Catatan Kecil dari Teror Sinai

Konten dari Pengguna
1 Desember 2017 11:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rizki Mubarok tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Siang itu seminggu yang lalu Ahmed bersama anaknya bersiap untuk melakukan kewajibannya sebagai seorang muslim, yakni sholat Jumat. Hari itu seperti Jumat pada minggu lainnya, tidak ada yang berbeda. Anak Ahmed, Yazid terlihat antusias karena akan ikut ayahnya shalat jumat.
ADVERTISEMENT
Tiba di pelataran masjid, semua terlihat biasa saja. Ahmed dan anaknya terlihat sangat antusias mendengar khatib berkhutbah saat itu. Ya, memang sesekali Yazid merasa terkantuk-kantuk.
Hal yang aneh tiba-tiba terjadi ketika khatib hampir selesai berkhutbah, banyak sekali pria-pria bersenjata datang dan mengepung sekeliling masjid.
Tak lama setelah itu tiba-tiba duaaaaar. Bom meledak, Ahmed dengan seketika menggendong Yazid keluar, kepanikan pun menyelimuti semua jamaah masjid tersebut. Mereka berbondong-bondong keluar.
Taukah anda apa kiranya yang menunggu Ahmed, Yazid dan jamaah lainnya di pintu keluar? Yang menunggy bukanlah keselamatan, melainkan timah-timah panas yang siap dilepaskan oleh orang-orang yang sudah siaga mengokangkan senjata ke arah kerumunan.
ADVERTISEMENT
Setelah itu, Anda semua pastinya tahu apa yang terjadi, Yazid yang masih kecil harus melihat mayat-mayat berkelimpangan karena di beronding peluru, bahkan dari mayat-mayat itu ada beberapa yang merupakan teman sepermainan dia. Tak habis akal, Ahmed dan jamaah lain yang masih selamat berusaha lari kearah lain, ya dan masih bisa tertebak, diarah lain, puluhan pria dengan senjata siap menunggu untuk pembantaian selanjutnya.
Mungkin saat itu, Tuhan belum menyuruh mereka berdua untuk mengahadap Nya. Setelah lolos dari tiga jerat maut, Ahmed berfikir bahwa sepertinya menuju kearah parkiran mobil adalah salah satu cara yang aman, karena bisa berlindung dari peluru dari balik mobil. Naasnya, sang pembantai juga berfikir hal yang demikian. Dan tiba-tiba duaaar. Di mobil-mobil itu sudah terpasang bom. Tiba-Tiba setengah sadar, Ahmed menemukan bahwa Yazid sudah tidak bernyawa dipelukannya, efek bom dan luka-luka karena ledakan pertama, membuat Yazid lebih cepat merasakan kebahagiaan yang abadi.
ADVERTISEMENT
Kematian Yazid merupakan sebuah pukulan telak bagi Ahmed, bagaimana tidak. Saat ini Yazid sedamg lucu-lucunya, mempunyai mata bundar kebiru-biruan, kulit putih, hidung mancung, Yazid terlihat sangat tampan, bahkan dia masih sangat tampan meskipun sudah tidak bernyawa. Ditengah kesedihannya dan harapan yang seakan sudah tidak ada lagi, tiba-tiba suara sirine berbunyi.
"Alhamdulillah, bantuan sudah datang, " begitulah Ahmed kira-kira berfikir. Setelah ambulance datang, sepertinya bukan bantuan lagi yang datang, karena ambulance-ambulance itu pun tak luput dari timah panas sang peneror tersebut, sampai saat itu pun Ahmed hanya bisa pasrah, sampai pada akhirnya sebuah berondongan peluru menembus kulitnya dan sampai kepada jantungnya, saat itu pula Ahmed menghadap yang kuasa. Akan kuceritakan apa yang kalian lakukan kepada Tuhanku, begitulah kalimat terakhir yang keluar dari mulut Ahmed.
ADVERTISEMENT
Hal diatas adalah kisah imajiner dari referensi media yang memberitakan teror yang terjadi di Sinai, Mesir. Teror yang memakan korban lebih besar dari teror Paris, Jerman atau negara Eropa lainnya, tapi teror ini juga teror yang paling sepi pemberitaan dari media internasional. Ah itu hal yang membosankan bila saya membahas itu.
Mungkin lebih elok apabila saya membahas mengenai orang-orang yang melakukan hal tersebut. Pelaku teror ditengarai adalah salah satu kelompok yang berbaiat kepada ISIS, ya ISIS yang sekarang sudah sampai di Asia Tenggara tepatnya Filipina. ISIS kelompok yang menggunakan bendera panji-panji rasulullah untuk membunuh. Mereka meneror daerah dengan penduduk mayoritas islam, bahkan dari ratusan orang yang meninggal, sekitar 30 orang adalah anak-anak.
ADVERTISEMENT
Lalu, masihkah anda mengatakan bahwa isis melakukan atas nama islam? Mengutip kata-kata Obama dalam pidatonya dia mengatakan, "Terorism has no religion". Yes, i do agree with that. #PrayForSinai