Soal Donasi Rp 2 Triliun Akidi Tio, Mengapa Malah Bungkam?

Rizki Gaga
Wartawan Tempo 2011 - 2016, Redaktur kumparan 2016 - sekarang. Orang Bandung lulusan Jurnalistik Unpad.
Konten dari Pengguna
2 Agustus 2021 9:28 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rizki Gaga tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Image by hamiltonjch from Pixabay.
zoom-in-whitePerbesar
Image by hamiltonjch from Pixabay.
ADVERTISEMENT
Bagi penulis seperti Azwar Anas, potongan informasi dinilai menggunakan tiga unsur: Pertama, apakah informasi tersebut menarik; kedua, apakah informasi itu penting; yang ketiga adalah kombinasi keduanya, yaitu apakah informasi itu menarik sekaligus penting.
ADVERTISEMENT
Azwar sang Content Performance Coordinator kumparan kolega saya itu punya insting teruji, buktinya banyak karya dia yang laku dibaca orang. Menggunakan nalar Azwar, menurut saya dua unsur sekaligus (menarik juga penting) melekat pada isu "donasi Rp 2 triliun dari keluarga Akidi Tio". Maka menjadi kewajiban wartawan untuk kemudian menuliskannya.
Besaran dana donasi Rp 2 triliun saja sudah menarik sekaligus penting. Satu setengah tahun dihantam pandemi, Indonesia (pemerintah dan masyarakat) morat-marit konon sampai mesti utang. Semua pemerintah daerah mengalihkan anggaran demi punya dana untuk menanggulangi dampak COVID-19, itu pun belum beres sampai sekarang. Kendati keluarga Akidi Tio hanya berdonasi untuk Palembang (serta Sumatera Selatan mungkin), tetap saja menjadi angin segar.
Donasi Akidi Tio sesungguhnya ranah pribadi. Tapi ketika rencana donasi diumumkan di gedung Kepolisian Daerah (Polda) Sumsel bersama Kepala Polda Sumsel Irjen Eko Indra Heri dan Gubernur Sumsel Herman Deru, rencana donasi itu menjadi harapan publik. Setidaknya dua pejabat tersebut harus bertanggung jawab atas harapan ini.
ADVERTISEMENT
Persoalannya, para pejabat itu—baik dari Polda Sumsel maupun Pemerintah Daerah Sumsel—sangat tertutup atas perkembangan donasi Akidi Tio. Sepekan penuh mereka tidak berbicara ke publik, menjelaskan duduk perkara, masalah-masalah, dan update lainnya.
Akibatnya, wartawan mesti bertanya ke sana-sini, kepada orang yang bukan "tangan pertama" atas informasi donasi itu. Wajar saja bila isu donasi ini menjadi samar-samar. Baik profil donatur, tata cara penyerahan-penerimaan uang, progres donasi, hingga dugaan utang-piutang di balik donasi tersebut.
Ketika pada Senin pagi ini (2 Agustus 2021) mencuat kabar uang Rp 2 triliun akan disalurkan, wartawan menjadi tak bisa percaya 100 persen. Solusinya, pihak berwenang menjelaskan ke publik perkembangan donasi ini. Sudah seharusnya, kok, menjelaskan mengapa sudah sepekan tidak juga terealisasi, dan menjabarkan masalah-masalah yang dihadapi. Toh, tidak ada yang salah dari niatan mulia donasi, selama tidak menggantungkan harapan publik.
ADVERTISEMENT
*
Catatan: Dear pembaca, update bisa dipantau lewat tautan ini ya: Topik Akidi Tio di kumparan.