50 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rizki Dwika tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Bagi masyarakat Indonesia, salah satu momen yang paling ditunggu dalam setiap tahunnya adalah menjalankan tradisi bernama mudik pada saat musim cuti bersama, di mana setiap orang bakal kembali ke kampung halaman untuk merayakan hari raya dengan sanak saudara.
ADVERTISEMENT
Jika hari raya segera tiba, rasa-rasanya sebagian besar penduduk di Jakarta dan sekitarnya semacam melakukan eksodus besar-besaran. Permintaan kursi pesawat yang meningkat membuat harga tiket melambung tinggi. Meski tiket kereta api sejak tiga bulan sebelumnya sudah habis dipesan penuh, mudik dengan bus maupun kendaraan pribadi seperti mobil bahkan sepeda motor sekalipun rela mereka tempuh. Padatnya jalanan Jakarta pun perlahan bergeser ke arah timur ibu kota. Akibatnya, tak jarang para pemudik harus menikmati kemacetan—bahkan pernah memecahkan rekor selama dua hingga tiga hari!
Saya juga termasuk dalam salah satu keluarga Indonesia kebanyakan yang menjalankan tradisi serupa. Meski demikian, terakhir kali saya merasakan mudik itu pada tahun 2014 silam dengan menggunakan bus dari Jakarta-Semarang. Perjalanan mudik yang tidak terencana itu membuat saya stres di jalan karena jarak tempuh yang seharusnya hanya sembilan jam itu nyatanya memakan waktu sampai 24 jam. Kapok, deh nggak lagi-lagi mudik tanpa menggunakan transportasi yang jelas jamnya seperti kereta api!
ADVERTISEMENT
***
Tahun ini, awalnya keluarga saya tidak punya rencana khusus untuk mudik ke Semarang, kampung halaman kedua orang tua saya saat lebaran tiba. Namun, menjelang Hari Raya Idul Fitri 2017 kemarin, tiba-tiba PT KAI mengumumkan bahwa mereka bakal menjual tiket kereta tambahan bernama kelas premium yang dijual sejak sepuluh hari sebelum hari raya.
Waduh, kelas premium? Makhluk apalagi itu?
Ternyata, kelas premium adalah subkelas baru dari PT KAI berupa rangkaian kereta ekonomi dengan fasilitas lengkap layaknya gerbong eksekutif. Kereta ini pun bakal langsung diujicoba untuk musim mudik tahun 2017 ke empat kota tujuan, salah satunya adalah Semarang. Wah, kesempatan menarik sepertinya!
Menjelang tengah malam, ayah menyuruh saya untuk berpartisipasi dalam perburuan tiket mudik lebaran 2017. Prinsipnya sih sebetulnya nothing to lose aja. Dapet ya syukur, nggak dapet toh ya masih bisa masak opor komplit di rumah, kan?
ADVERTISEMENT
Sebelum memulai pencarian tiket dan melawan puluhan ribu orang yang rindu lebaran di kampung halaman, terlebih dahulu saya mempersiapkan amunisi supaya bisa memenangkan empat tiket mudik Jakarta—Semarang pp. yaitu:
Pertama, laptop kesayangan. Untuk mempermudah proses pemesanan nantinya, saya pun menuliskan segala data pribadi dari setiap anggota keluarga seperti nama lengkap, nomor identitas, dan sebagainya di satu halaman Microsoft Word, jadi saya nanti tinggal copy paste saja. Patut ditiru di rumah masing-masing nih!
Kedua, koneksi internet yang mumpuni.
Ketiga, segelas air putih. Sebagai cara untuk menenangkan diri selagi bertarung memperebutkan tiket nantinya. Oke, saya siap berjuang!
***
Jam menunjukkan pukul 11.50 malam. Belum apa-apa, situs reservasi KAI sudah down duluan. Untungnya, kereta premium ini juga bisa dipesan lewat mitra pemesanan tiket lainnya secara online. Saya pun mencoba membuka dari situs pemesanan terpercaya yaitu Tiket.com sambil terus me-refresh halaman situs PT KAI. Nah, Tiket.com/kereta lancar nih! Daripada nanti kesusahan buat pesan tiket pulang, mending saya cari tiket Semarang-Jakarta-nya duluan!
ADVERTISEMENT
Saya langsung mencari tiket pulang terlebih dahulu sebelum berjuang membeli tiket kereta tambahan lewat Tiket.com. Scroll... scroll... wah, masih ada nih tiket arus balik buat H+2! Dengan jurus copy-paste yang saya persiapkan, dalam waktu yang singkat pun saya berhasil mengamankan empat bangku Kereta Api Menoreh H+2 Lebaran via Tiket.com! Banzai! Tinggal dibayar! Sekarang tinggal berburu tiket yang ditunggu-tunggu!
3...2...1... Jam 12 Malam! Perang dimulai!
Sambil mengucap bismillah, saya langsung memasukkan setiap data di kolom isian. Tanggal segini, Pasar Senen, Semarang Poncol, empat orang, klik! Duh, error!
Saya memindahkan tab browser saya ke situs PT KAI. Down. F5-F5-F5-F5. Kebuka! Masukkan data, pilih TAWANG JAYA PREMIUM, isi data... sebentar, sebentar. Loh kok ini nggak ada menu pilih tempat duduknya??? Nanti kalo kami berempat duduknya pisah-pisah gimana???
ADVERTISEMENT
Oke, balik lagi ke situs Tiket.com. Pilih ini itu, pilih nama kereta, wah! Ini dia! Bisa menentukan seat-nya! Proses lagi, pilih metode pembayaran, SELESAI!!! Baru sepuluh menit penjualan tiket tambahan dibuka, saya berhasil mendapatkan empat tiket bolak-balik Jakarta-Semarang. Tapi.... drama belum selesai.
Dengan batas waktu bayar selama satu jam, saya dan ayah pun harus keluar tengah malam ke ATM terdekat dengan motor dalam kondisi hujan-hujanan. Harus dibayar saat itu juga. Dengan batas waktu yang tinggal sepuluh menit lagi, saya dan ayah pun berhasil menuntaskan tagihan dan artinya kami resmi mendapatkan empat tiket pulang pergi berkat kemudahan dari Tiket.com! Sembah sujud!
Akhirnya, setelah tiga tahun tidak mudik ke kampung halaman saat liburan, kami sekeluarga bisa merasakan nyamannya mudik naik kereta dengan pendingin udara, bangku yang bisa diatur kemiringannya, ditambah pula tempat duduk yang banyak jadi kosong setelah melewati Stasiun Cirebon dan Tegal. Selain itu, jam berangkat yang tepat juga membuat kami bisa terbebas dari kemacetan tol di Karawang, Cikampek, maupun Brexit yang panjang antreannya bisa berpuluh kilometer, dan yang paling penting adalah kami bisa investasi banyak waktu untuk dihabiskan di Semarang ketimbang harus tua di jalan.
ADVERTISEMENT
Terima kasih, Tiket.com!