Jakarta Kita - Aspirasi dari Penikmat Kuliner Jakarta

Rizki Munazat
Sederhana, Biasa, Bersahaja
Konten dari Pengguna
10 April 2017 20:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rizki Munazat tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Jakarta itu kota 24 jam, tidak pernah tidur tetap terjaga siang dan malam. Makanan apa saja semua ada disini, mulai dari harga mahal - murah, makanan khas mana saja, restauran maupun tenda.
ADVERTISEMENT
Nah permasalahan di Jakarta ini kan makin banyak pendatang yang tinggal di Jakarta, makin banyak kebutuhan, makin banyak peluang untuk membuat usaha ini itu. Baik lapak resmi maupun tidak resmi, seringkali kita lihat berjejer tenda - tenda makanan di Jakarta. Coba liat, beberapa daerah kalau siang tadinya restauran dan bengkel, pada malam hari berubah jadi tenda - tenda tempat menjual makanan. Memang asyik karena jadi tidak sulit ketika kita mencari makan apa, tapi masalahnya itu juga banyak. Apa saja masalahnya dan aspirasi dari saya untuk Jakarta?
Kemacetan Jakarta
Seringkali macet di Jakarta ini saya temukan penyebabnya karena kendaraan yang berhenti dan parkir sembarang di jalan. Salah satunya karena mereka parkir dan berhenti untuk mampir makan di tenda pinggir jalan. Seperti sate Taichan di Senayan, banyak banget orang parkir sembarang. Sudah seharusnya Pemprov DKI mengurus masalah pengamanan parkir dan berhenti dijalan pada malam hari. Ingat, kehidupan di Jakarta itu 24 jam bukan siang hari saja yang ditertibkan.
ADVERTISEMENT
Ormas Preman
Beberapa kali saya sering ngobrol sama orang yang memiliki usaha atau membuka usaha semacem restauran, mereka seringsekali diminta "Uang Rokok" sebagai keamanan sekitar. Loh, memang tidak aman untuk membuka usaha di Jakarta? ayolah, berikan solusi masalah ormas - ormas preman seperti ini. Karena sangat mengganggu sekali.
Makanan Khas Jakarta
Banyak yang tidak tahu makanan khas orang Jakarta, padahal mereka sendiri tinggal di Jakarta. Kemana keberadaan mereka? mungkin kalau kamu jalan ke daerah tertentu masih ada penjual restauran khas betawi seperti Pecak Gurame dan makanan khas Jakarta lainnya. Nah di Jakarta sendiri bagi saya susah sekali mencarinya, apa karena lahan sewa di Jakarta terlalu mahal? Atau karena penikmat makanan khas Jakarta sudah mulai berkurang dikarenakan kurangnya sosialisasi makanan tersebut dari warganya sendiri?, coba kasih sesuatu yang eksklusif untuk warga Jakarta asli, agar mereka dapat melestarikan budaya dan produk budaya mereka seperti makanan khas. Jadi bagi mereka yang dari luar kota pun waktu pulang kampung dapat membawa oleh - oleh khas Jakarta.
ADVERTISEMENT
Apa untungnya jadi warga Jakarta asli dibanding pendatang? kalau mereka dianggap sama. Pasti makin bertambah terus orang pendatang dan Jakarta akan padat, permasalahan pun makin meningkat. Berikanlah persyaratan khusus kepada warga pendatang yang tinggal di Jakarta.