Yang Lebih Enak dari Menulis Adalah Tidak Menulis

Rizki Gaga
Wartawan Tempo 2011 - 2016, Redaktur kumparan 2016 - sekarang. Orang Bandung lulusan Jurnalistik Unpad.
Konten dari Pengguna
17 Januari 2022 12:46 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rizki Gaga tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
(Image by Henri Van Ham from Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
(Image by Henri Van Ham from Pixabay)
ADVERTISEMENT
Sudah teramat banyak penulis bagus di kumparan yang ujung-ujungnya menghilang (tidak menulis lagi). Saya hampir menjadi salah satunya.
ADVERTISEMENT
Konsistensi menjadi persoalan parah yang dialami para penulis. Yang tadinya menulis sepekan sekali menjadi sebulan sekali bahkan lama-lama jadi tidak menulis sama sekali.
Permasalahan ini semakin runyam lantaran tidak semua orang dapat menemukan motivasi menulis (motivasi menulis bermacam-macam misalnya uang/ketenaran/tugas kuliah).

Yang Saya Alami

Saya adalah penulis reguler di kumparan dan selalu menayangkan tulisan setiap Senin. Saya rutin menulis terutama ketika sudah bersepakat dengan Pak Dalipin untuk selalu menulis opini/cerita setiap pekan.
(Nanti) lihat tulisan ini:
Dua tahun berlalu dengan konsistensi menulis, ternyata saya terkena juga kutukan penulis. Sebelum tulisan ini, tulisan terakhir saya tayang pada Senin, 13 Desember 2021, artinya sudah empat Senin terlalui tanpa menulis.
Saya bisa memberikan alasannya: Cuti, sedang sibuk urusan keluarga, dan macam-macam lainnya (Pak Dalipin sempat memberi saya gelar "Raja Alasan").
ADVERTISEMENT
Tapi intinya, saya mengakui saya sudah "berdosa" karena saya bolos menulis.

Padahal Menulis Tidak Perlu Motivasi

Saya sering tidak sadar bahwa menulis tidak perlu motivasi. Kealpaan saya untuk tidak menulis lebih didasari sifat malas berbuat apa-apa (bukan cuma malas menulis).
Belakangan ini saya memang banyak urusan tapi toh saya sebenarnya masih punya waktu untuk bermalas-malas ria menonton Netflix, YouTube, hingga TikTok.
Ada alasan lain yang bikin saya mendadak pengin menulis: Katondio. Katondio adalah wartawan kumparan yang mendadak di tahun 2022 ini punya ambisi besar: Menulis satu opini/cerita setiap hari. Sampai tanggal 17 Januari 2022, ia sudah menulis 17 tulisan.
Singkatnya, Katondio sudah menampar saya dengan konsistensinya.
Yang saya (juga) sadari adalah bahwa dengan tidak menulis maka tidak ada value yang dibagikan kepada orang lain (pembaca). Meski value itu kecil, tapi mestinya selalu ada karena kita (saya) ingin menjadi orang yang lebih baik.
ADVERTISEMENT