Konten dari Pengguna

Bukan Sekadar Kertas: Gen Z, Yuk Cinta, Bangga, dan Paham Rupiah!

Rizki Pradipto Widyantomo
Central Banker at Bank Indonesia
7 Oktober 2024 10:44 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rizki Pradipto Widyantomo tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Rupiah yang dikenal oleh Gen Z saat ini bukan cuma uang kertas dan uang logam, namun lebih banyak uang digital.

ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Gen Z tumbuh di tengah pesatnya kemajuan teknologi digital, di mana segala hal bisa dilakukan hanya dengan sekali sentuh layar—termasuk urusan keuangan. Pembayaran lewat aplikasi, transaksi e-wallet, hingga penggunaan QR code sudah menjadi bagian dari keseharian mereka. Di dunia yang semakin cashless ini, pentingkah untuk memahami dan menghargai Rupiah, mata uang kita sendiri? Jawabannya adalah sangat penting, dan inilah mengapa kita semua, khususnya generasi muda, harus Cinta, Bangga, dan Paham Rupiah.
ADVERTISEMENT
Kita mungkin sering kali melihat uang tunai sebagai alat tukar belaka—sekadar selembar kertas yang memiliki nilai nominal. Namun, sebetulnya Rupiah jauh lebih dari itu. Rupiah adalah simbol identitas bangsa kita. Ia adalah cerminan dari kekayaan budaya, perjuangan sejarah, dan kedaulatan Indonesia. Setiap lembar Rupiah yang kita pegang memiliki kisah, dan mencintai Rupiah berarti menghargai kisah tersebut.
Sumber : Bank Indonesia
Cinta terhadap Rupiah mungkin terdengar abstrak, tetapi sebenarnya sangat praktis dan nyata. Bayangkan proses panjang yang harus dilalui untuk menghasilkan selembar uang kertas. Dari desain yang dibuat oleh para seniman terbaik bangsa hingga teknologi keamanan canggih yang digunakan untuk mencegah pemalsuan. Menurut data dari Bank Indonesia, setiap lembar uang kertas diproduksi dengan biaya yang tidak sedikit—bisa mencapai Rp 500 hingga Rp 1.000 per lembar tergantung pada nominal dan fitur keamanan yang digunakan. Ini berarti, selembar uang 50 ribuan yang kita genggam bukan hanya kertas biasa, tapi hasil dari proses produksi yang kompleks dan investasi yang besar.
ADVERTISEMENT
Mencintai Rupiah, artinya kita menjaga dan merawat uang itu dengan baik. Menghindari melipat secara sembarangan, tidak mencoret-coret, dan menyimpannya di tempat yang aman adalah cara sederhana namun berarti untuk menunjukkan penghargaan terhadap mata uang kita. Bagaimanapun, setiap Rupiah yang kita rusak akan memaksa negara untuk mengeluarkan biaya tambahan untuk mencetak penggantinya.
Lebih dari itu, kita juga harus merasa bangga terhadap Rupiah. Ada alasan kuat mengapa desain uang kertas kita menggambarkan berbagai pahlawan nasional, kebudayaan, dan keindahan alam Indonesia. Lihatlah lembaran uang Rp 50.000 yang menampilkan wajah Ir. H. Djuanda Kartawidjaja, sang arsitek Deklarasi Djuanda yang menyatukan wilayah perairan Nusantara. Atau lembar Rp 75.000 yang menampilkan proklamator Bung Karno dan Bung Hatta serta gambar tarian dan pakaian adat dari berbagai daerah. Ini adalah representasi dari kekayaan dan keberagaman bangsa kita—sesuatu yang harus kita banggakan.
ADVERTISEMENT
Namun, kenyataannya masih banyak yang cenderung lebih memilih menggunakan mata uang asing dalam transaksi atau simpanan, menganggapnya lebih stabil atau “bernilai tinggi”. Padahal, dengan menggunakan Rupiah, kita berkontribusi langsung pada stabilitas ekonomi negara. Data dari Bank Indonesia menunjukkan bahwa penggunaan Rupiah dalam negeri yang kuat berkontribusi pada pencapaian inflasi yang terkendali, berada pada kisaran target 3±1% di tahun 2023. Dengan bangga menggunakan Rupiah, kita membantu menjaga stabilitas ini, mengurangi ketergantungan pada mata uang asing, dan memperkuat fondasi ekonomi nasional.
Memahami Rupiah juga berarti memahami peran dan nilai dari uang yang kita miliki. Pada tahun 2023, ditemukan sekitar 40 ribu lembar uang palsu yang beredar di masyarakat. Jumlah ini mungkin tidak signifikan jika dibandingkan dengan total uang yang beredar, tetapi risiko kerugian yang diakibatkan oleh uang palsu sangat nyata, terutama bagi mereka yang kurang paham tentang ciri-ciri keaslian Rupiah. Oleh karena itu, kita harus paham bagaimana mengenali uang asli dengan cara yang sederhana namun efektif: Dilihat, Diraba, Diterawang. Ketiga langkah ini adalah senjata utama kita untuk memastikan uang yang kita terima adalah asli.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, pemahaman tentang Rupiah di era digital juga sangat penting. Generasi Z sangat terbiasa menggunakan pembayaran digital, seperti QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard), yang kini sudah diadopsi oleh lebih dari 30 juta merchant di seluruh Indonesia. Pada tahun 2023, transaksi menggunakan QRIS mengalami peningkatan sebesar 128%, dengan total nilai mencapai lebih dari Rp 500 triliun. Ini menunjukkan bahwa Rupiah tetap relevan di tengah perkembangan teknologi finansial. Dengan memahami bagaimana transaksi digital beroperasi dan bagaimana Rupiah mendukung sistem ini, kita bisa melakukan pembayaran dengan lebih aman dan efisien.
Transaksi digital memang menawarkan kemudahan, tapi penting untuk selalu ingat bahwa semua transaksi ini, pada intinya, menggunakan Rupiah. Setiap kali kita mengisi saldo e-wallet atau membayar dengan QR code, Rupiah adalah mata uang yang mendukung transaksi tersebut. Artinya, di balik segala kemudahan teknologi, Rupiah tetap menjadi pilar utama yang menopang stabilitas dan pertumbuhan ekonomi.
ADVERTISEMENT
Sebagai generasi muda, kita memiliki kekuatan besar untuk mempengaruhi masa depan bangsa. Dengan menjadi generasi yang Cinta, Bangga, dan Paham Rupiah, kita berkontribusi pada kemandirian ekonomi Indonesia. Saat kita merawat uang kertas yang kita miliki, kita membantu mengurangi biaya produksi yang dikeluarkan oleh negara. Saat kita memilih menggunakan Rupiah dalam transaksi, kita membantu menjaga stabilitas ekonomi dan mengurangi ketergantungan pada mata uang asing. Dan ketika kita memahami ciri-ciri keaslian uang, kita membantu menciptakan lingkungan ekonomi yang aman dari penipuan.
Jadi, mulai sekarang, ketika kalian memegang uang tunai atau membuka aplikasi e-wallet untuk melakukan transaksi, ingatlah bahwa Rupiah bukan sekadar angka atau alat tukar. Ia adalah simbol dari kerja keras, perjuangan, dan kebanggaan kita sebagai bangsa Indonesia. Mari kita tunjukkan bahwa generasi Z bukan hanya cerdas dan inovatif, tapi juga peduli dan bangga terhadap identitas kita. Dengan Cinta, Bangga, dan Paham Rupiah, kita menjaga masa depan ekonomi bangsa dan memperkuat kedaulatan Indonesia di tengah tantangan global yang semakin kompleks.
ADVERTISEMENT