Dari 212 ke Bandara Soetta

Konten dari Pengguna
3 Desember 2017 9:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rizki Mubarok tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dreet dreeet.. Tiba-tiba handphone ku berbunyi, disitu terpampang mengenai penugasan pada hari sabtu. Ya setelah tubuh ini rehat sejenak, akhirnya mau tak mau harus siap lagi bertugas kembali. "Rizki Mubarok stay di pintu keluar masjid, pantau masa yang keluar-masuk" begitulah kira-kira penugasan yang diberikan oleh korlip.
ADVERTISEMENT
Setelah memejamkan mata sejenak, sekitar jam setengah 4 handphone terus saja bergetar, hal itu yang membuatku terbangun, padahal rencana aku mau bangun jam 4. Ternyata di grup banyak sekali sudah gambar dan video yang terkirim. Tak berapa lama karena tak ingin kehilangan momen aku pun melewatkan momen mandi. "Ah sudahlah di acara seperti ini susah untuk bertemu jurnalis cantik" begitulah pikirku kira-kira.
Setelah cuci muka, gosok gigi aku bersiap untuk mengeluarkan motor, kira-kira jam 4 kurang 15 aku sudah jalan dari rumah. Sebelum tiba disana, tepatnya di daerah harmoni ada chat masuk, "Rizki, kamu di daerah monas ya, " chat masuk dari mas Indra. Aku jawab saja, siap.
ADVERTISEMENT
Sial, aku dapat parkir yang jauh sekali dari monas, tepatnya di depan juanda, tapi tak apalah, hitung-hitung olahraga, siapa tahu dari susu beruang, perut ini bisa berubah jadi six pack.
Acara reuni tersebut, kuakui sangatlah ramai, takbir dimana-mana. Pakaian putih dimana-mana, dan yang terpenting makanan gratis dan minuman gratis pun dimana-mana. Banyak hal yang unik di situ, mulai dari para peserta yang saling memperingati untuk tidak menginjak rumput sampai wiro sableng.
Wiro sableng yang paling unik yang aku temui, dia narsis sekali kupikir, ketika ditanya dia mengakui kalau memakai hal tersebut tujuannya agar dia bisa viral. Pak wiro sableng, anda sudah saya masukan ke berita, viral tidaknya tergantung masyarakat yah pak.
ADVERTISEMENT
Acara reuni tersebut akhirnya berakhir sekitar pukul 12.00, setelah acara selesai ada chat masuk dari atasanku, "Makan sholat dulu, santai dulu, " begitulah kira-kira, dan ada tambahan, "Ntar siap-siap dipindah yah, " Akhirnya benar juga dipindah, saya disuruh menuju ke bandara, setelah diberi kode grab akhirnya saya meluncur ke bandara.
Driver grab tanya padaku , " Terminal berapa mas?," kujawab, terminal 3 ya pak, internasional. Wah sudah berasa akan ke luar negeri (oiya ini kapan ya? *kode) saja aku haha. Tak berselang lama dari acara kunjungan Dirut Garuda aku sampai juga di bandara, setelah sholat aku berkumpul dengan kawan media lain, ah untunglah semua TV, tidak ada media online lainnya.
ADVERTISEMENT
Ya proses berjalan seperti biasa, tidak ada konferensi pers, hanya doorstop. Hal yang menyebalkan terjadi, entah kenapa sejak jam 8 tidak ada grab yang menerima orderanku, sial kupikir, mana aku tidak bawa uang cash banyak pula.
Setelah kurang lebih 45 menit tidak ada juga yang menerima orderanku, atasanku menyarankan untuk naik taksi. Anehnya, setelah aku bersiap ke arah pool taksi, eh tiba -tiba ada grab yang menerima orderanku, alhamdulillah.
Jujur saja, ini pertama kalinya aku di bandara Soekarno-Hatta, aku kira akan dijemput pas di depan pintu keluar, eh malah aku disuruh ke arah parkiran, dan itu jauh sekali dari pintu keluar, ah sial. Selain itu aku nyasar dan itu membuat perjalananku semakin jauh saja.
ADVERTISEMENT
Ah sudah, rasanya sekian saja curhatku hari ini, aku kehabisan bank kata.