Konten dari Pengguna

Tiga Serangkai: Berdirinya Indische Partij

Rizki Rahmawati
Mahasiswa Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Semarang
20 Februari 2022 13:14 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rizki Rahmawati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Berbicara persoalan sejarah Indonesia, tidak pernah tertinggal salah satu masa yang dikenal dengan sebutan "Masa Pergerakan Nasional". Di mana, pada masa ini banyak berdiri organisasi-organisasi yang turut bergerak melawan aksi penjajahan yang telah berlangsung lama di Indonesia. Ternyata selain dengan perlawanan fisik, bangsa Indonesia juga melakukan perlawanan guna memperjuangkan kemerdekaan melalui jalur organisasi-organisasi pergerakan nasional. Dari macamnya organisasi pergerakan nasional, salah satunya adalah Indische Partij.
ADVERTISEMENT
Tiga Serangkai Pendiri Indische Partij
Organisasi Indische Partij didirikan oleh tiga tokoh yang kemudian di kenal dengan sebutan "Tiga Serangkai". Ke tiga tokoh pendiri Indische Partij tersebut di antaranya yaitu E.F.E. Douwes Dekker atau Dr. Danudirjo Setiabudi, dr. Tjipto Mangunkusumo, dan Suwardi Suryaningrat yang tidak lain adalah Ki Hajar Dewantara.
"Tiga Serangkai" pendiri Indische Partij. Foto: muspen.kominfo.go.id
E.F.E. Douwes Dekker atau Dr. Danudirjo Setiabudi berperan sebagai penggagas utama berdirinya Indische Partij, yang juga merupakan seorang indo. Kehidupan menjadi seorang Indo membawanya pada diskriminasi status sosial, di mana pada masa itu terdapat perbedaan perlakukan antara orang-orang Belanda totok, indo, dan bumiputera. Dengan adanya diskriminasi kehidupan sosial masyarakat tersebut, Ia kemudian menginginkan adanya perbaikan nasib. Di mana untuk mengubahnya harus ada kerja sama antara kaum indo dan bumiputera yang kemudian melahirkan ideologi nasionalisme. Hal tersebut kemudian menjadi dasar dari terciptanya Indische Partij.
ADVERTISEMENT
Sebagai lulusan dari STOVIA, dr. Tjipto Mangunkusumo ikut terlibat dalam pergerakan nasional. Ia sendiri banyak menuangkan pemikiran-pemikiran kritisnya yang kemudian dimuat dalam surat kabar De Locomotief. Ia berpikiran bahwa untuk menghentikan aksi kolonialisme harus ada perjuangan melalui jalur politik. Di mana Ia kemudian memutuskan keluar dari organisasi Budi Utomo dan bergabung untuk mendirikan Indische Partij. Selain dari ke dua tokoh tersebut, terdapat tokoh Suwardi Suryaningrat atau yang dikenal dengan nama Ki Hajar Dewantara. Dalam tulisan-tulisannya, dikemukakan betapa pentingnya nasionalisme Hindia melalui perjuangan politik untuk kehidupan sosial yang lebih baik. Dengan demikian ke tiga tokoh tersebut bersatu dan bersama-sama mendirikan Indische Partij.
Berdirinya Indische Partij
Indische Partij sendiri berdiri pada tanggal 25 Desember 1912, sekaligus menjadi organisasi politik pertama di Indonesia yang saat itu masih dengan nama Hindia Belanda. Organisasi ini memiliki keunikan yang terletak pada namanya yang masih menggunakan bahasa Belanda, hal ini tidak lain karena pada masa itu bahasa Belanda merupakan bahasa utama di kalangan kaum terpelajar. Selain itu, penggunaan sebutan "Indonesia" masih belum lazim disebutkan sehingga menggunakan kata "Indische".
ADVERTISEMENT
Organisasi ini menjadi wadah perjuangan dengan wujud partai politik yang terbuka bagi semua orang di Hindia Belanda dengan mengusung ideologi nasionalisme Hindia. Douwes Dekker sebagai salah seorang pendiri menyebutkan bahwa tujuan dari pembentukan Indische Partij adalah mempersiapkan negara mandiri yang bebas dari belunggu Belanda. Mengusung semangat patriotisme yang tinggi, organisasi ini berkembang pesat sampai pada daerah-daerah yang ada di Indonesia pada masa itu.
Berakhirnya Indische Partij
Sebagai salah satu organisasi masa pergerakan yang menjadi tonggak awal terbentuknya partai politik di Hindia, ini membawakan dukungan positif dari berbagai pihak. Pada perkembangannya, organisasi ini berhasil mendapatkan anggota hingga ribuan orang dari berbagai kalangan. Di sisi lain, eksistensi dari organisasi Indische Partij tersebut tidak membawa keberuntungan bagi pihak pemerintah kolonial Belanda. Oleh karena itu, pada 1913 pemerintah kolonial Belanda menetapkan Indische Partij sebagai organisasi berbahaya serta mengasingkan Tiga Serangkai selaku pendiri organisasi Indische Partij tersebut.
ADVERTISEMENT